Now playing : Nidji - Laskar Pelangi
"Tidak perlu memberi hal besar untuk membantu orang lain. Cukup beri yang mereka butuhkan, sudah membuat mereka diliputi kebahagiaan."
Sekitar jam 8 pagi, Dea sudah bangun. Mamanya yang melihat Dea keluar kamar sambil mengucek mata mengerutkan keningnya. Tumben sekali gadis itu bangun pagi di hari weekend seperti ini. Biasanya Dea akan bangun pukul 9 sampai 10 pagi."Tumben udah bangun, De," celetuk Keri.
Dea berjalan menuju dapur lalu mengambil segelas air dan diteguknya sedikit. "Rion ngajak jalan, Ma. Makanya Dea bangun pagi," jawab Dea.
Keri manggut-manggut. Ia menyimpan piring yang sudah dicucinya kedalam rak. "Ke mana?" tanyanya.
Dea mengedikkan bahunya lantas menggeleng. "Nggak tahu."
"Lah? Kamu yang mau pergi kok kamu yang nggak tahu mau ke mana," cibir Keri sambil menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Ada-ada saja kelakuan anaknya.
"Dih, orang Rion nggak ngasih tau mau ke mana. Dea cuma ikut aja."
Selesai Dea mengucapkan kalimatnya, bel rumah berbunyi. Membuat Dea dan Keri mengalihkan pandangan mereka pada pintu depan.
"Siapa, De?" tanya Keri pada Dea.
"Nggak tahu," balas Dea acuh.
Keri berdecak. "Ya bukain lah, De. Mana bisa tahu kalo gak dibukain pintunya. Sana bukain!" perintah Keri.
Dengan gerakan malas, Dea bangkit dari kursi ruang makan lalu berjalan menuju pintu depan. Sebelum membuka pintu, ia merapikan rambut dan pakaiannya yang sedikit berantakan. Setelah dirasa cukup, Dea membuka pintu dengan perlahan.
Tepat saat pintu rumah terbuka, nampak lah seorang pemuda tinggi dengan pakaian casualnya yang khas. Jaket hitam dan celana jeans yang dipakainya membuat pemuda itu terlihat rapi. Ditambah sepatu kets berwarna putih dan topi berwarna hitam membuat pemuda itu tampak begitu tampan.
"Kok lo udah dateng sih, Yon?! Kan janji jam 10! Gue belum mandi!" Bukannya menyuruh tamu yang datang untuk masuk, Dea malah menyemprot pemuda itu dengan umpatan kesal.
Rion tertawa melihat Dea bersemu malu. Matanya yang sipit membuat mata pemuda itu hanya tinggal segaris.
"Siapa yang datang, De?" Mendengar kericuhan yang terjadi di depan, Keri menyusul. Saat melihat Rion yang datang, Keri langsung tersenyum lebar.
"Oh, Rion toh. Ayo-ayo masuk. Tante bikinin minum," ujar Keri mempersilahkan Rion untuk duduk di ruang tamu.
"Terima kasih, Tante. Nggak usah repot-repot. Rion udah minum, kok," tolak Rion halus.
"Bener, nih?" Keri meyakinkan.
Setelah mendapat anggukan dari Rion, Keri pamit untuk kembali ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever be a Friend [Completed]
Fiksi Remaja#Challenge30gp Note : Kuharap kalian membaca hingga akhir, tidak penasaran di awal saja. :) Sebuah kejadian klise membuat Rion dan Dea menjadi sahabat dekat. Keduanya dipertemukan semesta untuk saling melengkapi satu sama lain. Tak hanya itu, masala...