18. Aileen dan Alion

559 41 0
                                    

Ada dua pasang mata yang saling bertatapan tajam. Kedua orang ini bahkan sudah bertatapan sejak tiba di kantin.
Keduanya tidak mau berhenti.

Aileen menghela napasnya.
"Udah, woi!"
"Mau sampe kapan?"

Aileen sudah bosan dengan Diaz yang sedari tadi menatap Josua. Tidak mau kalah, Josua juga membalas tatapan Diaz.

"Lo mau ngedekatin Aileen?" Diaz menatap Josua dengan tatapan remeh.
Josua hanya mengangguk sekali saja.

"Modelan kayak lo?"
"Miskin, jelek, dan nggak tau apa-apa?"
Diaz meremehkan Josua. Vira bahkan sampai memukul tengkuk Diaz karena perkataan Diaz sudah sedikit kelewatan.

"Ekonomi keluarga gue bisa dibilang mampu, lah. Nggak melarat-melarat amat." Josua sudah seperti menghadap bapak dari anak perempuan yang mau dia dekati.

"Selama lo kehilangan dompet, dan lo panik karna domoet lo nggak ketemu, itu masih miskin." Diaz menyunggingkan senyum miringnya. Kalau untuk keuangan, Diaz memang nomor satu.

"Gila lo! Siapa yang gak panik dompetnya hilang?" Aileen melotot tidak terima.

"Gue." Diaz menjawab santai.

Aileen menghela napas kasar.
Ingin melawan, tapi bagaimana? Yah, Diaz memang tidak pernah panik sewaktu kehilangan dompet atau uang.

"Gini ya, selama dia miskin, dia nggak boleh dekatin si Aileen. Karna si Aileen ini banyak maunya. Nanti lo perhitungan sama dia." Diaz menjelaskan maksudnya.

"Udah lah!"
"Ribet amat, si!" Aileen menghentikan semua. Ada rasa malu yang besar yang dia rasakan ketika Diaz mulai membongkar kebiasaan buruknya.

"Diem, Aileen. Ini demi kebaikan lo!" Diaz menghentikan Aileen.

"Ah, udah deh. Lagian gue sama Josua, temenan doang. Jangan dibawa ribet. Mending lo sekarang ambilin makanan!" Aileen mulai kesal. Perutnya sudah berbunyi sejak tadi.

"Temenan doang?" Josua syok mendengarnya.
Vira dan Luna lantas terkekeh melihat ekspresi wajah Josua.

"Iya-iya!" Diaz bangkit berdiri dan mengantre untuk mengambil makanan.

Disaat Diaz pergi mengambil makanan, disitu kehebohan terjadi.
Alion dan Arkan datang ke kantin.
Sebenarnya tidak terlalu heboh.
Tetapi mengingat duo tampan itu jarang menginjakkan kaki di kantin, jadilah mereka berdua sebagai bahan pembicaraan di tengah-tengah makan siang.

"Emang ada apa? Kok heboh?" Josua kebingungan sendiri. Dia celingak celinguk untuk mencari tahu jawaban dari meja sebelah, tetapi nihil. Dia tidak mendapatkan jawaban apapun.

"Lihat itu, dua orang itu datang." Luna menunjuk Arkan dan Alion.

"Terus kenapa?"
Josua semakin kebingungan.

"Tuh dua orang jarang banget ke kantin. Makanya heboh." Aileen menambahi penjelasan Luna agar Josua paham dengan situasi saat ini.

"Hubungannya apa?" Josua bukannya paham, malah semakin kebingungan.

"Karna ganteng. Apalagi?" Vira menjawab singkat.

Josua langsung paham.
"Yah, begitulah dunia saat ini." Josua menghela napas. Mendadak dia merasa dunia berlaku tidak adil kepadanya hanya karena dia tidak pernah merasakan sensasi ditatap seluruh penghuni kantin ketika dia datang ke kantin.

"Makanya lo harus ganteng!" Aileen tertawa setelahnya.

"Dih, cantik lo?" Josua membalas.

"Iya!" Aileen dengan cepat membalas.
"Gue cantikkan?" Aileen bertanya pada Luna dan Vira. Luna dan Vira lantas menganggukinya yang membuat Josua diam tak berkutik.

AILEEN (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang