Perang Dingin

200 12 0
                                    

13 minggu usia kandungan mu ketika kau datang sendiri ke dokter kandungan untuk check up kesehatan. Sejak percakapan kalian waktu itu, kau begitu malas untuk berbicara dengan Suga ataupun melakukan aktifitas bersama.

Kau tak pernah ke Sokcho, malah lebih sering menghabiskan waktumu di pusat perbelanjaan walau hanya duduk makan atau sekedar menghabiskan waktu disana. Suga makin sibuk dengan kegiatannya. Mungkin dia lupa bahwa kandungan mu akan makin besar hari ke hari.

*rumah sakit*
Kau keluar dari ruangan dokter sambil memakai mantel mu ketika ekor matamu menangkap sosok seseorang yang sangat kau kenali. Suga! Dia duduk dengan maskernya didepan ruangan dokter umum. Wajahnya nampak gelisah dan kawatir.

Kau duduk tepat di depan ruangan dokter kandungan sejajar tapi berjarak 3 ruangan dengan Suga. Kau sungguh ingin tau apa yang dia lakukan disana. Tak lama terdengar perawat memanggil.

"Keluarga Kim Yoona." Suga dengan cepat masuk ke ruangan rawat. Kau mengangguk-anggukan kepalamu sambil tersenyum sakit hati. Kekasihmu di rumah sakit bersama mantan kekasihnya, padahal dia mengatakan padamu bahwa dia sibuk.

Kau melangkah pergi menuju apotik mengambil vitamin mu. Kau menyetir dan menuju pusat perbelanjaan. Kau membahagiakan dirimu dan bayi mu sendiri. Kau menuju resto pasta favorit mu dan disambut pelayan yang sudah mengenalimu.
"Seperti biasa Vi?" Kau mengangguk. Dia mengangkat jempolnya.

Matamu memandang keluar jendela resto. Suga dan Yoona berjalan bergandengan sambil tertawa. Kau sungguh tau arah hubungan kalian ini akan kemana. Sepasang mantan kekasih kembali bersama. Kau dan bayimu tak masuk hitungan.

"Oke sayang, ternyata hanya kita berdua yang tersisa. Apa kau mau berjuang bersama mommy? Hanya berdua bersama mommy!" Kau mengelus sedih perutmu. Bayi mu sudah kehilangan ayahnya sebelum mengenalnya.

*ditelpon*
"Hallo, Sehun, besok aku akan ke Sokcho, bisakah kau siapkan aku satu kamar kosong mungkin aku akan disana beberapa hari." Sehun mengiyakan.
"Apa mungkin kau bisa membantuku? Kirim kan aku supir. Aku merasa lelah hanya membayangkan jauhnya perjalanan dan sendiri." Kau mendengar Sehun terkekeh kemudian berjanji akan mengirim supir.

"Sayang temani mommy belanja hari ini." Kau memutuskan membeli baju besar untuk menyembunyikan perutmu yang mulai membuncit. Kau tak ingin jadi bahan gosip karyawan mu setelah semua yang terungkap di grand opening dulu. Kau dapatkan semua yang ingin kau beli, kau pulang.

*9:00PM rumah*
Mobil Suga belum ada, kabar pun tak ada. Kau sendiri malas menanyakannya. Kau mengemasi beberapa barang mu dan membawanya ke mobil. Kau melihat mobil Suga masuk garasi.

"Baby, kenapa diluar? Disini dingin, ayo masuk. " Suga mendekapmu. Parfumnya masuk ke penciuman mu. Rasanya nyaman berada dekat jantungnya.

"Oppa, besok aku akan ke Sokcho beberapa hari. Jadi aku tak akan pulang." Suga berhenti sejenak saat melepaskan mantelnya anterna pikirannya menangkap hal yang tak beres.

"Oke, oppa akan mengantar mu." Dia tak mencegahmu pergi? Pikirmu.
"Sehun akan mengirim supir. Lagian oppa juga sibuk. Tak apa, aku tak menyetir sendiri." Kau menolak. Suga mengangguk.

Dia bahkan tak mendebat mu? Kau tak habis pikir dengan kelakuannya. Kau tarik selimut kalau tidur lebih dulu.

Min Suga! Saranghe!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang