"Buset, rame amat nih kantin!" Josua takjub dengan keadaan kantin yang super ramai. Area yang paling berisik di sekolah tersebut, bahkan tidak memiliki ruang kosong lagi.
"Kita makan di mana, nih?" Josua menatap Aileen.
Aileen tampak menatap ke penjuru kantin. Gadis itu ingin mencari keberadaan Luna.
"Nah, di situ!" Aileen menunjuk ke arah Luna yang tampak sedang makan bekal sendiri.
Luna memang selalu terdepan untuk mengambil tempat duduk di kantin."Di mana? Perasaan gak ada yang kosong deh!" Josua mengikuti arah jari telunjuk Aileen.
Aileen menghela napas.
"Yaudah, ikutin gue!" Aileen berjalan pertama sekali, lalu setelahnya disusul oleh Josua dari belakang."LUNA!" Aileen menepuk pundak gadis yang sedang melahap makanan tersebut.
Luna yang sedang menikmati makanan hanya bisa tersedak. Dia terbatuk-batuk sambil memukul-mukul dadanya dan meneguk air minumnya.
Aileen dengan tidak tahu dirinya, langsung duduk di sebelah gadis itu. Dia bahkan tidak khawatir, apalagi meminta maaf kepada Luna. Josua yang melihatnya hanya bisa melongo saja.
"Eh? Ayo duduk. Jangan malu-malu." Aileen mempersilahkan kakak tingkatnya itu duduk satu meja dengannya.
Josua langsung duduk tanpa berkomentar. Dia masih sedikut terkejut dengan sikap Aileen.
"Siapa?" Luna bertanya sambil menggerakkan dagunya menunjuk Josua.
"Kakak kelas." Aileen menjawab singkat sambil mengambil makanan dari dalam tempat makan Luna tanpa izin.
Luna menutup botol minumnya dengan perasaan sebal. Sudah dikejutkan, tidak minta maaf, mengambil makannya seenak jidat, ditambah menjawab hanya singkat.
Aileen menghela napas. Dia menelan makanan yang ada di dalam mulutnya.
"Dia ini Josua. Kakak kelas kita. Baru pindah dia. Dulu dia kakak kelas gue juga." Aileen akhirnya menjelaskan setelah melihat Luna menatapnya dengan tajam."Kalian kenalan. Ini Luna. Satu dari tiga sahabat gue." Aileen memperkenalkan Luna.
Josua jadi sedikit canggung. Keberadaan Luna membuatnya tidak enak jika berbicara ceplas ceplos dengan Aileen.
"Sein Josua." Josua tersenyum simpul.
"Luna." Luna membalas singkat. Dia tersenyum simpul juga.
Diam sebentar karena tidak ada yang mengajak berbicara.
"Eh, dua lagi temen lo mana? Yang namanya si Diaz juga mana?" Josua bertanya pada Aileen. Dia sangat penasaran dengan lelaki bernama Diaz.
Aileen tersedak mendengar pertanyaan Josua.
"Ngapain nyariin si Diaz?""Lo bilang, gue bakal insecure kalo ngelihat dia. Cewe-cewe sekelas gue juga heboh banget kalo bahas si Diaz."
Aileen berdehem.
"Lagi bahas masalah percintaannya dia."Josua lega mendengarnya.
Ada hal yang membuat dadanya terasa longgar. Entahlah apa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILEEN (Revisi)
Teen FictionTidak ada yang spesial dari cerita ini. Cerita ini sama seperti kebanyakan cerita masa SMA lainnya, dimana ada rasa kebersamaan hingga rasa kecewa kepada teman. Bercerita tentang Aileen, seorang gadis piatu yang ayahnya sendiri tidak dia kenali. Ail...