Now playing : Republik - Sandiwara cinta
"Gue gak bakal biarin dia bareng sama ular macam Lo."
Deni memilih kafe bertema cozy sesuai keinginan Rara. Keduanya berjalan beriringan. Saat masuk ke dalam kafe, netra Rara langsung menangkap dua sosok yang sangat ia kenal. Ya, Rion dan Ana.
Kakinya hendak ia langkahkan menuju mereka berdua, namun Deni buru-buru menghentikan. Takut menggangu nge-date mereka, katanya. Awalnya Rara bersikeras untuk menemui Rion dan Ana, namun Deni memaksa untuk memilih tempat lain saja. Akhirnya Rara pasrah dan mengikuti ke mana Deni akan membawanya.
Deni mengajak Rara untuk duduk di sudut kafe sebelah kiri. Berseberangan dengan tempat Rion dan Ana, namun dari sana tetap bisa memantau keduanya. Tiba-tiba saja, Rion keluar dari kafe meninggalkan Ana sendirian. Membuat Deni dan Rara mengernyitkan dahinya, bingung.
"Kok Rion malah pergi, sih?" ucap Rara.
"Lah, iya. Aneh," sahut Deni membenarkan.
Beberapa saat kemudian, Deni dan Rara membulatkan matanya saat seorang pemuda menghampiri Ana dan langsung memeluknya. Detik itu juga, ingin rasanya Rara melabrak Ana dan pemuda itu. Namun lagi-lagi Deni menghentikannya. Sampai kedua itu keluar kafe, Deni berujar, "Kita ikutin sekarang!"
✨✨✨
Ana masuk ke dalam mobil si pemuda yang menjemputnya. Ia menarik sabuk pengaman. Kemudian pemuda itu menjalankan mobilnya.
Sekitar sepuluh menit, si pemuda memberhentikan mobilnya di sebuah restoran cepat saji. Lalu mengajak Ana untuk segera masuk ke dalam sana. Memilih tempat yang cukup sepi dan tenang.
"Gimana?" tanya si pemuda setelah keduanya duduk.
Ana tersenyum. Ia menopang dagunya dengan tangan kanan. Matanya menatap lurus netra coklat si pemuda. "Semuanya berjalan sesuai rencana," ujarnya percaya diri.
"Kamu yakin semuanya bakal baik-baik aja?" tanya si pemuda lagi. Dia memanggil pelayan untuk memesan. Setelah menyebutkan pesanannya, pelayan itu kembali ke dapur untuk menyiapkan.
"Kinos. Semuanya bakal baik-baik aja. Kamu nggak usah khawatir," jawab Ana.
Pemuda yang bernama Kinos itu menganggukkan kepalanya. "Aku cuma takut kamu suka beneran sama dia. Aku sayang kamu." Kinos menggenggam kedua telapak tangan Ana. Ada sebuah kecemasan yang tercetak jelas dalam matanya.
"Dari awal 'kan udah aku bilang, aku cuma sayang kamu. Semua yang aku lakuin sama dia cuma sandiwara. Kamu nggak perlu takut." Ana membalas genggaman tangan Kinos. Dia tersenyum meyakinkan.
"Rion cuma pelampiasan amarahku atas Ayahnya. Setelah ini, aku janji bakal putusin Rion. Aku gak pernah cinta sama Dia," sambung Ana.
Brak!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Forever be a Friend [Completed]
Teen Fiction#Challenge30gp Note : Kuharap kalian membaca hingga akhir, tidak penasaran di awal saja. :) Sebuah kejadian klise membuat Rion dan Dea menjadi sahabat dekat. Keduanya dipertemukan semesta untuk saling melengkapi satu sama lain. Tak hanya itu, masala...