|✨|02. Perhatian kecil

359 73 90
                                    

"Sahabat ada bukan untuk menemanimu saja. Tapi memberi arti bahwa kamu lebih dari segalanya."

"Ra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ra ... sakit ...."

Selama mata pelajaran berlangsung, Dea tidak henti-hentinya mengeluh kepada Rara. Kakinya yang sudah diajak mengelilingi lapangan sebanyak 5 putaran begitu pegal hingga tidak bisa digerakkan. Dea merutuk, padahal kejadian itu sudah berlangsung sekitar 30 menit lalu, tapi mengapa pegalnya baru terasa?

Rara yang bosan mendengar rengekan Dea hanya bisa pasrah sambil memijat kaki sahabatnya itu. Sebenarnya, ia juga tidak tega. Tapi jika izin untuk mengambil balsam di UKS jelas tidak akan mungkin. Pak Teo yang mengajar matematika tidak akan memberikannya izin dengan mudah. Apalagi alasannya hanya karena pegal setelah menjalani hukuman. Alih-alih memberi izin, guru itu malah akan menceramahinya panjang lebar.

"Lo sabar aja, De. Bentar lagi istirahat, kok!" Rara berujar menyakinkan. Berusaha memberi semangat agar sahabatnya itu bisa sedikit bersabar.

Dea mengangguk singkat lalu kembali merengek. Jika hanya dipijat seperti itu tidak akan membuat pegal di kakinya menghilang. Tapi ia juga tidak bisa menyangkal bahwa pijatan Rara di kakinya sedikit meredakan pegal yang semakin terasa.

Mendengar rengekan di belakang bangkunya, Rion membalikkan badannya agar bisa melihat Dea lebih jelas. Rion meringis, menyadari sahabatnya itu begitu kesakitan setelah menjalani hukuman.

Rion mengecek tas hitam yang dibawanya. Dibukanya bagian depan tas yang selalu berisi kotak P3K. Beruntung, tersedia minyak angin di sana. "Gue ada minyak angin, lo mau?" tanya Rion sambil menyodorkan minyak angin kepada Dea.

Mendengar penuturan Rion, Dea segera mengambil minyak itu dengan gerakan kasar. "Kenapa gak bilang dari tadi?!" umpatnya lalu mulai menggosokkan minyak itu ke kakinya yang pegal. Dibantu juga oleh Rara yang masih setia memijatinya.

"Lo gak tanya," ujar Rion cuek.

Cowok itu kembali membalikkan badan dan menatap ke depan. Fokus kepada Pak Teo yang sedang menjelaskan materi agar tidak ketinggalan.

✨✨✨

Hampir setiap jam istirahat berlangsung dipakai Dea dan Rara untuk menonton MV dari salah satu boy band Korea yang mereka suka. Tidak terkecuali hari ini, keduanya lebih memilih duduk di pojok kelas daripada pergi ke kantin mengisi perut. Biarkan saja, toh menurut mereka ada istirahat kedua. Urusan perut sih nomor dua, tapi urusan bias tetap nomor satu!

"Lagi nonton apa, sih? Seru banget kayaknya." Dari arah depan Rion berujar sambil meletakkan dua buah susu kotak dan satu roti lapis kesukaan Dea. Entah sejak kapan pemuda itu membelinya. Tapi, gerakan Rion itu sukses membuat Dea dan Rara yang sedang fokus menonton mengalihkan atensi mereka.

"Biasa, MV terbaru dari BTS. Lo mau ikutan nonton?" tawar Rara antusias. Dia selalu excited saat ada yang bertanya tentang K-Pop. Hampir semua boy band ataupun girl band Korea ia ketahui hingga seluk-beluknya. Tak tanggung-tanggung memang.

Rara mengambil satu buah susu kotak rasa stroberi yang kebetulan kesukaannya. "Ini buat gue, 'kan?" ujarnya. Setelah mendapat anggukan dari Rion, gadis itu langsung meminumnya hingga tandas.

"Nggak deh, kalian aja yang nonton. Gue mau ke luar dulu sebentar," pamit Rion lalu meninggalkan kelas. Entah ke mana perginya, yang jelas Dea dan Rara tidak peduli. Mereka lebih memilih melanjutkan acara menontonnya.

“De! Kok bisa sih Jungkook cute banget di sini. Ah, gue kan jadi baper!” pekik Dea saat melihat bagian Jungkook bernyanyi.

Dea di sampingnya berdecak. “Lebih ganteng Jimin punya gue dong, Ra  Tuh lihat, berkharisma banget dia!”

Kali ini giliran Rara yang berdecak. Tak setuju dengan apa yang Dea katakan. Menurutnya Jungkook adalah yang terbaik.

Meninggalkan Dea dan Rara yang sedang menonton MV dari idol mereka, Rion kembali berjalan memasuki kantin. Menyusul teman-temannya yang sudah sejak tadi berada di sana.

"Lo balik lagi, mau makan?" Deni mencibir ketika melihat Rion berjalan menuju mejanya dan Putra.

Rion yang merasa tersindir segera duduk di samping kedua sahabatnya lalu meringis pelan. "Lah, 'kan gue dari tadi belum makan," ucapnya lalu memesan satu porsi batagor pada Mang Agus.

"Ah iya, perhatian banget sih lo sama Dea." Kini giliran putra yang mencibir.

Rion mendengkus. “Kasihan dia habis dihukum. Males ke kantin juga katanya, lagi nonton MV BTS.”

"Tapi lo kok gak gitu tuh, ke kita!" Deni berujar dengan nada kesal dan sedih yang dibuat-buat. Pernyataan itu sontak membuat Putra menganggukkan kepalanya tanda setuju. "Kita mah apa atuh. Cuma keripik singkong yang gak diperhatiin."

"Gak nyambung, anjir!" Deni menjitak kepala Putra dengan kesal.

Rion yang melihat interaksi keduanya hanya geleng-geleng kepala tak habis pikir. Lalu tergelak sesaat saat melihat Putra yang membalas jitakan Deni dan berujung saling adu mulut.

"Cari pacar dah sono, biar kalian ada yang perhatiin." Rion berujar layaknya ia paham betul fungsi seorang pacar. Padahal dirinya sendiri jomblo. Tidak tahu diri memang.

"Yeu, sok-sokan nyaranin padahal dirinya sendiri jomblo. Gak guna lo!" hardik Deni sambil memasukkan satu sendok bakso ke dalam mulutnya.

"Ekhem ... Kan dia ada Dea, Den. Lo lupa apa gimana?" celetuk Putra mengingatkan.

Hampir saja Deni tersedak saat mendengar ucapan Putra. Tapi, pemuda itu cepat-cepat menelan bakso yang dikunyahnya lalu menatap Rion dengan ekspresi yang menggelikan. "Ah iya, Rion 'kan pelindung ayang Dea. Duhhh, so sweet banget Abang. Dedek mah juga dong," ujar Deni terdengar alay dan menjijikan.

Digoda seperti itu bukannya bersemu merah, Rion malah mendengkus kecil. Ingin rasanya dia menonjok Deni detik itu juga, tapi Rion tidak tega. Dia juga malu jika harus berdebat hanya karena hal semacam itu.

Dan bagi Rion, apa salahnya berteman dengan lawan jenis? Lagi pula tidak ada yang melarang. Toh apa salahnya juga memberi sedikit perhatian lebih pada sahabat? Manusia memang kadang selalu merumitkan hal-hal yang tidak terlalu penting.

✨✨✨

Hallo!
Part ini gak aku rubah banyak. Janah dirapikan sedikit dan dipotong bagian yang menurutku rumpang.

Terima kasih sudah mau menyempatkan waktunya untuk membaca ulang.

See u next chap!

Salam Hangat,
FirdhaSN
[26 April 2020]

Revisi
[25 September 2020]

Forever be a Friend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang