Dua puluh dua

100 11 0
                                    

Mereka yang datang pasti akan pergi, yang pergi pasti akan terganti.

-------------------------------------------------------

Clara sedang menyusuri trotoar saat kedua matanya menangkap sosok yang dia kenali. Bara dan Reina, keduanya sama sama temannya, sama sama satu kelas dengannya.

Bara yang katanya menyukainya sekarang sedang bersama perempuan lain.

Bara yang katanya ingin selalu bersamanya sekarang sedang bersama perempuan lain.

Ditatapnya langit jakarta malam ini, ada bulan yang seolah olah menatap. Clara tersenyum sendiri, ia ingat betul bagaimana laki laki itu, bara memanggilnya dengan sebutan nona bulan.

Tatapan clara kembali ke dua insan itu, diperhatikan dengan lekat. Keduanya nampak serasi, begitu kata clara.

Ya memang benar, mungkin farez datang untuk menggantikan bara. Yang datang akan pergi dan yang pergi akan terganti, sudah hukum alam bukan?

Ngomong ngomong soal farez, clara jadi ingat saat dia diminta menikah dengan farez dan saat tiba tiba farez mengecupnya.

Astaghfirullah haladzim clara! Lo kenapa si! Clara bermonolog, menampilkan ekspresi gelinya.

"Ah sialan, kenapa coba? kok gue jadi gini si?"

" ngga kenapa napa."

Clara menoleh kesamping, mengernyitkan dahinya bingung menatap laki laki disampingnya itu.

"Mereka cocok ya? Terlihat serasi."

"Om kenapa disini?"

"Ini tempat umum"

"Selalu saja begitu."

"Kenapa kamu? Cemburu liat mereka berdua?"

Tak Ada jawaban dari Clara .

"Ayo" farez mengulurkan tangannya.

"Kemana?"

"Nyamperin mereka,katanya cemburu."

"Gila"

Farez tersenyum, masih dalam posisi berdirinya dia mengelus lembut rambut panjang clara. Clara yang berniat ingin berdiri dan berjalan pergi malah tak sengaja menginjak batu dan hendak terjatuh. Farez yang melihat itu langsung menarik dan membawa gadis itu dalam pelukannya.

Dengan kebetulan, farez yang posisinya menghadap jalan raya melihat bara berhenti tepat di hadapannya.

"Om farez? Ngapain?"

"Ngga papa, lagi pacaran aja. "

Farez mengeratkan rengkuhannya pada clara seolah seolah tak mau kehilangannya.

"Ooh yaudah"

Clara benar benar geram pada farez, bisa bisanya dia mengakuinya sebagai pacarnya? Memangnya dia siapa?

" sayang?"

"Sayang sayang"

"Sudah aman"

Farez tersenyum penuh kemenangan saat melihat ekspresi clara. Clara yang sadar bahwa sedari tadi dia berpegangan erat pada farezpun merasa malu.

"Gausah malu, sini peluk lagi"

Sialan! Dia meledekku!

Lecturer Love : LILAC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang