⚠️AWAS BIKIN CANDU READERS⚠️
📌 TERSEDIA E-BOOK di PLAYSTORE DAN PLAY BOOK (Eternity Publishing)
📌 Link pembelian di bio profil
Hafiz Raffa Khairy seorang Hafidz qur'an.Bekerja di salah satu cabang perusahaan ayahnya di Bogor dan sedang mencari cin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚘ HAFIZAH POV ⚘
Akhirnya kerjaan minggu rutinku sudah selesai lebih awal dari biasanya. Tinggal menunaikan sholat sunnah dhuha dan membaca al-qur'an saja,imanku masih naik turun terkadang kalau sehabis menstruasi rasa malasnya terbawa meski sudah hadast.
Jadi aku masih berproses dalam berhijrah,sering kali beberapa orang yang mengenaliku mengganggapku wanita sholehah karena kata mereka aku tidak pernah meninggalkan sholat. Padahal tidak meninggalkan sholat belum tentu kita sholehah dihadapan-Nya,karena kita tidak pernah tahu bahwa sholat kita sudah sah atau belum.
Dan lagi pula masih banyak amalan lain yang harus kita laksanakan hingga kita layak di anggap taat dihadapan-Nya bukan dihadapan makhluk-Nya.
Saat melipat mukena,tiba-tiba handphoneku berdering terlihat nomor tak dikenal dan ternyata yang menelpon dokter Revan.Dia menanyakan kenapa belum sampai rumah pelangi. Aku benar-benar lupa kalau mulai minggu ini aku ada rutinitas baru,mengajar ditempat anak-anak pengidap kanker yang diberi nama rumah pelangi oleh dokter Revan.
Baru saja aku bilang 15 menit on the way kesana,dokter Revan bilang dia akan menjemputku dan belum juga menjawab,dia sudah menutup telponnya.
"Tunggu barusan aku ko gak gugup ya bicara dengan dokter Revan.Apa karena lewat telpon jadi gugup itu hilang"gumamku dalam hati tak percaya.
Aku segera menyiapkan alat-alat yang akan di bawa kesana,aku membawa media papan flanel beserta kartu huruf untuk memastikan kemampuan mengenal huruf ataupun membaca anak-anak disana sudah sampai mana kemampuannya.
Lima menit sebelum dokter Revan datang,aku sudah menunggunya di gang.Kini mobilnya sudah datang,dia pun membuka jendela mempersilahkanku masuk.
"Maaf dok jadi merepotkan"ujarku merasa sungkan padanya.
"Gak ko"jawabnya singkat.
Kini suasana canggung hadir di antara kami.Selama perjalan kami hanya diam mematung dan dalam pikiran kita masing-masing.
"Mobilnya gak bisa buat setel musik apa ya,sepi kaya kuburan gini."gumamku dalam hati.
🌱 HAFIZ POV 🌱
Kami masih mencari toko mainan anak-anak sampai akhirnya Farhan memberhentikan kami di depan toko mainan yang seperti banyak pilihan.
"Coba kita cek di toko ini Fiz."ujar Farhan memberi saran.
Aku pun menyetujuinya,kami pun masuk toko tersebut dan kami masing-masing mulai mencari mainan yang menarik untuk anak-anak hafidz.
"Fiz gimana kalau hadiahnya mainan edukasi seperti ini."ujar Farhan memperlihatkan mainan yang di pilihnya puzzle huruf hijayyah.Aku merekahkan senyuman padanya.