Sekarang sudah pukul sembilan malam, tapi Clara belum juga menyelesaikan pekerjaan rumah miliknya.
Ia menggerutu kesal kenapa angka angka dibukunya itu tak mencari sendiri pasangannya? Kenapa harus ada x dan y ? Kenapa y terus terusan mencari x? Kalau sudah hilang yaudah biarin hilang saja tinggal cari yang baru. Kenapa y tidak mau mengikhlaskan x? Apa y terlalu jatuh cinta pada x? Begitu kira kira kata Clara.
"Dad, aku ingin ke supermarket"
" Malam hari seperti ini?"
" Ya dad, kepalaku pusing, menginginkan sekaleng coca cola."
" Hati hati"
"Of course dad"
Clara melajukan motornya , suara bising di sebrang jalan membuatnya menghentikan laju motornya. Ia mengedarkan pandangan.
Bara? Clara mengernyitkan dahi, menangkap sosok laki laki yang sedang bergulat dengan orang didepannya.
Awasss!!! Clara reflek berteriak ketika seorang pria dari arah belakang mengayunkan kayu, akan memukul kepala bara.
Bara terjatuh, pukulan tadi membuatnya limbung. Orang orang tadi merasa puas dan meninggalkan Bara sendirian, tergeletak dijalan.
"Bara! Bangun bara, please open your eyes!" Wanita dengan rambut hitam legam ini terus menggoyangkan pundak Bara, ia sungguh khawatir terjadi sesuatu.
Tangan kirinya digunakan untuk menahan kepala bara, sedangkan tangan kanannya sibuk menghubungi seseorang.
"Brakk" Clara tersentak saat handphone nya terjatuh. Bara menjatuhkan handphone nya.
"Jangan hubungi siapa siapa, gue nggapapa"
"Kamu gila bara, kepalamu berdarah! Kamu harus diobati!"
"Lo bukan siapa siapa gue." Bara berusaha bangkit dari tangan Clara, ia berjalan pelan. Clara yang melihat itu langsung mengejar Bara, pasalnya ia tahu betul dengan kondisi bara yang seperti ini bara tak akan bisa berjalan lama apalagi mengendarai kuda besi miliknya itu.
Ah ternyata dia membawa mobil! Batin clara
"Lepas Clara ,gausah megangin gue." Namanya juga Bara, keras kepala dan tak mau diatur. Cekalan tangan Clara berkali kali dilepaskan oleh Bara, berkali kali pula Clara mencekal kembali tangan Bara.
Dengan jalan yang tertatih , Bara sampai ke mobil miliknya. Ia hendak membuka pintu kemudi tapi malah diseret ke pintu penumpang oleh Clara.
" Aku saja yang menyetir, kau diam saja disini." Bara mengernyitkan dahinya bingung. Apa wanita ini bisa menyetir?
" Katakan alamat rumahmu, aku akan mengantarmu."
Tak ada jawaban dari Bara." Bara dimana alamat rumahmu?"
Sekali lagi bara tetap diam."Bara apa kau tuli huh?"
Suara dengkuran halus membuat Clara menengok ke samping. Ternyata manusia yang sedari tadi ia tanya sudah tidur. Pantas saja tak ada jawaban.
Sialan. Kenapa dia tidur? Kubawa kemana dia ? Alamat rumahnya saja aku tak tau. Apa kuhubungi saja Daddy?
Clara memukul kemudinya, dikeluarkannya benda pipih dadi sakunya .
Dia sebenarnya kesal, ponsel mewah miliknya layarnya tergores akibat ulah manusia disebelahnya."Dad buka pintunya dad"
"Siapa dia Clara? Kenapa kau membawa pulang seorang pria?"
" Dad tolong angkat dia , nanti Clara jelaskan didalam"
"Clara , dia berdarah! Sebenarnya apa yang terjadi? Kemana motormu itu Clara? Bukannya kau mau ke supermarket?"
" Aku tidak tau yang sebenarnya terjadi, lebih baik dad tanyakan saja pada orangnya . Aku ingin kekamar dulu dad"
"Clara siapkan air hangat untuk mengobati lukanya. Selimut juga untuk menghangatkan tubuh. Kasian dia."
"Ya dad"
Kalau lagi anteng begini dia terlihat sangat manis, hidungnya mancung, alis tebal, rahangnya kokoh.oh shit dia juga putih . Clara menatap intens manusia didepannya, ia sungguh terpesona sekarang. Tapi kalau dia sudah bangun, apakah Clara akan tetap terpesona?
" Terpesona huh?"
Clara tertangkap basah oleh Bara, ia malu. Bisa bisanya sampai seperti ini?"N-nggak!" Ia sungguh gugup saat ini.
Clara hendak beranjak dari duduknya, saat tangan kokoh milik Bara menariknya.Bara yang melihat itu tersenyum puas, wajah Clara memerah, matanya membelo , kaget saat wajahnya dan Clara hampir tak berjarak. Ini sungguh memalukan bagi Clara, tapi tidak untuk Bara. Sekali lagi , Bara tetap Bara manusia barbar. Clara terjatuh diatas Bara, tangannya menahan pinggang Clara agar gadis itu tak bisa kemana mana.
" Kalau begini liatnya, nambah terpesona ngga sama gue? Senyum smirk Bara terlihat.
"Gila lo bar! Turunin gue."
"Lo bisa pake lo-gue juga ternyata"
"Bar plis lepasin gue! Nanti ada Daddy gue liat bahaya bar!" Clara memukul mukul dada bidang milik bara.
"Cium gue dulu baru lepasin"
" Bara setan lo emang ya!"
"Terserah si, mau cium apa mauu-"
"Mau apa huh jangan macam macam!"Bara hanya menaik turunkan alisnya untuk menjawab pertanyaan Clara .
"Ekhem". Suara deheman seseorang mengagetkan mereka.
"Daddy!"
Bara langsung melepaskan Clara dan bangkit. Daddy yang melihat itu hanya tersenyum. Hidup berpuluh-puluh tahun di Eropa sangat membuatnya terbiasa dengan hal ini, berbeda dengan orang Indonesia.
" Dad, ini tidak seperti apa yang dipikirkan!"
"It's okay honey, dad tau. Son, who are you?" Dad menatap Bara."I'm sorry Mr."
"Dad, just call me dad."
"I'm sorry dad, tadi hanya bercanda"
"Namamu?"
"Bara,"
Dad mengernyitkan dahi."Bara Sadewa Dirgantara"
"Oh ya, sepertinya dad pernah mendengar nama itu."
"Dad, jangan bergurau di dini hari seperti ini"" Honey, dad tidak bergurau. Kali ini serius ."
" Dad ,apakah benar yang tadi dikatakan? "
" Entahlah, dad hanya berpikir pernah mendengar nama itu dulu. Sudahlah, kau tidurlah saja besok pagi baru pulang. Ah ya sepertinya kau masih SMA seperti putriku."
"Ya dad, aku satu kelas dengan dia"
Clara yang ditunjuk Bara hanya memutar matanya jengah."Waw it's amazing honey, kenapa kau tak pernah bercerita punya teman pria seganteng dia huh?" Dad menggoda clara.
" Ah dad sudahkah aku mau kekamar. Dan kau manusia bar bar, tak bisakah kau lebih sopan dan berterima kasih padaku huh? Aku yang membawa kemari dan merawatmu!"
Jam dinding sudah menunjukkan pukul satu dini hari, dia sangat lelah. Bisa bisanya manusia seperti Bara bisa menyusahkan dirinya itu. Oh shit Clara melupakan pr matematika miliknya! Ini semua gara gara Bara! Ingatkan aku untuk membalas Bara ya. Sekali lagi ingatkan aku!
KALI INI SHORT PART DULU YA HEHEUWW
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI BAGI YANG MERAYAKAN. MOHON MAAF LAHIR BATIN!
JANGAN LUPA VOTE COMMENT JUGA OKAYY
KAMU SEDANG MEMBACA
Lecturer Love : LILAC
Romance- COMPLETED - Kisah ini akan terlalu rumit jika dibaca dengan buru buru, Seperti perasaan yang ditafsirkan terlalu cepat maka hasilnya adalah kesakitan yang kuat "Akan ku berikan segenggam bunga Lilac ini padamu. Kelak kau akan bertemu siapa pemili...