27. Kedua Kali

204 27 0
                                    

Kenapa engkau hadir kembali setelah semuanya baik-baik saja?

***

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

"Bener itu orangnya!"

Fi agak tertegun ketika mendengar pekikan dari salah satu santri perempuan yang berdiri tak jauh dari lorong dimana ia berdiri.

Karena tak mendapat jawaban dari teman-teman sekamarnya tadi, Fi memutuskan untuk keluar dari kamar. Entah kemana, yang terpenting ia bisa menemukan rasa lega.

Namun, yang ia dapat justru bisikan-bisikan ganjil dari santri-santri.

"Masa? Wajahnya kalem gitu?"

"Jangan ketipu sama wajah. Bener orangnya itu dia. Aku baru lihat wajahnya. Katanya, santriwati baru, 'kan?"

"Iya, bener. Santriwati baru."

"Itu kan yang waktu itu ditegur Ustadzah Nisa. Inget nggak? Yang ngantuk di kelas pas diniyah."

"Oh iya-iya. Ternyata emang udah ada bakat trouble maker."

Kernyitan tipis menyembul di kening Fi. Dirinya? Trouble maker? Apa maksudnya? Ia rasa, ia sudah mulai hidup dengan benar dan tenang. Ia tak membuat masalah apa-apa lagi setelah ketahuan kabur oleh Gus Irkham.

Apa yang dimaksud orang-orang ini?

"Sstt, orangnya ngerasa tuh."

"Tapi, berita yang kamu dapat itu bener nggak?"

"Ish bener, lah! Orang dari sahabatnya sendiri. Valid, no debat."

Sahabatnya sendiri?

Ada satu nama yang membayangi pikiran Fi.

Indira.

Selama ini, yang benar-benar dekat dengan Fi hanya Indira. Lalu, apa yang sebenarnya dilakukan Indira hingga membuatnya menjadi bahan pembicaraan di pondok pesantren ini?

"Nggak nyangka pernah kayak gitu."

"Udah deh, biarin. Masa lalu itu milik semua orang."

"Tapi senakal-nakalnya aku, aku masih punya harga diri. Lha dia? Aib diumbar-umbar loh."

Fi membelalak.

Deru napasnya berpacu semakin cepat. Jantungnya seolah hendak meloncat dari tempat.

Tunggu. Apa yang dibilang tadi? Aib? Aib diumbar-umbar?

Seketika, Fi merasa deja vu. Fi pernah merasakan kejadian serupa di sekolahnya dulu. Tepatnya, di hari dimana foto memalukannya tersebar di seantero sekolah.

Lalu sekarang, apa akan terulang lagi? Tapi, darimana? Di pondok pesantren ini saja tidak boleh membawa ponsel. Dari mana mereka semua tahu kabar ini? Atau Indira diam-diam membawa ponsel?

Back to Istiqomah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang