"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Salam Bintang penuh semangat 45 memasuki rumahnya.
Bukannya menjawab, Prakasa dan Bulan malah saling menatap aneh satu sama lain. Cowok yang duduk ditengah-tengah antara mereka pun sedang tersenyum sendiri ga beda jauh kayak orgil.
Berhari-hari Bintang hanya bisa melamaun sosok pandangan pertamanya dibis. Hingga akhirnya ilahi menurunkan malaikat berwujud copet kepadanya. Sangat bersyukur sekali, karena copet itu dia bisa ketemu lagi dengan pujaan hatinya Binar. Hingga sekarang, Bintang bisa satu kelas dengan Binar. Luar biasa wo ooo! Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan baby!
Sorot mata Bulan dan Prakasa seolah berkata, kenapa dia?
Emang tiap hari juga nih anak emang gila sih. Cuma yang sekarang gilanya ngelewatin finish start.
"Pah, nih anak bukan adek Bulan kan? Ini anak tetangga yang Papa pungut digot kan??"
"Ya kaleng!" Prakasa melempar kulit kacang tepat pada wajah Bulan yang menyembul disamping Bintang.
"Demi kekuatan bulan gue, Lo udah punya nomor dia?!" Bulan menatap tak percaya pada adiknya yang menunjukan kontak calon pacar diponsel hitamnya.
"Wadidaaaww.. Gila ya Lo!"
"Gimana sekolah barunya Bin? Lancar? Ceweknya udah dapet?"
Bulan berdecih pelan, "Cih, dasar bucin Lo Abin!"
"ABIN! Jadi kamu pindah sekolah karena cewek? YaAllah hurobiiiiii ngidam apa Mamah dulu hamil kamuuu?"
Prakasa yang mendengar amukan dari istrinya memilih menyibukan diri melihat sinetron indosiar ku menangiiiss membayangkan.. Cari aman, kebanding dia dipukul cutikan.
Masih memakai apronnya, dengan langkah cepat Renata menghampiri Bintang yang duduk diruang tamu. Dia sudah siap dengan cutikan ditangannya. Siap-Siap aja kamu Abin!
"Kamu malam-malam mohon sama Mama minta pindah sekolah bilangnya karena dibully dan ternyata kamu bohong?! Astagfir Abin!"
"Kebalik kali Ma, palingan si Abin yang ngebully anak orang." Celetuk Bulan.
Wanita paruh baya itu sudah berdiri mengacak pinggang pada ketiga mahkluk didepannya. Prakasa meneguk ludah, Bintang yang masih sibuk mengkhayalkan Binar dan yang udah heboh kayak sporter sepak bola, pokoknya Bulan semangat banget.
"Hajar Ma! Hajar!" Seru Bulan begitu roso.
Ingin sekali ya kau nak, adekmu babak belur.
Pletak.
"Aduh Ma, kok jadi Bulan sih yang dipukul? Kan yang bohong Abin!" Ujar Bulan tak terima.
Tangannya masih mengusap-ngusap kepalanya yang sedikit memanas.
Nih cutikan kayaknya dibakar dulu dah, panas bener! Rambut gue berasa hangus.
"Kamu juga sama aja, skripsi kok ga lulus-lulus. Heran ya Mama sama kamu. Inget umur, aduh gusti lama-lama Mama jodohin juga ya kamu sama si BinBin!"
BinBin loh itu, marmut tatangga yang jarang dimandiin. Haha.. pokoknya udah ga ada lucu-lucunya.
"Enak aja Ma! Jodoh Bulan Min yoongi rapper BTS yang super duper swag."
"Si Agus tukang bubur ayam yang sering lewat didepan rumah langganan kita?! Ya Allah hurobii.. Kamu mau jadi penerus bubur ayam dia gitu? Cinta bersemi sama tukang bubur ayam kamu Bulan?"
"Agus bubur ayam? Wtf Ma?" Dengan kasar Bulan mengambil kacang dimeja kemudian dimakannya.
"Suga Ma bukan si Agus bubur ayam!" Ralat Bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Binar Bentala Bianglala (END)
Teen Fiction[SUDAH TERBIT DI GUEPEDIA] Binar Bentala Bianglala, nama yang indah juga puitis tapi, tak seindah itu kisah asmaranya. Dia, cewek yang dianggap paling beruntung karena memiliki pacar seorang Reygan Syuja Pratama, cowok tampan, temperamen dan ditakut...