Awal semester di tahun ajaran yang masih sama, baru saja resmi dibuka oleh kepala sekolah sendiri yang berbicara di atas podium di depan seluruh murid dan guru.
Upacara pertama di semester dua ini sedikit kurang mengenakkan karena sinar terik matahari."Saya harap di semester ini para anak didik sekalian lebih bisa membanggakan." Kepala sekolah mengakhiri pidato sekaligus pembukaan semester dua.
Para murid dan guru bertepuk tangan sebentar sebelum semuanya dihentikan oleh pemimpin upacara yang berteriak mengambil posisi siap.
"SIAAP GERAK!"
Suasana kembali hening dan pembaca tata upacara melanjutkan.
●●●
"VIRA!"
Baru saja Vira duduk di bangkunya. Dia baru sampai setelah melewati upacara bendera tadi.
"Dipanggil tuh!" Aileen terkekeh melihat ekspresi Vira yang tampak kesal ketika dirinya dipanggil.
"Ya, kak?" Walau sangat kesal, Vira masih menyahut dengan sopan.
Senioritas di sekola mereka masih cukup kental. Apalagi senior di sekolah mereka diberi kewenangan untuk mengkuhukum junior, dengan catatan harus jelas di mana letak kesalahannya."Ayo! Kita rapat OSIS sebentar!" Kakak kelas yang berjenis kelamin perempuan itu mengajak Vira dengan semangat.
Penampilannya sederhana; menggambarkan siswa pada umumnya.Vira memang masuk anggota OSIS. Dia terpilih menjadi anggota seksi keamanan di sekolahnya. Entah kenapa, sewaktu awal masuk, dia sudah ditunjuk.
"Yang semangat!" Kata-kata Diaz memang menyemangati. Tetapi ekspresi wajah lelaki itu tampak mengejek, membuat Vira emosi dan menendang kaki kursi Diaz.
"Lihat aja. Lo bakal gue rekomendasiin untuk anggota OSIS dan lo berdua bakal ngerasain apa yang gue rasain!" Vira melotot kepada Diaz dan Aileen.
"Uuuhhhh, takut!" Aileen dan Diaz kompak mengejek Vira dan menertawakan gadis itu.
"Sialan!" Vira mengumpat sebelum berjalan ke arah kakak kelasnya yang berdiri di dekat pintu masuk kelasnya.
"Semangat!" Diaz dan Aileen lagi-lagi berteriak.
Jika sebagian siswa sangat senang diajak rapat OSIS, tidak dengan di sekolah mereka. Rapat OSIS di sekolah mereka akan berlangsung cukup panjang yang hanya membahas dan menegaskan satu permasalahan. Dan itu sangat membosankan.
"Memangnya harus semua anggota OSIS ikut rapatnya?" Vira bertanya kepada kakak kelasnya yang sedang berjalan di samping dirinya.
"Sebenarnya sih enggak. Rapat umumnya minggu depan, dek. Ini hanya rapat membahas kegiatan yang dilakukan seminggu ini. Juga perayaan tahun baru." Kakak kelas di sampingnya menyengir.
Vira menghela napas sebal. Ingin sekali dia memukul wajah kakak kelasnya yang masih bisa menyengir.
"Terus, kenapa aku ikut?" Vira menunjuk dirinya."Biar ada teman kakak."
Sudahlah. Vira tidak ingin berbicara lagi. Ternyata masih ada orang yang lebih parah daripada Luna.
"Nggak apa-apa 'kan dek?" Kakak kelasnya itu mencoba melihat wajah Vira yang sudah berkerut karena sangat kesal.
"Nggak apa-apa kak." Vira mencoba menjawab.
"Tapi muka kamu kelihatan nggak terima."
Astaga, Vira ingin sekali mengambil lakban dan melakban mulut kakak kelasnya ini. Apakah kakak kelasnya ini tidak bisa mengamati situasi yang terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
AILEEN (Revisi)
Teen FictionTidak ada yang spesial dari cerita ini. Cerita ini sama seperti kebanyakan cerita masa SMA lainnya, dimana ada rasa kebersamaan hingga rasa kecewa kepada teman. Bercerita tentang Aileen, seorang gadis piatu yang ayahnya sendiri tidak dia kenali. Ail...