19 - Strategi Abin

37 12 3
                                    

PEMBELAJARAN sudah berlangsung sekitar dua jam kebelakang. White board yang menjadi saksi bisu Bu Senta mengajar sudah dipenuhi berbagai rumus fisika beserta pasukan-pasukannya.

Bintang yang notabennya murid baru, sama sekali tidak menulis, tidak memperhatikan sedikitpun rumus didepan. Kedua tangannya hanya menumpu dagu diatas meja membiarkan buku dan pulpennya sebatas pajangan saja. Matanya begitu sibuk memperhatikan punggung Binar yang sedang menulis dengan tenangnya.

Ga salah emang gue pindah sekolah.

"Sekarang, Ibu akan kasih kalian tugas kelompok untuk dikumpulkan minggu depan."

Suara Bu Senta menghentikan para siswa melihat ke bor dan beralih kepadanya, terkecuali Bintang si murid baru yang masih berkhayal bersama sang pujaan hati, Binar.

"Ibu yang akan membagi kelompoknya dan kalian tidak boleh ada yang membantah."

"Yaahh Bu pilih sendiri aja Bu."

"Kamu Ibu kasih 300 soal kimia sama fisika mau?"

Seketika murid yang protes itu bungkam. Memang ancaman yang luar biasa dan abadi!

"Satu kelompoknya Ibu bagi dua orang saja. Sesuai dengan urutan absen. Aidzin, Anya. Arsyila, Binar. Cetar, Cihuy. Blablablaa.. Zefara, Bintang."

"Yes!" Sudah duo combro itu duga pasti mereka akan satu kelompok.

"Cendol dawet!!"

"Cendol dawet seger!"

"Piro? Lima ratusan!"

"Takinta kinta eee.."

"Takinta kinta heeeey!"Cihuy dan Cetar bersorak ria. Mereka berdua tos-tos syantik ala cendol dawet. Ga apa otak mereka pas-pasan yang penting bisa seru-seruan!

"Wah emang tuh duo combro sableng Bin. Dikira nih kelomok mau bikin yel-yel gitu?!" Ungkap Nata tak habis pikir dengan kelakuan mereka.

"Parah! Parah! Parah BGT!! Nasib gue malang banget sih Bin ga bisa satu kelompok sama Lo. Masa gue satu kelompok sama si Sela sih yang kerjaannya juga suka nyontek sama orang! Double parah BGT! Ya Tuhan cobaan apa lagi iniii?!"

"Argghhh.."

Binar mengelus pelan pundak Nata, "sabar ya Nat."

"Ga bisa gitu Bu." Protes Bintang dengan cepat.

Semua pasang mata melihat kearahnya dengan gumaman pelan, "kamu ibu kasih 300 soal kimia sama fisika mau?"

Bintang sempat terkejut tapi langsung merubah ekspresinya setenang mungkin.

Ingat demi Lala!

"Ada apa Bintang? Zefara juga pintar kamu beruntung satu kelompok sama dia."

Bu Senta paham betul. Jika acara kelompok seperti ini para siswa pasti akan comment ingin satu kelompok dengan yang pintar dan rajin. Apa perlu dia menyebutkan ancaman abadinya pada Bintang?

"Bukan masalah pintar atau engganya Bu." Tegas Bintang.

"Lalu apa maksud kamu?"

Bintang menyunggingkan senyumnya, akhirnya masuk juga Bu Senta ke perangkapnya. Batin cowok itu.

"Ibu bilang sesuai dengan absen. Kalau gitu berarti saya absen 4 Bu, bukan terakhir."

Binar melihat kearah Bintang tidak terima. Jika Bintang absen 4, itu tandanya Binar akan satu kelompok dengan cowok itu.

"Kamu disini murid baru. Jadi, wajar jika kamu absen terakhir."

"Kalau gitu, berarti ini namanya ketidakadilan terhadap murid baru. Ternyata diPratama Sakti ada perbandingan antara murid lama dengan murid baru. Saya bisa melapor---"

Binar Bentala Bianglala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang