Disclaimer: I do NOT own Harry Potter nor its universe, only ownership is Remianda and other additional characters!
Happy reading guyssss
●○●○●○●○●○● ●○●○●○●○●○●○
Tanpa menunggu lama, Desember dan salju pun datang layaknya dibawah angin dari seberang. Anak-anak yang merencanakan selebrasi natal bersama keluarga mereka sudah bersiap untuk pulang. Sementara anak-anak yang tidak memilih untuk merayakan natal bersama keluarga memilih untuk merayakannya di Hogwarts.Dan disinilah Remianda berada, menatap Harry dan Ron yang tengah asik bermain catur penyihir di meja Griffindor dengan mata yang sayu. Ia menatap dalam diam kala kedua anak itu sama-sama menghibur diri dengan permainan yang membuat Remianda sendiri mengantuk.
Ia sangat bersyukur ketika mengetahui hampir semua anak Slytherin pulang ke rumah mereka masing-masing di saat liburan natal seperti ini. Ia merasa tak ada beban untuk kelihatan bersama dengan Harry dan Ron, mengingat bagaimana situasi antara Griffindor dan Slytherin juga antara Harry dan Draco.
Yah, meskipun ia sedikit terganggu dengan tatapan anak-anak lain dengan keberadaannya di dekat Harry dan Ron. Tapi tak apa, siapa juga yang tidak akan heran jika seorang Slytherin bercengkrama dengan orang dari Griffindor?
Matanya yang hampir saja tertutup menangkap kehadiran Hermione yang datang dengan koper miliknya menuju ke arah mereka. Dari raut wajahnya saja sudah terlihat jika Hermione terkejut melihat anak Slytherin itu di meja Griffindor.
Remianda melambaikan tangannya dan Hermione tersenyum sambil setengah berlari menuju mereka, ia langsung menghampiri mereka dengan mata tertuju pada catur yang kini tengah memutarkan kursi dan memecahkan salah satu bidaknya.
"Sungguh barbar!" Seru Hermione.
Remianda mengindikkan bahunya, "Yah, apa yang kau harapkan dari catur penyihir?"
"Ini catur penyihir." Kata Ron dengan bangga, ia menatap koper besar milik Hermione. "Nampaknya kau sudah berkemas."
Remianda menatap koper besar yang Hermione bawa, dia tersenyum melihat bagaimana cerahnya wajah Hermione sekarang dan tak bisa menahan untuk mengulang kembali wajah Nadien dan Daphne yang begitu cerah kala ia mengantar mereka keluar Hogwarts.
Jujur saja itu membuatnya berpikir bagaimana rasanya jika kedua orang tua mereka masih hidup. Bagaimana wajahnya ketika memikirkan tentang kepulangannya bersama Harry dengan kedua orang tua mereka menunggu mereka di stasiun kereta dan membawa mereka pulang ke rumah dengan senyuman.
Mungkin, ia akan memiliki senyuman paling lebar dan Harry akan tersenyum malu dengan muka yang memerah.
"Nampaknya kau belum." Balas Hermione pada Ron, membuat Remianda menarik dirinya kembali dari segala macam pikirannya.
"Ada perubahan rencana. Kedua orang tuaku memutuskan untuk pergi ke Romania untuk mengunjungi saudaraku Charlie. Ia tengah mempelajari makhluk naga disana." Jelas Ron.
"Bagus." Seru Hermione. "Kau dapat membantu Harry, kalau begitu. Ia akan mencari informasi di perpustakaan tentang Nicholas Flamel."
"Kita sudah mencari ratusan kali!" keluh Ron.
Hermione mendekatkan badannya yang mungil pada mereka, "Tapi 'kan bukan di Restricted Section." Katanya dengan pelan dan penuh rahasia. "Selamat natal." Katanya dan beranjak pergi dari sana membawa koper miliknya.
Ron menatap Harry dan Remianda. "Kupikir kita telah memberikan pengaruh yang buruk padanya."
Harry dan Remianda mengangguk setuju. Namun kemudian Remianda mengernyit bingung. "Omong-omong, siapa Nicholas Flamel yang ingin kalian cari ini? Aku seperti pernah tau namanya."
Ron menganga dan menepuk jidatnya, "Benar juga, Remianda tidak tau rencana kita!" serunya dengan berbisik.
Remianda mengernyit curiga, "Apa yang kali ini kalian rencanakan?"
"Kami ingin menghentikan Snape untuk mencuri apa yang dijaga anjing berkepala tiga itu." Jelas Ron.
"Profesor Snape? Mencuri?" ulang Remianda dengan alis kanannya terangkat. "Tapi dia tidak terlihat seperti pencuri. Dia terlalu menjengkelkan untuk menjadi seorang pencuri." komennya, mengingat kembali seperti apa Snape dalam pikirannya. "Lagipula, apa kalian tidak memiliki pekerjaan lain selain mengurusi urusan yang sedikit berbahaya jika kutekankan ini?"
"Tapi, kita harus benar-benar menghentikan Snape sebelum ia mengambil sesuatu dari dalam pintu yang dijaga Fluffy!" Seru Ron dengan setengah berbisik.
"Dan bagaimana kalian akan menghentikannya jika memang benar dialah orangnya? Dia itu lebih besar dan berpengalaman dari kita." Ujar Remianda, mengesampingkan fakta bahwa anjing berkepala tiga yang mereka lihat waktu di lantai 3 di beri nama Fluffy.
"Tentu saja kita akan melaporkannya pada profesor Dumbledore." Jawab Harry.
Remianda mendesah pelan, menatap bagaimana yakinnya kedua laki-laki di dekatnya ini membuatnya merasa aneh jika tidak mempercayai mereka.
"Kalian tau kan apa yang kalian ingin lakukan ini akan banyak melanggar peraturan?" Tanyanya dengan menatap Harry dan Ron. "Apa kalian yakin ingin melakukan hal-hal seperti itu?"
Harry dan Ron mengangguk pasti dan begitu sangat yakin. Membuat Remianda mendesah pasrah.
"Kalian benar-benar tak bisa berada disini tanpa menarik banyak masalah." Remianda menekan bibirnya dalam sejenak sebelum menyeringai jahil pada mereka.
"Tapi, apapun itu.. aku akan ikut kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Remianda Liliev Potter 1
FanfictionBagaimana jika anak dari keluarga Potter yang terkenal tidak hanya satu yaitu seorang Harry Potter, anak yang hidup? Bagaimana jika Lily dan James Potter memiliki seorang lagi anak dan Harry James Potter memiliki kembaran yang tidak diketahui oleh...