MEYAKINKAN

1.9K 154 1
                                    

                   ⚘HAFIZAH POV ⚘

Aku senang akhirnya ada anak yang mau berkenalan dan tidak takut denganku.Aku pun menaruh lutut diatas lantai sambil merentangkan tangan serta tersenyum merekah untuknya.

Anak perempuan itu mulai melangkah ke arahku,namun tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang anak perempuan itu.

"Jangaaan Putri,pasti kakak itu sama kaya mbak Uli galak."sahut anak laki-laki berkepala botak menghasut anak perempuan itu ternyata namanya Putri.

Putri pun menjadi ragu karena temannya mengingatkannya pada sosok perempuan yang sebelumnya mengajar mereka,dia pun menghentikan langkahnya.

Aku berusaha untuk meyakinkan Putri dan teman-temannya bahwa aku bukan seperti yang mereka pikirkan.Situasi ini telah ku alami saat meluluhkan hati anak muridku Dafa yang takut dengan orang asing.

Jemari tangan ku tempelkan di kedua pipiku yang lumayan empuk.
Aku memulai aksiku bertingkah seperti anak-anak.Sedikit ragu bertingkah seperti itu karena ada dokter Revan namun tidak bisa ditahan kalau sudah didepan anak-anak bertingkah seperti ini lah yang jitu untuk meyakinkan anak kecil.

"Emang wajah kakak serem kaya hantu ya?"ujarku dengan nada kecewa sambil memanyunkan bibirku dan melirik mereka bergantian.Mereka menggelengkan kepala tapi tetap tidak ada yang melangkah ke arahku.

"Apa kakak serem kaya dinosaurus?"tanyaku lagi dengan suara dinosaurus dan memainkan tanganku seakan mempunyai cakar tajam.

Mereka hanya menggelengkan kepala lagi tapi tunggu aku perhatikan beberapa dari mereka ada yang menahan tawa.Apa mungkin karena ekspresiku?

"Ok coba lagi Zah,keluarkan ekspersi yang lebih lucu."batinku

"Kalau kakak gak serem,terus kenapa kalian takut?padahalkan kakak lucu kaya badut."ujarku sambil mengangkat kedua pipi dengan kedua jari telunjuk membuat bibir jadi ikut manyun juga lalu aku jerengkan kedua mataku.

Tak lama suara tawa mulai mengisi ruangan yang sebelumnya tegang saat mereka melihat kehadiranku.Aku senang sekali akhirnya ekspresi itu berhasil membuat mereka tertawa lepas.

Aku baru sadar dan sedikit malu karena ternyata dokter Revan ikut tertawa.Saat dia menyadari aku melihat kearahnya,ia pun langsung menahan tawanya.

"Ah,sepertinya ekspresi ku tadi memalukan sampai dia tertawa geli seperti itu."gumamku dalam hati.

Deg...
Tiba-tiba sebuah pelukan mendarat didepanku,tangan mungil melingkar diatas bahuku menyadarkan lamunanku.

"Putri mau kenalan sama kakak."ujar anak perempuan berkulit putih dengan senyum manisnya.

"Alhamdulilah,yeaay sekarang putri jadi teman kakak ya."ucapku dengan bahagia dan memeluknya.

"Siapa lagi ya yang mau jadi teman kakak?"tanyaku dengan nada merayu manja pada mereka.

"Aku..aku..aku kak."sahut mereka satu persatu menghampiri ku dan memelukku.

Akhirnya mereka mulai percaya dan tidak takut lagi denganku.

Mata ku tertuju pada anak laki-laki yang masih berdiri disana,anak yang tadi menghasut Putri untuk tidak berkenalan denganku.Aku mengajaknya bergabung dengan kode jemari tanganku,namun ia mengabaikan ajakanku.Sepertinya dia gengsi untuk menghampiriku.

"Sebentar ya."izin ku pada mereka.

Kakiku melangkah ke arahnya,ia pun sadar.Dia langsung membalikan badannya sambil melipat tangannya di atas perut dengan wajah kecewa pada teman-temannya yang tidak sepemikiran dengannya.

"Hai anak sholeh,namanya siapa?"tanyaku sambil mencolek pundaknya dengan jari telunjukku dengan posisi berjongkok.Anak itu tetap tidak membalikan badan dan tak bersuara.

"Namanya Dika kak."sahut salah satu temannya.

"Iih orang aku yang ditanya,kenapa kamu yang jawab?"ujar anak yang sedang ngambek itu menengok ke arah temannya yang menyahut.

"Kan tadi kamu diam aja gak jawab,ya aku jawab aja."jelas temannya.

"A..aku kan mau jawab tapi keduluan sama kamu."jawabnya ketus tidak ingin disalahkan temannya.

"Sudah..sudah..Jadi Dika mau gak nih jadi teman kakak?"ujarku melerai perdepatan polos mereka dan bertanya padanya.

Dika mengangguk,tiba-tiba dia membalikkan badan dan memelukku.

"Maafin aku ya ka,aku kira kakak kaya mbak Uli."ucapnya menyesal.

"Iya gak apa-apa ko sayang."balasku tersenyum sambil mengelus pundaknya.

                       ⚘⚘⚘⚘⚘

Cinta Surga (TERSEDIA E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang