Diagon Alley dan Gringotts

4.2K 666 20
                                    

Disclaimer: I do NOT own Harry Potter nor its universe, only ownership is Remianda and other additional characters!

Happy reading guyssss

○●○●○●○●○●○●○●               ●○●○●○●○●○●○●○

     Harry dan Remianda melangkahkan kaki mereka ke yang Hagrid panggil dengan nama Diagon alley itu, tempat yang membuat mereka terkesima dan tidak akan kehilangan senyuman mereka.

     Harry meremas tangan Remianda kala orang-orang datang lebih banyak dari yang mereka kira.

     Tubuh-tubuh mereka yang kecil bisa sangat mudah untuk terbawa arus dan tersesat.

     “Disini kau bisa membeli pena bulu dan tinta.” Kata Hagrid dengan menunjukkan toko yang menjual perlengkapan menulis.

    “Oh disana, segala pernak-pernik keperluan sihir.” Tunjuknya dengan antusias ketika melewati satu toko.

     “Ini benar-benar keren, Harry.” Ucap Remianda dengan matanya yang mengikuti setiap pergerakan yang ada disana.

     Harry mengangguk setuju. “Kau benar, Remmy. Sungguh keajaiban kita bisa melihat ini semua.”

     Remianda mengikuti kedua mata Harry, dan melihat bentuk sapu yang di pajang di toko yang mereka lewati.

      Mereka mendengarkan anak-anak yang menempelkan wajah mereka di kaca pajangan sapu itu berbisik,

     “Ini sapu balap kelas dunia.”

     “Wow! Lihat itu. Model Nimbus 2000 yang baru.”

     “Ini model yang paling cepat.”

     Ia menggelengkan kepalanya pada sikap milik Harry yang gampang terkesima itu.

     “Tapi, Hagrid. Bagaimana bisa kami membeli ini semua jika kami tak memiliki sepeser uang?” tanya Harry yang kembali pada kesadarannya bahwa mereka itu tak memiliki uang.

     Hagrid terkekeh. “Tentu saja kalian ada. Disanalah uang kalian.” Tunjuknya pada bangunan putih besar miring yang tengah mereka tuju sekarang. “Gringotts. Bank para penyihir. Tak ada tempat yang lebih aman.” Ucap Hagrid dan menatap keduanya, “Selain Hogwarts.”

     Remianda lagi-lagi bersembunyi di belakang Harry dan Hagrid kala mereka memasuki ruangan di dalam Gringotts.

     Mereka melihat makhluk-makhluk kecil dengan kulit keriput, jari panjang, dan kaki yang pendek, bekerja disana.

     “Tidakkah kau merasa muka mereka hampir sama semua?” tanya Remianda dengan bingung.

     Harry menganggukkan kepalanya, ia juga penasaran. “Hagrid, makhluk apa itu?”

     “Mereka disebut goblin, Harry. Sangat pintar namun tidak terlalu bersahabat.” Jawab Hagrid dan membuat Remianda mencengkram jubah belakangnya.

     “Sebaiknya tetap dekat-dekat denganku.” pinta Hagrid pada Harry yang dengan cepat mendekati dirinya dan memegang tangan saudarinya.

     Hagrid berdeham ketika mereka telah sampai pada goblin yang tengah menulis. Goblin itu menoleh, “Tn. Potter ingin melakukan pengambilan uang.” Ucapnya dengan sedikit tercekat.

     Remianda menatapnya dengan bingung.

     Kenapa ia hanya menyebutkan Harry saja?

     Goblin itu menaruh penanya, dan berdiri dari kursinya melihat kepada Harry dan Remianda yang menongolkan kepalanya dari belakang Hagrid.

      “Dan apakah Tn. Potter membawa kuncinya?”

     Hagrid melirik mereka, “Oh, tunggu sebentar. Sepertinya kutaruh disini.” ucapnya dengan mencari kunci mereka, ia mendapatkannya.

      “Ha! Ini dia.” Dia memperlihatkan kunci pada Goblin. “Oh, dan ada satu lagi.” Ia mengeluarkan sebuah surat, “Profesor Dumbledore memberiku ini.” Ia menyerahkannya di tangan Goblin.

    Hagrid mendekatkan kepalanya dan mengecilkan suaranya. “Ini tentang kau-tau-siapa di tempat penyimpanan kau-tau-yang-mana.”

     “Baiklah.” Jawab Goblin itu.

     Mereka menaiki kereta kecil dengan jalur keretanya berada di dalam ruangan yang terlihat seperti goa.

     Mereka berhenti, “vault 687.” Goblin yang kecil turun terlebih dahulu, “Lampunya, tolong.” Hagrid langsung memberikannya.

      Ia berjalan ke depan pintu besar yang disebut sebagai pintu dari vault 687. Ia memberikan lampunya pada Hagrid, “Kunci, tolong.”

    Hagrid memberikannya kunci milik Harry. Goblin itu memasukkan kuncinya dan memutar-mutarkannya beberapa kali, sebelum berjalan ke samping ketika pintu besar itu terbuka.

     “Woah!” Seru Remianda ketika melihat begitu banyak emas, perak, uang yang tertimbun disana menjadi beberapa bukit.

     “Kalian tak mengira mama dan papa kalian akan meninggalkan kalian tanpa uang sepeser pun?”

Harry hanya bisa menatapnya dengan tak percaya.

     "Kau tau Harry? Dengan ini kita bisa membeli rumah Dursley dan menendang mereka keluar."

.

     “Vault 703.” Kata Goblin kecil itu.

     “Apa yang ada disana, Hagrid?” tanya Harry ketika mereka sekali lagi pergi ke salah satu vault.

     "Apakah itu uang lagi?" Tanya Remianda dengan wajahnya begitu sumringah karena kantongnya berbunyi koin-koin emas di dalamnya.

      Ini akan sangat cukup untuk membeli seluruh perlengkapan sekolahnya dan Harry.

      Dan mungkin, ia bisa menabung sedikit demi sedikit untuk setidaknya menjalankan rencana jahilnya pada keluarga Dursley.

     “Tak bisa kukatakan, Harry. Urusan Hogwarts. Sangat rahasia.” Jawab Hagrid dan Harry mengangguk mengerti.

     “Mundur.” Pinta goblin itu ketika tangannya seperti menggambar garis tak terlihat di depan pintu vault. Pintu itu terbuka, memperlihatkan satu-satunya benda yang terbungkus dengan kain dan diterangi oleh cahaya dari atas.

     "Itu tidak terlihat seperti uang dan koin. Itu pasti sesuatu yang lebih berharga." Komen Remianda.

     Hagrid melangkah maju, dan mengambil benda itu. ia menatapnya sejenak sebelum menyimpannya di kantongnya. “Sebaiknya jangan menceritakan ini pada siapapun.”

     Harry dan Remianda menganggukkan kepala mereka dengan bersamaan.

Remianda Liliev Potter 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang