Tujuh belas

116 11 1
                                    

"hey!"

Clara membalikan tubuhnya saat ada orang yang menepuk bahunya dari belakang.

"Om ganteng?"

"Om ganteng?" Farez mengernyitkan dahinya.

"Hehe sorry om"

"Gak papa"

"Kenapa ya om? Kok om bisa ada disini?"

"Emangnya kenapa? Ini kan tempat umum."

Clara berdecih,menyebalkan sekali dia hum.

"Siapa namamu?"

"Huh setelah beberapa kali bertemu baru sekarang menanyakan namaku? Aku Clara."

"Kenalin, aku Farez." Farez mengulurkan tangan pada Clara, keduanya saling tatap sejenak. Memang ya pesona Farez ini sangat memabukkan.

****

Sekarang sudah pukul delapan malam, bukannya makin sepi tempat ini malah semakin ramai pengunjung.

Cafe Raya Karang.

Clara dan Farez menikmati minumannya. Clara dengan matcha latte nya dan Farez dengan caramel mochiato nya. Keduanya sama sama tenggelam dalam pikiran masing masing, Clara yang belum tau sosok didepannya adalah Farez yang diceritakan Daddy nya dan Farez yang tak menyadari kalo gadis didepannya adalah Clara anak sahabatnya.

"Menikahlah denganku Clara."

"APAA?" Clara tersedak mendengar pertanyaan dari Farez.

"Kau tak perlu menjawab, ini permintaan bukan pertanyaan."

"Tapi om aku masih sekolah"

"Sudah kelas 12 kan? Sebentar lagi lulus"

"Tapi om-

"Tenang saja kau boleh kuliah."

Clara menghela napas kasar, dahinya mengkerut. Ia bingung setengah mati.

"Om kau harus bertemu daddyku dulu untuk mendapatkan restu."

"Baiklah, katakan dimana rumahmu."

Lecturer Love : LILAC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang