4 - Kehadirannya

88 33 41
                                    

WAKTU sudah menunjukkan 17:00 tapi tim basket Syuja masih tetap latihan untuk tanding minggu depan. Entah untuk keberapa kalinya, Syuja memasukkan bola kedalam ring basket. Kaki dan tangannya begitu handal, sangat lincah pantas saja jika dia dijadikan leader basket.

"Ka Ucha!"

Tidak hanya Syuja, anggota yang lainnya pun ikut menghentikan aktivitasnya. Bahkan, mereka membelalakkan mata sangat lebar dikala gadis yang tidak mereka kenal dengan lancangnya memeluk Syuja.

Syuja hanya diam tak merespon. Otaknya benar-benar buntu tak tau harus berkata apa dan berbuat apa.

"Ka Ucha aku rindu Kaka."

Tak ada jawaban.

Rio yang mengerti suasana menjadi hening sesegara mungkin dia menyuruh anggota basket yang lainnya untuk pulang.

"Brad, latihannya dilanjut besok lagi! Udah sore, nanti emak-emak Lo pada ngamuk lagi sama gue!"

"Ya udah Yo kita duluan."

Sebuah tangan menepuk pelan bahu Rio, "awas Yo nanti Lo jadi obat baygon disini." Bisiknya diakhiri dengan gelakkan tawa anggota basket yang lain.

"Ssshh anjir!"

Tangan Rio sudah siap melemparkan sepatunya tapi mereka semua lebih dulu kabur.

"Aku juga rindu kamu." Dari sekian banyak uantaian kata, ternyata hanya kalimat itu yang mewakili perasaan Syuja saat ini.

Rio semakin dibuat terkejut saat Syuja membalas pelukkan gadis itu. Rio pikir, Syuja akan mendorongnya seperti biasa jika ada cewek yang berani menyentuhnya selain Binar.

Binar?! Rio jadi teringat akan gadis itu.

"Ya Tuhan sekarang gue harus gimana?"

***

Binar sudah sampai dirumahnya sejak tadi sore. Sekarang jam delapan malam dan Binar pun sudah mengenakan pakaian santai dengan mengikat asal rambut ikalnya.

"Binar, makan malam duluu. Mama udah siapin menu spesial buat kamu." Teriak Sarah dari lantai bawah.

"Iya Ma."

Binar meletakan kembali ponselnya diatas kasur, kemudian berjalan menuruni anak tangga. Seketika itu, langkahnya terhenti melihat Syuja yang tersenyum simpul menatapnya.

"Binar, ini ada Syuja katanya mau makan bareng sama kita. Terus, dia juga bilang sama Mama lagi rindu sama kamu." Jelas Sarah diakhiri tawa pelan.

Sambil terkekeh Binar menghampiri Sarah dan juga Syuja yang sudah duduk dikursi meja makan.

"Binar juga heran Ma, tiap hari Syuja rindu terus sama Binar."

"Ya bagus, berarti menantu Mama ini cinta banget sama kamu."

Kriiiinggg..

"Kalian lanjutin aja makannya ya, Mama mau angkat telepon dulu."

Sarah meninggalkan mereka berdua menuju ruang tamu dimana suara ponselnya berdering.

Binar Bentala Bianglala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang