Pamitan

198 11 0
                                    

Pagi ini kau telah berpakaian dengan ukuran agak besar. Kau sudah di meja makan dengan sandwich di atas piring mu.

Suga duduk di hadapanmu, menatapmu dengan heran karena penampilanmu berubah drastis.
"Ada yang salah denganku?" Kau memperhatikan dirimu sendiri. Suga menggeleng lemah.
"Kau berganti cara berpakaian?" Komentar Suga membuatmu mengangkat bahu.
"Supaya tak ada lagi gosip." Kau mencuci piring mu. Suga terdiam. Kau menarik koper mu hingga ke belakang pintu.

"Kau mau melarikan diri atau apa? Membawa koper besar itu?" Suga memperhatikan bawaan mu.
"Rencana ku begitu." Kau berjalan melewati Suga untuk mengambil tas tanganmu.
"Kalau begitu aku tak akan melarang atau mencegah mu. Lakukan yang ingin kau lakukan." Kau tertegun mendengar jawabnya.

Bunyi bel membuatmu membuka pintu. Kau melihat supir yang dikirim Sehun. Kau memintanya membawa koper mu ke mobil.
"Oh ya, pak bisakah bapak memindahkan koper di mobil saya, saya akan membawanya ke Sokcho juga." Supir itu mengangguk menerima kunci mobilmu.

"Kau benar-benar akan kabur?" Suga menaikkan intonasi suaranya.
"Kami pergi oppa, terima kasih sudah menjaga kami." Kau berbalik kemudian menutup pintu rumah kalian.

Tanpa pelukan dan ciuman. Suga masih membatu ditempatnya. Dia merasa bahwa kau memang tak akan kembali.

Apa salah ku? Kenapa kekasih dan anakku meninggalkan ku? Apa hanya karena pengakuan Yoona? Dia bertanya tanpa ada jawaban. Sebulanan ini kalian tak saling bicara banyak. Kalian melakukan aktivitas masing-masing. Kalian hanya bertemu saat akan tidur dan pagi sebelum Suga meninggalkan rumah.

Kau menyelesaikan semua hal mengenai hotelmu. Karyawan lain tak memperhatikan perubahan dirimu. Mereka hanya menggodamu lebih gendut.

"Aku ingin makan ice cream." Tiba-tiba kau mengatakan itu saat sedang rapat. Semua staf yang ikut rapat terkejut.
"Hari ini apakah cuma aku yang merasa panas?" Kau bertanya sambil membaca laporan di hadapanmu. Semua karyawan bingung. Diluar hujan lebat dan kau merasa panas?
"Bisa bawakan kami ice cream ke ruang rapat?" Sehun berbicara via interkom.

"Aku rasa ini adalah rapat terakhir kita. Aku akan ke Indonesia untuk cabang selanjutnya. Aku senang bisa bekerja sama dengan kalian." Kau menyiapkan ice cream ke mulutmu.
"Kapan ibu akan kembali?"
"Setelah cabang di Indonesia grand opening, atau jika kalian membutuhkan ku." Kau tersenyum manis.

Kalian turun ke resto di lobby untuk makan siang. Sehun duduk semeja denganmu.
"Kau serius akan pergi?"
"Cepat atau lambat aku akan tetap kembali ke negaraku bukan?"
"Bagaimana dengan Suga?"
"Bagaimana dengan Yoona adikmu?" Sehun menatapmu.
"Kenapa jadi Yoona?" Kau mengangkat bahu.

"Kau dan Yoona bekerja sama bukan? Kalian kakak adik yang sempurna." Sarkasme mu muncul.
"Awalnya aku membantunya tapi sebisa mungkin aku juga menghentikannya. Aku minta maaf ponselmu aku yang menyimpannya."
"Hingga sampai ditangan Yoona kan?" Kau menyerang lagi.
"Awalnya aku ingin kita balikan. Yoona juga ingin kembali pada Suga. Tapi aku sadar kalian tak bisa dipisahkan." Kau menatapnya sambil tersenyum.

"Yoona dan Suga mungkin sudah balikan sekarang. Tapi aku tak akan kembali padamu." Sehun menghela nafas.
"Aku tau. Apakah kau sedang hamil?" Pertanyaan Sehun membuatmu berhenti makan dan menatapnya.

Min Suga! Saranghe!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang