SEHABIS mengantar Binar, Syuja langsung melajukan mobilnya menuju rumahnya. Setiba didepan pintu, seketika langkahnya terhenti.
Alin berdiri diambang pintu dengan wajah tak terbaca.
"Ka Ucha abis dari mana?"
Alin sudah berdiri didepan rumah, sekitar satu jam lamanya. Cewek itu menunggu Syuja karena sudah jam delapan tapi belum pulang juga.
"Aku abis nganter Binar pulang."
"Kenapa tadi ga bangunin Alin? Kan Alin juga mau ikut." Cemberutnya.
Sehabis basket tadi sore, Syuja memang menyuruh Alin untuk mandi, makan dan langsung istirahat. Kondisi Alin saat ini, rentan sakit. Hingga membuat Syuja khawatir akan kondisinya.
"Emangnya kamu mau ngapain ikut?" Syuja mengusap lembut puncak kepala Alin sambil tersenyum.
"Mendingan juga tidur dirumah biar cepet sembuh." Lanjutnya lagi.
Alin membalas senyumannya dengan sumringah. Ternyata Syuja masih selalu mencemaskannya.
"Alin sama Bi Sum tadi udah masak sop iga buat Ka Ucha. Kita makan bareng ya Ka."
"OK SIAP BOS!" Tangan Syuja terangkat hormat kemudian merangkul bahu Alin untuk mengajak cewek itu masuk.
"Lain kali jangan kayak gini lagi. Cuaca diluar dingin, ga baik buat kesehatan kamu."
"SIAP KAPTEN!" Balas Alin tak kalah semangat.
Mereka berdua tertawa bahagia, seolah waktu telah berputar kembali pada masa-masa dulu saat mereka kecil.
***
Dilain tempat.
Binar sudah berbaring ditempat tidurnya. Dia memeluk erat boneka anak ayamnya yang dikasih tukang parkir tadi. Matanya memandangi langit-langit kamar dengan senyuman berseri.
Maafin aku Bin, jangan marah lagi.
-Syuja.
Binar menemukan secarik kertas yang diam-diam terselip dibonekanya. Kalimat yang tertulis dinote itu terus terbayang dan cukup membuatnya bahagia.
Dia merubah tidurnya menjadi tengkurap dengan gulingnya sebagai penyangga.
Tersambung.
"Hallo? Kenapa Bin?" Ucap seseorang disebrang sana.
Binar berusaha menarik nafasnya agar tidak gugup. Entah kenapa, ia merasa seperti awal-awal pacaran.
"Kamu lagi apa?" Tanya Binar basa-basi dengan senyumannya yang tak pernah luntur sedikit pun.
"Lagi makan sayang. Mau?"
Jantung Binar semakin berdebar saat cowok itu memanggilnya sayang.
Sejak kapan aku jadi cewek kurang belaian kayak Nata.
"Aku juga udah."
"Aneh, ga biasanya kamu telepon duluan. Lagi rindu ya?" Tuduh Syuja curiga.
"Engga, sok tau. Kamu nyebelin banget sih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Binar Bentala Bianglala (END)
Teen Fiction[SUDAH TERBIT DI GUEPEDIA] Binar Bentala Bianglala, nama yang indah juga puitis tapi, tak seindah itu kisah asmaranya. Dia, cewek yang dianggap paling beruntung karena memiliki pacar seorang Reygan Syuja Pratama, cowok tampan, temperamen dan ditakut...