Now playing : EXO - Obsession
"Tanpa kamu tahu, hanya mendapat balasan darimu sudah membuatku senang tidak karuan."
Sorenya, setelah Deni membayar semua belanjaan, kelimanya tidak langsung pulang. Melainkan mampir dulu ke rumah Dea untuk memakan semua cemilan yang dibeli. Karena memang hanya rumah cewek itu yang paling dekat dari minimarket.
"Eh, gue nyesel tau." Deni memulai sesi berghibah. Anak itu memang sangat pandai bicara. Maklum, youtuber.
"Nyesel kenapa?" tanya Rara sambil membuka bungkus kedua roti coklatnya. Yang lain hanya diam sambil memperhatikan Deni, sama-sama menunggu jawaban dari pemuda itu.
"Nih, minimarket tadi kan namanya Indomei, tapi setelah gue telusuri berdirinya bukan bulan Mei, tuh!" ungkap Deni berapi-api.
"Hah? Masa sih? Kok gue baru tahu?" Dea mengerutkan dahinya.
"Ah gue gak percaya. Lo salah kali, tuh," kata Rara seraya memasukkan roti tadi ke dalam mulutnya. Seakan perkataan Deni tadi tidak ada penting-pentingnya. Eh tapi memang benar sih, tidak terlalu penting.
"Heh, bener tau! Gue serius! Malah gue hafal tanggal berdirinya, siapa pemiliknya, jual apa aja awalnya." Deni masih kukuh dengan pendiriannya.
"Coba sebutin kalo lo tahu." Rion yang sedari tadi hanya diam kini mengeluarkan suaranya.
"Nah, iya coba." Putra ikut menanggapi.
"Gini, ya gais." Semua yang ada di sana diam, mulai fokus pada apa yang akan disampaikan oleh Deni.
"Kemarin, semaleman gue telusuri sejarahnya bangunan itu. Nih, ya. Indomei itu dibangun tanggal 20 Juni 1988. Pemiliknya PT Marcorindo Mataprisma. Awalnya mereka cuma jual sembako aja, tapi lama-lama jual barang-barang lainnya sampai punya cabang di seluruh Indonesia." Deni menjeda ucapannya. "Tapi yang sampe sekarang gue gak paham, kenapa dibangun Juni tapi namainnya Mei? Kan gak ada hubungannya sama sekali! Kenapa nggak Indojuni aja, sih? Kan jadinya sesuai."
Semuanya mengangguk, membenarkan pernyataan Deni. Sedetik kemudian, Dea mengerutkan dahinya. Kenapa juga Deni begitu mengurusi masalah nama? Padahal kan tidak penting. Pemiliknya saja tidak sebegitunya.
"Nanti gue mau bikin saingannya, ah. Namanya Indojuli." Tiba-tiba Rara berucap dengan semangat yang menggebu-gebu. Membuat semua orang mengalihkan atensinya pada gadis itu.
"Lo mau jual apa emang, Ra?" tanya Dea penasaran.
Rara tersenyum misterius. "Cilok," ucapnya. Satu kata yang terucap dari bibir Rara membuat semua yang ada di sana membulatkan mata dan geleng-geleng kepala. Bahkan, Deni dan Putra kini sudah terbahak karenanya. Mereka tidak mengerti dengan jalan pikiran cewek itu.
Sedangkan Rara, ia menggembungkan pipinya menahan kesal. Apa salahnya berjualan cilok di sebuah minimarket? Tidak ada yang larang, bukan?
✨✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever be a Friend [Completed]
Ficção Adolescente#Challenge30gp Note : Kuharap kalian membaca hingga akhir, tidak penasaran di awal saja. :) Sebuah kejadian klise membuat Rion dan Dea menjadi sahabat dekat. Keduanya dipertemukan semesta untuk saling melengkapi satu sama lain. Tak hanya itu, masala...