"Eh, lo mau bawa gue ke mana?" Vira tidak terima di tarik secara paksa oleh Diaz. Gadis itu meronta-ronta agar segera dilepaskan oleh Diaz.
Diaz yang mungkin tersadar, akhirnya menghentikan langkahnya. Lelaki itu belum kunjung melepaskan tangan Vira yang dia genggam dengan sangat erat.
Kemudian, dia berbalik badan lalu setelahnya dia melepaskan tangan Vira."Lo gila?" Vira membentak Diaz. Dia masih tidak terima dengan perlakuan lelaki itu.
"Maaf, gue emosi tadi."
Dahi Vira berkerut bingung ketika mendengar perkataan Diaz.
Emosi? Untuk apa? Apa Diaz cemburu?
Tidak. Vira tidak mau berharap."Emosi, ya emosi. Tapi jangan sampe kasar!" Vira mengelus-elus pergelangan tangannya yang tampak memerah.
Lagi-lagi Diaz menghela napas. Lelaki itu mulai menenangkan dirinya.
"Lo jangan sampe peluk-pelukan sama si Alion."Dada Vira berdebar. Ada rasa senang tersendiri yang Vira rasakan ketika mendengar Diaz mengatakan hal tersebut. Itu seperti Diaz sedang cemburu kepada seeseorang yang dekat dengan Vira.
"Dia cuman noling gue. Kalo nggak, mungkin udah keseleo kaki gue."
"Yah, kalo cuman nolong, kenapa sampe peluk-pekukan?"
"Emang kenapa sih! Lo kok sewot!" Vira membentak Diaz.
Diaz menghela napas.
"Yah, pokoknya nggak boleh. Perkataan gue udah mutlak! Lo nggak bileh dekatin si Alion lagi!" Diaz balas dengan suara agak tinggi.Vira terdiam mendengarnya. Setahu dia, Diaz tidak pernah sampai membentak Aileen, tetapi sekarang? Dia sedang dibentak. Ingin sekali rasanya dia menangis sekarang.
"Emang kenapa sih?"
"Nggak perlu pake emang. Pokoknya nggak boleh." Diaz mengatakannya dengan penuh nada diktaktornya.
Vira menghela napas.
"Lo boleh pelukan sama si Aileen. Kok gue nggak boleh?"
Sungguh, keduanya sudah seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar hanya karena kesalahpahaman dan masalah yang sepele."Si Aileen itu, adek gue. Bukan gue anggep adek gue lagi. Gue sama dia tumbuh sama-sama. Perasaan gue beda antara dia sama lo!"
Vira terdiam. Dia tidak mengerti apa yang Diaz katakan. Perbedaan perasaan? Maksudnya itu apa?
"Maksud lo apa?" Vira bertanya sekali lagi.
Diaz terdiam. Mulutnya terkunci rapat. Lelaki itu malah memalingkan wajahnya karena dia sedang merasa malu.
"HEH, LO BERDUA!" Diaz dan Vira kompak memalingkan wajahnya dan menatap Aileen yang sedang berlari ke keduanya.
"Entar, gue napas dulu." Aileen membungkuk. Lututnya lemas karena berlari. Dadanya juga naik turun.
Diaz dan Vira hanya terdiam melihat Aileen."Lo gila, ya Az?" Aileen langsung menunjuk wajah Diaz. Gadis itu masih tidak habis pikir dengan sikap Diaz yang seenaknya membawa pergi Vira yang meninggalkan Alion yang malang yang harus mengerjakan semua pekerjaannya sendiri.
"Yaudah, kita antri aja ngambil peralatan kebersihan."
"Ayo!" Aileen langsung menarik tangan Diaz.Diaz hanya diam saja. Lelaki itu terus mengikuti langkah Aileen. Dia membiarkan tangannya ditarik Aileen.
Vira yang melihatnya hanya bisa menghela napasnya. Dadanya sesak karena cemburu dengan Aileen. Dia juga ingin dekat dengan Diaz—sedekat Aileen dekat dengan Diaz.
"Gue suka sama lo, Diaz bego!" Vira bergumam penuh penekanan. Gadis itu menggigit bibirnya sendiri agar dia tidak berteriak kepada Diaz dan Aileen yang berjalan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILEEN (Revisi)
Teen FictionTidak ada yang spesial dari cerita ini. Cerita ini sama seperti kebanyakan cerita masa SMA lainnya, dimana ada rasa kebersamaan hingga rasa kecewa kepada teman. Bercerita tentang Aileen, seorang gadis piatu yang ayahnya sendiri tidak dia kenali. Ail...