Kebenaran Terungkap

3.2K 491 64
                                    

Disclaimer : I do NOT own Harry Potter nor its universe, only ownership is Remianda and other additional characters!

Happy reading guysss

○●○●○●○●○●○●○● ●○●○●○●○●○●○●○

Severus membuka kedua matanya kala ia mendengarkan ketukan di pintu ruangan kerjanya.

Ia berdiri dari kursinya dan menghembuskan nafasnya perlahan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi anak yang baru ia ketahui adalah anak baptisnya sendiri.

Ia membuka pintunya, memandangi Remianda yang berdiri di depannya dengan raut wajah yang terlihat sedikit gugup dan tidak tenang.

Ia berdeham, "Silahkan masuk." Katanya dan mengejutkan dirinya sendiri tentang bagaimana nadanya terdengar begitu canggung dan gugup di telinganya sendiri.

Severus berjalan ke meja kerjanya dengan sedikit cepat untuk menghindari anak perempuan itu. "Silahkan duduk, Nn. Evans." Katanya yang sudah duduk terlebih dahulu di kursinya.

Remianda mengangguk canggung dan patuh untuk duduk di kursi depan meja kepala asramanya.

Ia menatap Profesornya yang terlihat memandanginya dengan intensif. "Profesor?" panggilnya, mengagetkan kepala asramanya sedikit. "Apa ada masalah? Aku rasa aku tidak berbuat apa-apa."

Melihat bagaimana kepala asramanya dia dan memperhatikannya membuatnya menjadi lebih gugup lagi.

'Apalagi yang salah di mata orang ini?!' Batinnya berteriak keras.

Apa kepala asramanya akan memberikannya hukuman tambahan karena terlihat bersama dengan Harry, Hermione, dan Ron?

Atau apa ia akan diberikan peringatan bahwa ia tidak bertindak dan berpikir sebagai Slytherin pada umumnya? Dan akhirnya mengeluarkannya dari asrama Slytherin?

Atau yang lebih buruk, mengeluarkannya dari sekolah dan memulangkannya ke keluarga Dursley?!

Remianda menggelengkan kepalanya dengan sangat kuat, terlalu takut untuk berpikir yang tidak-tidak.

Severus berkedip, 'Ada apa dengan anak ini?'

Remianda menarik dan menghembuskan nafasnya berulang kali untuk membantu jantungnya tenang. Ia menemukan kembali keberaniannya untuk bertanya, "Profesor, apa aku dalam masalah lagi kali ini?"

Severus berkedip lagi, berpikir untuk bagaimana ia mengutarakan maksudnya memanggil Remianda ke kantornya, bagaimana ia akan mengatakan kebenaran di antara mereka berdua.

"Bagaimana kalau kita minum teh dulu?" Severus mengutuki mulutnya yang bersuara tanpa keinginannya.

Ini benar-benar sangat canggung!

Kali ini Remianda yang bergantian untuk berkedip. Ia terlalu terkejut dengan pertanyaan yang dikeluarkan oleh Profesor Snape.

'Ada apa dengan orang ini? Apa dia membenturkan kepalanya tadi? Atau apa dia sudah bertobat? Apa-apaan ini coba?!'

Meskipun batin Remianda berseru layaknya orang gila yang tengah berdebat, ia tetap menahan ekspresinya yang terlihat tersenyum kecil namun dengan kedua mata melotot. Apalagi ketika melihat kepala asramanya menuangkan teh untuk mereka berdua, ekspresinya benar-benar mengeras.

Severus mengeraskan rahangnya, berusaha untuk menghentikan tremor kecil di tangannya kala menuangkan teh di kedua gelas yang ada di meja. Ia melirik ekspresi wajah Remianda dan sedikit mengernyit.

Remianda Liliev Potter 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang