⚠️AWAS BIKIN CANDU READERS⚠️
📌 TERSEDIA E-BOOK di PLAYSTORE DAN PLAY BOOK (Eternity Publishing)
📌 Link pembelian di bio profil
Hafiz Raffa Khairy seorang Hafidz qur'an.Bekerja di salah satu cabang perusahaan ayahnya di Bogor dan sedang mencari cin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
《《 HAPPY READING 》》
🌷AUTHOR POV🌷
Setelah keluar gang rumah Raina,Hafizah dan 3 sahabatnya menunggu pesanan taxi online walau sebenarnya mereka bawa motor masing-masing tapi dititipkan dirumah Hafizah,mereka lebih suka bersama-sama karena lebih seru bisa bersenang-senang bersama selama di perjalanan dan tidak lelah membawa kendaraan.
10 menitan taxi online mereka datang,mereka pun beranjak naik ke dalam taxi itu.Seperti saat pergi mereka rebutan bangku belakang,tidak ada yang mengalah duduk di depan.Akhirnya dengan pasrah Safira yang duduk di depan.Dalam perjalanan mereka berbincang-bincang mengisi waktu selama diperjalanan.
Tak terasa selama 20 menit mereka sampai di depan gang Hafizah. Mereka pun langsung berjalan kerumah Hafizah mengambil motor yang dititip.Sesampai rumah Hafizah mereka bertiga langsung pamit pulang ke uminya Hafizah biasa dipanggil umi Aisyah.
"Terima kasih ya umi Aisyah kita udah di izinin simpan motor disini."ujar Laila.
"Gratis lagi "timpal ledekan dari Hafizah.
"Husst..Fizah." tepuk pelan uminya.
"Hehe..bercanda umi."ujarnya.
"Tenang umi,kita mah biasa bercanda seperti ini."sahut Safira.
"Senang liat kalian sudah seakrab ini,kalian sering-sering ya main kesini."ujar umi Hafizah.
"Siap umi."jawab mereka bertiga dengan serempak.
"Salam dari kami buat abi Rohman ya umi."ujar Azra karena abi Hafizah sedang sholat dimasjid.
Mereka pun mencium punggung tangan umi Aisyah bergantian,mereka melihat kepergian sahabat-sahabat Hafizah dari pagar.Satu persatu dari mereka hilang dari pandangan Hafizah dan umi Aisyah.
Tak lama sosok laki-laki setengah baya berjalan menuju mereka,langkahnya pun semakin terlihat jelas.
Sosok laki-laki itu adalah abinya Hafizah dikenal dengan abi Rohman ia baru pulang dari masjid.Beliau dituakan di kampung tempat tinggalnya karena beliau salah satu warga yang kurang lebih selama 20 tahunan tinggal dikampung tercinta ini.
Tetangganya sering memanggil pak haji dan bu haji karena mereka sudah haji,tetapi mereka menolak di panggil seperti itu,bukan tidak suka tetapi mereka lebih senang dipanggil abi Rohman dan umi Aisyah.Setiap menjelaskan alasannya kata abi Rohman agar terdengar seperti sepasang couple,seperti anak masa kini.
Sepertinya sifat humorisnya menurun pada putra putrinya,ya walau putranya hanya humoris di depan keluarganya saja,sedangkan Hafizah mau dimana pun selalu humoris kadang berlebihan sampai dia sempat berpikir apakah orang-orang mengira dia kekanak-kanakan atau enggak dengan bersikap seperti itu.
Tetapi Hafizah memahami waktu dan tempat untuk mengeluarkan sifat humorisnya itu.Apalagi dia seorang guru,jadi harus pandai menjaga sikap.Bukan tidak jadi dirinya sendiri tetapi tidak ingin ada hal-hal yang tidak diinginkan karena humornya itu takut dianggap berlebihan.
Dia hanya menyalurkan sifat humornya didepan teman-teman,keluarga dan anak-anak muridnya saja.Apalagi jadi guru TK harus Humoris banget,saat memberi pengajaran dituntut menyenangkan agar setiap tujuan pembelajaran tersampaikan pada anak muridnya.Jika dalam menyampaikanya kaku dan membosankan bisa-bisa anak muridnya tidak semangat lagi untuk sekolah lagi.
Keesokannya.
Seperti biasa setiap hari minggu Hafizah merapihkan kamarnya,baik dalam merubah posisi atau menata kembali baju-baju dilemari yang terkadang berantakan,karena setiap mengambil pakaian yang akan dikenakan untuk mengajar ataupun kuliah ia mengambilnya dengan penuh tenaga membuat tata baju yang tadinya rapih menjadi berantakan.
Kegiatan rutin selanjutnya menyetrika pakaian yang sudah ia cuci secara terjadwal.Selanjutnya menyapu dan mengepel rumah,ada satu kegiatan gadis bertubuh mungil yang memiliki gigi gingsul mempermanis parasnya.Sampai detik ini usianya 22 tahun,ia belum meminati kegiatan memasak meski Hafizah sering mendengar perempuan itu harus bisa memasak agar suaminya betah dirumah.Mungkin di antara kalian pernah mendengar kalimat itu.Hafizah kurang tertarik sama yang namanya memasak,dia lebih suka eksperimen membuat kue.Dia selalu menyiapkan 1000 alasan setiap umi Aisyah meminta dia masak.
"Zah,mulai kapan nih belajar masak?perempuan itu harus bisa masak,laki-laki itu paling betah dirumah karena dimasakin istrinya."ujar umi Aisyah pada Hafizah yang sedang membersihkan kain pel,benar saja orang tualah yang biasa mengucapkan kalimat itu bisa memasak agar suami betah dirumah.
"Iya umi nanti ya."Memberi senyuman manisnya.
"Nanti-nanti terus jawabannya,nanti kalau udah nikah gitu?"tanya umi Aisyah kembali.
"Yeay,itu umi udah tau jawabannya."jawabnya dengan jahil.
"Kata teman Hafizah yang..." ucapannya terpotong dengan sosok yang sedang berjalan menuju dapur.
"Yang udah nikah,nanti juga kalau kita udah nikah otomatis bisa masak ko umi."ucap Haris dengan nada meledek melanjutkan kalimat sang adik yang selalu sama ketika diminta masak oleh uminya.
"Hafalkan kakak sama ucapan keramatmu itu."lanjutnya sambil menuju ke arah kamar mandi.
Bukannya marah,Hafizah balik meledek kakak yang berbeda 5 tahun dengannya.
"Wah,diam-diam ada yang ngefans berat nih sama adenya,sampai hafal banget sama kalimat-kalimat keramat adenya"ujar Hafizah sedikit teriak sambil tepuk tangan agar kakaknya yang baru saja masuk ke dalam kamar mandi mendengarnya.
Umi Aisyah hanya bisa tertawa kecil melihat gurauan kedua anaknya. Meski umur sudah kepala dua,tetap saja baginya mereka anak kecil dimatanya.
Rasanya tak ingin waktu cepat berlalu sebab cepat lambat akan tiba saatnya rumah ini nanti akan sepi tidak ada kakak beradik itu,karena putranya nanti akan bertangggung jawab sebagai imam untuk keluarganya dan mungkin ingin memiliki rumah sendiri dan putrinya akan dibawa pergi dengan sang calon mantunya.
Hafizah mulai mengepel teras rumah,ia melihat banyak orang datang ke rumah yang letaknya pas didepan rumahnya.
"Disana ada apa ya,ko banyak orang?"gumamnya dalam hati dan beranjak ke dapur memberitahu kepada uminya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maaf klo masih banyak yang kurang dalam bahasa,alur yang belum pas ataupun lain-lainnya🙏 . Kritik dan saran yang membangun dipersilahkan🤗 . Yuk VOTE dan Follow @CoretanHati97