Prolog.

5.1K 189 2
                                    

Di sebuah gedung bernuansa putih yang nampak begitu megah. Dengan hamparan bunga mawar putih yang dipadu dengan warna lainnya. Disana aku melihat dua sepasang insan manusia tengah tersenyum bahagia. Mengapit tangan sang suami. mbak puji dan mas Fajar, kini telah resmi menjadi sepasang suami istri.

Dengan balutan gaun pengantin berwarna biru muda, mbak Puji tampak terlihat cantik dan anggun sekali. Di tambah lagi kini mas Fajar mengenakan baju PDU putih kebanggaannya.

Berjalan di antara jajaran manusia tipis dengan baju senada dengan Mas Fajar. Tak lupa pedang yang kini telah berada di tangan kanannya.

Kini keduanya telah berjalan di tengah-tengahnya. Senyum keduanya nampak sangat bahagia.

"Dek, mbak Puji cantik banget yak." Ucap Bang Reza menyenggol lenganku.

"Iya, Bang. Serasi banget ya mereka." Ucapku memandang mereka dengan tatapan iri.

Akhirnya kami berdua mulai hanyut dalam suasana malam ini. Wajar saja aku merasa iri dengan mbak Puji yang sangat beruntung bisa mendapatkan sosok suami seperti mas Fajar. Selain tampan dan gagah, mas Fajar juga seorang TNI Al, juga dia orangnya ramah sekali. Banyak wanita di luar sana yang menginginkan berada di posisi mbak Puji sekarang. Aku saja yang baru beberapa kali bertemu dengannya sudah di buat dag dig dug serrr, heheh canda.😂

Acara pedang pora kini telah selesai. Waktunya kami bersalaman mengucapkan selamat kepada mereka.

Ayah dan Ibu sudah berjalan terlebih dahulu. Sedangkan aku dan Bang Reza masih mengantri untuk bisa naik ke atas panggung pelaminan.

Dan kini saatnya giliran aku mengucapkan selamat kepada mereka "Selamat ya mas, mbak. Semoga sakinah mawadah warahmah. Cepet di beri momongan ya, kasih ponakan buat aku sama abang, heheh."

"Siap, dek Gebi. Nanti malam mas bakal buat ponakan buat dek Gebi." Titah mas Fajar yang langsung dihadiahi cubitan oleh mbak Puji.

"Terimakasih buat doanya dan terimakasih juga sudah datang kemari, dek." Aku membalas pelukan hangat dari mbak puji. "Sama-sama, mbak." Aku tersenyum, lalu melangkah turun dari panggung pelaminan itu. Karna di belakang masih banyak yang mengantri untuk bisa menyampaikan selamat kepada mereka.

Mataku kembali menelisik setiap sudut ruangan ini. Mencari Ayah dan Ibu yang entah kemana.

"Dek, kita disuruh kemeja tempat perasmanan. Ayah sama Ibu sudah menunggu disana." Aku mengangguk, lalu berjalan beriringan dengan bang Reza.

Setelah mencari Ayah dan Ibu di luasnya gedung resepsi ini, akhirnya kami menemukan mereka. Jujur aku merasa kesal ketika melihat Ayah dan Ibu tengah asik berbincang dengan temannya.

Mataku menangkap seseorang yang kukenal. Seorang anak laki-laki yang tengah duduk satu meja dengan orang tuaku.

Aku berjalan mendekat ke arah mereka. Betapa terkejutnya aku ternyata itu adalah Rama, teman satu smpku dulu namun berbeda kelas.

"Kenalin ini anak kita" Ucap ayah

"Gebi" Ucapku sesopan mungkin.

Bang Rezapun melakukan hal yang sama denganku.

"Cantik dan ganteng anakmu Sar" Puji wanita paruh baya yang ku tebak adalah Ibunya Rama.

"Ayok kita lanjutkan makannya" Putus Ayah Rama.

***
Ramadhan Diki Alvaro, atau sering dipanggil dengan Rama. Seorang laki-laki tampan yang pernah mendapat gelar bad boy pada masanya.

Dan demi apa sekarang, seorang Gabriella Olivia Bagaskara, bisa berada satu meja makan dengannya.?

***

Jadi, dulu kami memang satu sekolah saat masih duduk di bangku SMP. Namun, kami berbeda kelas saat itu.

Dia tuh bad boy nya SMP Cakrawala. Wajahya yang tampan mampu memikat para kaum hawa. Namun pembawaannya yang kaku membuat siapa saja yang ingin mendekatinya berfikir ulang.

Hampir semua siswi membicarakan tentang Rama, mulai dari kaka kelas hingga teman-teman satu angkatanku.

Saat itu aku belum sekalipun bertemu dengan Rama tapi setelah hari itu, dimana aku berpapasan dengan segerombolan teman-teman kelas Rama aku tak lagi penasaran dengan sosok Rama yang selalu di bicarakam teman-temanku.

Percaya atau tidak kesan pertamaku melihat Rama biasa saja. Aku fikir dia seganteng Namjoon Bts, nyatanya ya B ajah.

Tapi semenjak pertemuanku di acara pernikahan mas Fajar dan mba Puji kini aku dan Rama malah menjadi sangat amat dekat.

Bisa di bilang sahabat lah.

Rama sekarang bersekolah di SMA Taruna Nusantara. Sedangkan Gebi melanjutkan di SMA Pelita Jaya.

🌲🌲🌲

Happy reading 🤗

Friendzone (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang