"Mulai sekarang lo harus menjauh dari Naka!" perintah Arka
"Emang kenapa?" tanya Pelita
"Tanya sama diri lo" ucap Arka
Ada apa sebenarnya? Mengapa sikap bang Arka tidak seperti biasanya terhadap Naka
"Gue butuh alasan, kenapa lo minta gue untuk menjauh dari Naka"
"Apa semua hal harus pakai alasan?"
"Iya"
"Kalau begitu, sampai kapanpun lo tidak akan menemukan cinta sejati"
"Maksudnya? Gue ngga ngerti"
"Terkadang, kita ngga butuh alasan untuk menilai seseorang, menyikapi keadaan dan merasakan rasa"
"Gue makin ngga ngerti"
"Nanti gue jelasin, sekarang lo masuk belajar yang bener, dan ingat jangan
bertemu sama Naka lagi""Gimana bisa ngga bertemu, gua sama Naka aja kan satu sekolah"
"Iya juga ya lupa gue"
"Lu sih udah tua jadi pikun"
"Kurang asem ya"
"Hahaha"
"Yaudah sana masuk"
"Iya"
"Nanti gue jemput, lo jangan pulang dulu"
"Siap"
***
"Woi" ucap Kevin mengagetkan Pelita
"Sialan lo"
"Lagian lu pagi-pagi bengong"
"SSG"
"Apaan tu"
"Suka-suka gue"
"Serah dah"
"Udah sana pergi! Gue ngga mau diganggu!!!"
"Oh gue tau, jangan-jangan lu lagi PMS yaaa"
Pelita pun menggeplak kepala Kevin
"Sakit dodol"
"Lagian lo jadi Manusia sok tahu banget"
Tiba-tiba teman-teman mereka yang lain pun datang
"Ada apa sih"
"Kevin nih"
"Kok gue, orang lu juga"
"Lu lah ngapain kesini"
"Lah kan ini sekolah oon"
"Kasar" ucap Sinta
"Hahaha" mereka tertawa
"Gue juga tahu ini sekolah!" ucap Pelita sambil mencubit pinggang Kevin
"Aw aw aw sakit" ucap Kevin meringis kesakitan
"Makanya jadi manusia jangan ngeselin" ucap Pelita kesal
"Hahaha" ucap mereka
Disaat Pelita dan teman-teman nya lagi tertawa, tiba-tiba Naka pun datang
"Pelita" ucap Naka
"Ngapain lo kesini?" ucap Rachel
"Gua mau ketemu sama Pelita" ucap Naka
"Sayang nya Pelita ngga mau ketemu sama lo" ucap Kevin
Pelita memilih diam saja
"Pelita, tolong izinkan aku menjelaskan semuanya" ucap Naka
"Puitis banget sih" ucap Sinta
"Hahaha" mereka tertawa
"Masih pagi, jangan merusak mood gue, lebih baik lo duduk ditempat lo sekarang" ucap Pelita
Naka terdiam
"Lo budek apa tuli! Pelita suruh lo duduk"
Naka tersenyum, karena Pelita sudah mau berbicara kepada dirinya, walau tidak secara langsung
"GGS" ucap Rachel
"Apa tuh GGS?" ucap Pelita
"Ganteng Ganteng Stress"
"Hahaha" mereka semua tertawa
Tiba-tiba Pak Budi datang dan mereka panik kemudian duduk ditempat nya masing-masing
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Kita mulai pelajaran hari ini"
***
"Jangan lupa kalian kerjakan tugas yang saya berikan. Besok kumpulan dimeja saya" ucap pak Budi
"Siap pak"
Satu persatu meninggalkan kelas. Kini hanya tersisa Pelita dan Naka, karena Pelita meminta teman-teman nya untuk pulang duluan saja dan meyakinkan kalau dirinya baik-baik saja
"Pelita" ucap Naka dan memegang tangan Pelita saat hendak keluar meninggalkan kelas
Pelita langsung melihat ke arah tangan yang dipegang Naka, otomatis Naka langsung melepaskan nya
"Maaf, tapi beri Aku kesempatan untuk menjelaskan semua nya" ucap Naka
"Waktu ku hanya 5 menit"
"Baiklah"
Pelita mulai mendengarkan alasan dari Naka
"Sudah habis" ucap Pelita saat melihat jam ditangan nya
"Oke"
"Sudah kan? Gue pulang sekarang" ucap Pelita
"Aku antar ya" ucap Naka
"Ngga perlu" ucap Pelita lalu pergi
***
"Lama banget sih lo. Lumutan nih gue nunggu dari tadi" ucap Arka
"Lebay"
Disaat Arka dan Pelita sedang berbicara, Naka datang. Kedatangan Naka ini seperti membangunkan macan yang sedang tidur
"Mau apa lo kesini?!" ucap Arka
"Gua mau minta maaf bang. Gua tau gua salah" ucap Naka
"Maaf? Kemarin-kemarin lo kemana aja? Lo udah buat adik gue nangis"
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Dia
JugendliteraturIni semua Tentang Dia. Tentang bagaimana saya menemukannya dan tentang bagaimana saya kehilangan dirinya. Akan saya ceritakan kembali dan berharap kalian menyukainya. Dan berharap kalian pun ikut merasakannya.