Setelah kejadian kemarin Arka semakin melarang Pelita untuk berdekatan dengan Naka.
Karena Naka dimata Arka saat ini adalah laki-laki yang tidak bertanggungjawab.
Karena Dia sudah membuat adiknya jatuh hati dan dengan seenaknya menjatuhkan hati.
Arka tahu betul sebenarnya jika laki-laki diawal pendekatan itu 99% modus. Dan Arka tidak mau adiknya terkena modus.
Karena Arka tahu laki-laki itu mengunakan logika bukan perasaan, karena adiknya sangat moddy'an akan sangat lebay jika sampai terkena modus laki-laki.*****
"Pelita cepat sarapan nya sudah siang, nanti telat" ucap Ibu
"Iya Bu"
"Ayah kemana Bu?" ucap Arka
"Ayah sudah berangkat" ucap Ibu
"Akhir-akhir ini Ayah sibuk banget"
"Iya, sarapan bareng Kita juga gabisa. Kita bangun Ayah sudah berangkat. Kita tidur Ayah baru pulang"
"Ayah sudah berubah"
"Iya, dulu Ayah sangat memprioritaskan keluarga daripada apapun. Tapi sekarang apapun menjadi prioritas utama daripada keluarga"
"Kita rindu"
Mungkin ini sedikit isi hati seorang anak kepada orangtuanya.
Karena orangtua juga harus mengerti anak. Terkadang anak juga harus dilibatkan dalam keputusan apapun. Agar anak merasa dianggap kehadirannya."Ayah itu sibuk, kerja dari pagi pulang malam itu semua demi kalian. Kalian ngga boleh seperti itu. Ibu ngga pernah mengajarkan kalian untuk tidak sopan sama orangtua." ucap Ibu
Arka dan Pelita menunduk dan terdiam
"Kita berdua minta maaf Bu" ucap Arka
"Iya Bu, maafin Kita. Kita tahu tidak sepantasnya Kita berbicara seperti itu" ucap Pelita sambil menangis
"Ibu sudah memaafkan Kalian. Ibu
tahu sebenarnya anak-anak Ibu baik""Makasih Bu" ucap Mereka
Merekapun langsung memeluk sang Ibu"Sama-sama sayang. Sudah cepat habiskan makanan Kalian, nanti telat!"
"Siap bos"
*****
"Bu Pelita berangkat dulu"
"Kamu berangkat naik apa?" tanya Ibu
"Naik ojek Bu"
"Diantar bang Arka aja ya. Ibu khawatir"
"Pelita bisa jaga diri Bu"
"Tetap saja Ibu cemas"
"Ibu benar. Lebih baik gua antar"
Tin-tin
"Ada siapa di depan?" tanya Ibu
"Lu pesan ojek dek?" tanya Arka
"Ngga" ucap Pelita
"Terus siapa?" ucap Arka
"Kita lihat saja" ucap Ibu
*****
"Naka" ucap Pelita
"Selamat pagi Tante. Saya izin mau mengajak Pelita berangkat sekolah bareng. Apa boleh?" ucap Naka
"Bo ..."
Belum sempat Ibu menjawabnya Arka sudah terlebih dulu memotong nya"Ngga boleh. Ngapain lo kesini?!"
"Abang ngga boleh begitu, niat Naka baik mau mengajak Pelita berangkat sekolah bareng" ucap Ibu
"Niat baik yang terselubung" ucap Arka
"Apa?" ucap Ibu
"Gapapa Bu. Lebih baik lo pergi sekarang, jangan pernah kesini lagi. Ingat satu hal, Jauh-jauh dari adik gue!" ucap Arka
Pelita kaget mendengar ucapan Arka. Tetapi Pelita memutuskan diam. Karena Pelita tahu, Arka seperti itu karena membela dirinya.
"Abang sudah!" perintah Ibu
Arka pun terdiam
"Abang benar Bu. Lebih baik Naka pergi. Pelita mau berangkat bareng Abang" ucap Pelita
"Kamu mau diantar Abang?" tanya Naka
"Emang nya kenapa kalau Pelita sama gue? Lo ngga suka?! Ada hak apa lo ngatur-ngatur Adik gue!" ucap Arka
"Sudah bang, ayo Kita berangkat. Terserah Dia mau sampai kapan menunggu disini" ucap Pelita
"Ayo, assalamualaikum Bu"
"Waalaikumsalam. Maafkan Arka dan Pelita ya Naka. Ibu juga ngga tahu kenapa mereka seperti itu" ucap Ibu
"Gapapa Bu. Mereka ngga salah. Disini Naka yang salah. Kalau begitu Naka juga pamit mau berangkat sekolah" ucap Naka
"Iya hati-hati" ucap Ibu
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
*****
"Mulai sekarang lo harus menjauh dari Naka!" perintah Arka
"Emang kenapa?" tanya Pelita
"Tanya sama diri lo" ucap Arka
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Dia
Ficção AdolescenteIni semua Tentang Dia. Tentang bagaimana saya menemukannya dan tentang bagaimana saya kehilangan dirinya. Akan saya ceritakan kembali dan berharap kalian menyukainya. Dan berharap kalian pun ikut merasakannya.