Kode

1 1 0
                                    

"Perhitungan banget jadi abang"

"Mau ngga?"

"Iya deh, apa syaratnya?"

"Kita bukan jalan tapi lari. 3 putaran aja. Terus yang kalah porsi makannya di kurangin setengah. Gimana? Oke deal" ucapan Arka membuat Pelita menganga, "Hah? Kira-kira aja dong. Lu mau bunuh gua secara halus?"

"Lebay lu. Ayo cepetan"

"Sabar"

Arka dan Pelita berlari mengelilingi komplek. Pelita berlari terlebih dahulu, lalu diikuti Arka. Arka sengaja berlari dibelakang Pelita, karena takut Pelita hanya berjalan tidak berlari.

"Abang kok dibelakang?"

"Biarin."

"Ih ngga seru dong"

"Ya terus mau nya bagaimana?"

"Kita balapan lari yuk" ajak Pelita

"Yakin?"

"Iyalah"

"Kalau kalah jangan nangis ya" ledek Arka

"Nggak lah. Abang kali yang nangis nanti haha"

"Sudah ayo mulai. Kamu ngomong terus dari tadi"

"Abang yang ngajakin ngobrol"

"Sudah siap-siap ayo"

"Mulai" Pelita lari lebih dulu

"Wah curang"

"Wlee, hahaha"

Pelita tak mempedulikan Arka yang terus berbicara seorang diri. Namun  terlalu bersemangat Pelita berlari, Pelita pun terjatuh. Namun ia merasa, ia jatuh pasti karena telah menabrak sesuatu. Lalu ia melihat ada seseorang yang mengulurkan tangannya, berniat untuk menolong.

Tanpa melihat terlebih dahulu siapa orang yang ingin menolongnya untuk bangkit, Pelita langsung memegang tangan itu dan berkata,

"Terima kasih ya sudah membantu saya untuk berdiri" kemudian Pelita melihat ke atas, ternyata yang menolongnya itu Naka, lalu berkata "Naka?"

"Sama-sama. Makanya jangan jatuh terus. Sudah besar masih aja suka jatuh. Seperti anak kecil baru belajar jalan kamu tuh. Lagian kenapa lari-lari sih?" ucap Naka tanpa ampun

"Kamu ini lagi bertanya atau lagi wawancara?"

"Maaf, hehe. Memangnya kamu sedang apa? Sampai tidak melihat sekeliling kamu dan menubruk aku"

"Maaf, aku tidak melihat kalau ada orang tadi. Aku sedang balapan lari dengan bang Arka" jawab Pelita

"Bang Arka? Dimana bang Arka? Aku cuma lihat kamu saja dari tadi" ucap Naka, dan Pelita menyadari hal itu.

Kini Pelita bertanya-tanya dalam hati, 'Dimana bang Arka? Bukankah bang Arka tadi mengikutinya dari belakang? Atau bang Arka sudah membohongi dirinya lalu memutar arah dan kembali ke rumah?

Naka melihat Pelita sedang melamun lalu menepuk pundaknya dan hal hasil Pelita kaget,

"Astaghfirullah Naka. Kalau aku jantungan bagaimana?"

"Lebaynya kambuh. Dikagetin sedikit doang langsung jantungan hahaha" ledek Naka

"Ya bisa saja, kan kamu ngga tahu"

"Iya deh terserah tuan putri saja"

"Hehe"

"Kita duduk di taman dulu yuk. Kamu pasti capek abis lari sampai jatuh hahaha" ledek Naka

"Menyebalkan"

Naka dan Pelita duduk di bangku taman

"Huft capek banget"

"Mau minum?" tanya Naka

"Boleh satu"

"Oke tunggu disini"

"Iya"

Sesampainya Naka membeli air putih, Naka tak melihat keberadaan Pelita di bangku taman tapi Pelita tidak kemana-mana, Pelita hanya beranjak sejenak ke ayunan, karena Naka tidak kunjung datang.

"Dicariin rupanya disini. Nih air putih nya" ucap Naka

"Hehe, makasih. Kamu beli 2 botol saja lama sekali. Beli nya dimana?"

"Tadi ramai makanya harus ngantri. Kamu dari dulu ngga pernah bisa sabar sedikit ya"

"Karena aku ngga mau menunggu"

Naka mencoba mencerna semua ucapan Pelita, 'aku ngga mau menunggu' apa mungkin Pelita memberikan kode kepada dirinya?

Bersambung

Tentang DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang