PERCAKAPAN AWAL

1.8K 140 0
                                    

                  

   🌱 HAFIZ POV 🌱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
🌱 HAFIZ POV 🌱

Seperti biasa usai pulang dari kantor aku tidak langsung pulang,aku pergi ke masjid yang tak jauh dari kantorku untuk menunaikan sholat ashar berjama'ah.

Setelah sholat ashar berjama'ah dan tadarus sebentar,aku pun merapihkan al-quran di raknya.Aku melangkah keluar masjid,namun hujan turun sangat deras.

"Allahuma shoyybaan naa fi'aan"doa turun hujan ku panjatkan dan mengusapkan tangan ke wajahku.

Setelah mengusap wajahku,didepanku terlihat perempuan berjilbab abu menggunakan jaket hitam dan tas di punggungnya sedang bersandar di dinding masjid.

Setelah mengusap wajahku,didepanku terlihat perempuan berjilbab abu menggunakan jaket hitam dan tas di punggungnya sedang bersandar di dinding masjid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia lagi?kali ini biar ku pastikan apa aku benar memiliki kekuatan telepati"batinku yang sepertinya mulai tidak waras berpikir sampai seperti itu.

"Ha..hafizah"panggilku antara ragu dan ingin memastikan benar atau tidak aku mempunyai kekuatan dan kekuatan macam apa yang aku miliki ini.

Tak butuh waktu lama,perempuan itu langsung menengok ke arahku.

"Om.."ucapnya kaget saat melihatku dan begitu pun aku tidak kalah kaget ternyata benar dia.

"Ya allah kekuatan apa ini?"batinku heran dengan kemampuanku ini.

Beberapa detik kami dalam satu pandangan dan akhirnya tersadar kami pun langsung menundukan pandangan kami.

"Kamu sedang apa disini?"tanyaku seperti sudah akrab.

"Aku habis sholat om"jawabnya polos,anak kecil juga tau kalau masjid ini tempat sholat.

"Tunggu om dia panggil aku om.Setua itukah wajah tampanku ini?"gumamku heran untuk pertama kalinya kami berbicara.

"Maksudnya kamu dari mana atau mau kemana?"tanyaku ulang.

"Oh,aku pulang dari kampus dan mau pulang ke rumah om."

"Pulang sama siapa?"tanyaku dan baru sadar pertanyaan yang seharusnya tidak ku tanyakan.

"Sendiri om,ini aku lagi pesan ojol tapi pada nolak karena hujan gini."jelasnya sambil melihat layar benda pipihnya.

"Yaudah bareng saya saja"ajakku tidak tega membiarkan guru ponakanku pulang sendirian ditambah kondisi saat ini sore dan hujan.

Dia pun merekahkan kelopak matanya sepertinya terkejut atas ajakanku.Maklum ini pertama kali kita berbicara.

"Kebetulan aku mau kerumah Dafa,rumah kamu daerah sanakan"aku melanjutkan ucapanku agar dia disalah paham atas ajakkanku.Dia hanya menganggukan kepalanya.

                ⚘ HAFIZAH POV ⚘

Kaget sekagetnya ternyata yang memanggilku omnya Dafa murid termanjahku.Semakin terkejut saat om Dafa mengajakku pulang bersamanya,tapi berhubung aku parno naik ojol sore dan hujan seperti ini.Akhirnya aku menerima tawarannya.

Hujan mulai reda dan saat ini aku berada di dalam mobil,rasanya canggung dan selalu canggung setiap berdua dengan laki-laki seperti ini.Seperti biasa aku selalu menundukan kepala ku setiap berdua dengan bukan mahromku,aku yang periang akan berubah tiba-tiba seperti patung tanpa suara.Mungkin kalau teman-temanku tahu perubahan sikapku seperti ini dan mereka melihatnya,aku yakin mereka akan tertawa puas.

"Kampus kamu di daerah sini?"tanya membuyarkan lamunanku.

"Hah,Iya om."jawabku singkat.

"Tampang saya terlihat tua ya?"tanyanya dengan pandangan kedepan.

"Hah,gak tua ko om."jawabku reflek menoleh ke arahnya karena heran atas pertanyaanya.

"Kalau begitu,bisa gak panggilnya jangan om"pintanya.

Aku baru sadar dia tidak nyaman sama panggilan itu.Padahal karena dia omnya Dafa,maka dari itu aku memanggilnya om.

"Oh maaf ya om..eh maksudnya.."aku menggantungkan ucapanku karena belum tau namanya.

"Saya Hafiz"sahutnya langsung peka.

"Maaf ya kak Hafiz"ucapku ulang mengubah panggilannya dengan sebutan kak karena sepertinya dia seumuran dengan kak Haris.

"Itu lebih baik dari sebutan om."jawabnya menerima panggilan itu.
Aku membalasnya dengan senyuman.

Di sepanjang jalan kak Hafiz menyetel murottal dari radio mobilnya dan dia mengikutinya.Ternyata dia hafal dengan semua surat yang diputar.

"Kak Hafiz,Hafidz Quran?"tanyaku seakan sudah akrab namun penasaran.

"In syaa allah."jawabnya sambil tersenyum tipis.

"Kamu?"tanyanya balik,rasanya minder ditanya balik seperti itu.

"Emm..belum kak"jawabku malu.

"Paksakan untuk menghafal,in sya allah allah akan memudahkan hidup kita dunia dan akhirat."nasehatnya tanpa seperti menggurui.

"In syaa allah kak."jawabku singkat.

Tak terasa 30 menit sudah sampai di depan gangku.Aku sengaja minta berhenti gang saja karena tidak ingin ada tetangga salah paham jika melihat aku di antar seorang laki-laki.

"Jazakallah kak Hafiz"ucapku sebelum keluar dari mobil.

"Wajazakillah,kamu yakin sampai sini,kedalamnya gak jauh?"tanya kak Hafiz.

"Gak jauh ko kak."

"Baiklah."

Aku pun membuka pintu mobil dan memberi salam,kak Hafiz langsung membelokan mobilnya dan aku menunggu sampai mobilnya tak terlihat lagi.

Aku pun membuka pintu mobil dan memberi salam,kak Hafiz langsung membelokan mobilnya dan aku menunggu sampai mobilnya tak terlihat lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Surga (TERSEDIA E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang