Disclaimer: I do NOT own Harry Potter nor its universe, only ownership is Remianda and other additional characters!Happy reading guyssss
○●○●○●○●○●○● ●○●○●○●○●○●○
"Harry!"
Kedua mata anak laki-laki itu terbuka dengan cepat, memperlihatkan bola matanya yang indah berwarna hijau menenangkan, namun begitu terlihat ketakutan. Ia bermimpi buruk, suatu cahaya hijau dan teriakan perempuan menakutinya di mimpinya. Ia mengeluh perlahan ketika kacamatanya di pakaikan padanya dan lampu di kamar tidurnya di nyalakan.
Memperlihatkan sesosok anak dengan rambut merah keriting pendek, kulit putih pucat yang terkekspos sekalian dengan beberapa lebam di tubuhnya ketika mengenakan pakaian bekas yang begitu longgar. Ia adalah kembarannya, Remianda Potter. Anak perempuan yang terlihat sekilas seperti anak laki-laki dikarenakan rambutnya yang pendek dan keriting, tersenyum lembut, "mimpi buruk lagi?" tanyanya dengan menatap kembarannya dengan kedua bola matanya yang berwarna hazel lembut.
Harry mengangguk, dengan segera ia memeluk kembaran perempuannya seperti yang selalu mereka lakukan ketika salah satu dari mereka terbangun dari tidur mereka dengan mimpi buruk.
Remianda mencoba untuk tersenyum, kedua matanya memerah dan berair, kedua tangannya mengusap-usap punggung Harry, "Shush.. Tak apa. Aku ada disini. Kau akan baik-baik saja."
Mereka hanya berusia 10 tahun, dan Remianda akan selalu mengatakan kalimat menenangkan untuk Harry, meskipun seharusnya kalimat-kalimat itu di katakan oleh orang dewasa dan bukan dirinya. Ia menyeringai jahil, "apa kau ingin kue?" tanyanya dengan melepas pelukan mereka.
Ia menyeringai dengan jahil, sembari mengambil sesuatu dari celana panjangnya yang begitu longgar, ia mengeluarkan kue utuh yang di bungkus dengan plastik. "Aku mengambilnya di toples sebelum kita tidur, kau mau?"
Kedua mata Harry melebar, "Remmy! Kau seharusnya tidak mengambilnya!" bisik Harry, terlalu takut kalau paman dan bibi mereka mengetahuinya. "Bagaimana kalau paman dan bibi-!"
Remianda mengisi mulut Harry dengan kue yang ia bawa, untuk mendiamkannya sementara dia juga memakan kuenya dengan santai. "Diamlah, Harlet. Mereka tak akan tau jika kau tak kelepasan untuk mengatakannya." Ucapnya dengan santai.
Kedua mata Harry berair lagi, ia memakan kuenya dalam diam. Ia ingin menangis, namun Remianda pasti akan selalu bercanda dan mengejeknya. Ia selalu ingin makan kue yang ada di toples di dapur, namun ia tak pernah mendapat kesempatan untuk itu karena ketakutannya untuk di pukuli oleh paman Dursley.
Remianda mendesis pelan ketika punggungnya yang sedikit lebam di beberapa area tersandar di dinding. Luka lebamnya belum sembuh sepenuhnya berkat pukulan yang di berikan padanya oleh sepupu gendutnya, Dudley.
"Apa punggungmu masih sakit?" tanya Harry yang menyadari kesakitan di wajahnya setelah ia mengeluarkan desisan.
Remianda mengangguk, "kurasa begitu, tapi tak apa. Rasa sakitnya akan selalu hilang seiring dengan berjalannya waktu bukan?" ucapnya dengan senyuman.
Meskipun badan mungilnya dipenuhi dengan segala macam luka, ia pasti akan tersenyum untuk Harry. Ia pasti akan tersenyum meskipun dunia terlalu tidak adil pada mereka berdua.
Harry menatap ke bawah, "maafkan aku." Ucapnya dengan pelan. Ia tak bisa melindungi satu-satunya keluarga yang ia punya.
Ia hanya bisa melihat Remianda yang terus saja di siksa oleh bibinya ketika pamannya tak ada di rumah, ataupun bagaimana Remianda terus saja membawanya berlari dari sekawanan grup Dudley yang mengejar mereka di sekolah dan berakhir dengan jatuhnya dia atau Dudley yang mengeroyok mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remianda Liliev Potter 1
FanfictionBagaimana jika anak dari keluarga Potter yang terkenal tidak hanya satu yaitu seorang Harry Potter, anak yang hidup? Bagaimana jika Lily dan James Potter memiliki seorang lagi anak dan Harry James Potter memiliki kembaran yang tidak diketahui oleh...