Kau memakai dress selutut lengan pendek dengan krah di bagian leher. Kau menunggu Suga dengan cemas di ruang tamu. Hari ini Suga akan mengajakmu ke suatu tempat. Pakaian sopan, make up tipis adalah permintaannya. Kau merasa seperti ada sesuatu yang akan menunggu dan itu sangat tidak biasa.
"Kita akan ke Busan." Kau mengerutkan dahi mu. Tiket pesawat Suga berikan padamu.
"Untuk apa kita kesana?" Kau bertanya sambil masuk mobil.
"Kita akan memohon restu ibuku." Kau melongo tak percaya.
"Kenapa cepat sekali?""Lebih cepat lebih baik, kau telah mengenalkan ku pada orang tuamu, sekarang giliranku." Kau berusaha tersenyum santai.
"Tak apa, tenanglah, mungkin Emma ku hanya akan menyiram kita dengan air cucian piring jika dia marah." Kau menatap Suga takut."Aku hanya bercanda. Eomma ku sangat baik orangnya." Suga menyentuh jemarimu.
.
.
.
.
.
Kalian mendarat di bandara Busan. Kau menatap Suga yang memegang erat tanganmu pertama kali di tempat umum."Kenapa? Apa kau tak nyaman?" Kau menggeleng sembari tersenyum.
"Oppa, bisa kan kita ke suatu tempat? Aku akan membeli sesuatu untuk eomma mu. Kesan pertama harus baik bukan?" Suga mengangguk. Dia sendiri lupa memikirkan sampai kesana.
Kau menemukan pilihan mu. Parsel cangkir yang elegan. Suga menyukainya. Kalian menggunakan taksi hingga tiba di resto milik keluarga Suga. Kau berkali-kali menghembuskan nafas untuk menenangkan dirimu.
"Tenanglah. Aku akan selalu mendukungmu. Bicaralah selembut mungkin, selalu turunkan pandanganmu, jawab pertanyaan dengan tegas dan singkat, jangan mendebat ibuku. " Suga memberi arahan. Kau malah makin grogi.
"Aahhhh.. Anakku pulang." Wanita paruh baya yang sangat stylish menuntun Suga dengan senyumnya.
Dia melirik mu dan kau mengartikan bahwa dia tak menganggap mu ada. Ibu Suga mendekap Suga dalam peluk dan berjalan masuk resto. Kau mengekor dibelakang mereka.
"Eomma, ini Viola, yang kuceritakan." Ibu Suga mengamati mu dengan tatapan tak bersahabat.
"Selamat siang ibu. Aku membawakan hadiah kecil. Aku harap ibu akan suka." Kau menyerahkan hadiah yang beli tadi dengan senyuman.
"Terimakasih, apa ini?" Tanyanya sambil melihat ke dalam kantong. Matanya melotot tak percaya.
"Kau yang memilih ini? Selera mu sungguh bagus. Terima kasih." Kau tersenyum lega. Point pertama berhasil.
Pintu ruangan ibu Suga terbuka dan masuklah gadis yang kau dan Suga kenali.
"Yoona?! Bibi sangat rindu, duduklah." Ibu Suga menyebut hangat Yoona tak seperti padamu. Suga menatapmu memastikan kau baik saja.
"Eomma, ada tamu lain rupanya, jika begitu kami akan pulang ke Seoul. Lain kali kita akan bertemu lagi." Suga nampak jelas menghindari Yoona.
"Ahh kau ini, kemana perginya kesopanan mu? Apakah bergaul dengan wanita asing menjadikan mu tak sopan Yoongi?" Lirikan ibu Suga tertangkap penglihatan mu. Suga mendengus kesal.
"Yoona, apa kabar? Senang bertemu denganmu lagi." Kau berdiri menyapa Yoona mengambil alih keadaan. Perang ini harus kau menangkan.
"Kalian saling mengenal?" Ibu Suga menatap bergantian kearah mu dan Yoona.
"Iya bibi, kami pernah bertemu di restoran waktu itu. Apakah bibi tau? Bahwa Yoona juga pernah muncul diberita gosip bersama Yoongi oppa berapa bulan lalu?" Ibu Suga menatap Yoona dan Yoongi bergantian."Itu hanya salah paham bibi." Yoona nampak panik dengan arah pembicaraan mu.
Trik mu berhasil menggoyahkan pertahanan ibu Suga. Dia tak suka skandal rupanya. Kau tersenyum menang.
"Iya bibi, aku tau bahwa Yoongi lelaki yang setia, karena keluarganya pasti mengajarkan tata Krama yang baik bukan?" Ibu Suga menatapmu tajam.
Suga hanya bisa diam mengikuti aliran keadaan yang diciptakan oleh ketiga wanita yang sedang memperjuangkan pendapatnya masing-masing. Dia tau kau tak kan menyerah begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Min Suga! Saranghe!!
ФанфикBeberapa bab sungguh bukan konsumsi under 21 ya.. Perlu kebijakan membaca.. Jika nama tokoh sama, karena aku suka mereka.. Dukungan kalian buat baca vote komentar sangat membuatku bersemangat. Kisah cinta Suga dan gadis luar biasa. FF.3