Enam belas

143 11 0
                                    

"om Farez?"

"Iya bara, om yang jemput kamu."

"Supir ayah emang kemana?"

"Ada, om suruh istirahat."

Perhatian Bara pada Farez yang sedang mengobrol di gerbang sekolah itu teralihkan saat netranya menangkap sosok Clara di pos security.

"Nona bulan!"

Clara mengacuhkan Bara, ia sungguh tak peduli kali ini.

"Nona bulan! Nona bulan!"

Sekali lagi, gadis yang dipanggil nona bulan itu tak kunjung menoleh.

Bara mengerutkan keningnya, menatap tajam gadis yang ia panggil ternyata melenggang pergi begitu saja.

"Nona bulan! Ingat aku ini matahari,adanya bulan itu karena menghilangnya matahari. Jangan sampai matahari itu benar benar hilang karena nona bulan yang tak menghargai matahari!"

Clara menghentikan langkahnya, ia hanya berniat mendengarkan kata kata yang keluar dari mulut Bara tanpa berniat menghampirinya, ia menoleh sejenak, memutar bola matanya jengah, kemudian melanjutkan langkah kakinya.

Apa apaan dia? Apa dia sudah membakar buku Kahlil Gibran kemudian meminum abunya dengan segelas air hangat?

"Kamu meneriaki siapa bara? Nona bulan? Siapa nona bulanmu itu?"

"Dia cantik seperti bulan, makanya aku panggil nona bulan hahaha"

"Ada ada saja huh."

Farez mengikuti arah pandang bara, perempuan yang bara pandang saat ini parasnya terlihat mirip dengan perempuan yang beberapa kali tak sengaja ia temui.

Apa itu orang yang sama? Atau hanya perasaanku saja?

****

"Sekarang silahkan kenalkan dirimu"

" Halo teman teman, aku Reina Aldebaran. Semoga kita bisa berteman baik."

"Reina, kamu boleh duduk disebelah Clara ya, Clara angkat tanganmu."

"Tapi bu, sebelah saya sudah ada Bara."

"Bara sudah ibu pindahkan tempat duduknya. Kamu silahkan duduk Reina."

"Baik Bu terimakasih."

Clara menyambut baik uluran tangan Reina, tersenyum lembut dengan mata yang meneduhkan. Memang sudah biasa bukan Clara melakukan itu?

"Gue harap kita bisa temenan." Clara mengangguk, ia juga berharap bisa berteman baik dengan Reina seperti ia berteman dengan Stevi.

"Eh hay gue Stevi, salam kenal ya. Ini Clara juga anak baru lohh baru beberapa bulan disini tapi udah ngambil perhatian Bara si most wanted hahaha"

"Apaan si steviiii kok bahasnya kesitu ih."

"Yaaaa gapapa, biar Reina tau aja. Iya ga Rei?"

" Ina aja" Reina mengangguk kikuk.

Dari jarak beberapa meja, Seno dan Adit mengalihkan pandangannya pada Reina. Keduanya sepakat akan berkenalan dengan Reina istirahat ini, mendapatkan dua teman baru, anak baru yang parasnya cantik cantik. Bahagia sekali bukan? Begitu kata mereka.

" Stevi,kenalannya nanti lagi."

"Iya bu maaf hehe"

Suar ketukan pintu yang diiringi masuknya bara ke dalam kelas mengalihkan perhatian semua orang, tak terkecuali Reina.

Hari ini bara lumayan rapi dengan baju yang dimasukan dan ah ya dia memakai dasi dengan rapi! Jangan lupakan tatanan rambut barunya yang membuat kadar ketampanannya meningkat.

"Assalamualaikum bu, selamat pagi."

"Waalaikumsalam. Tumben kamu rapi, acara pake dasi segala juga."

"Ibu kok gitu si sama saya, padahal saya sudah bangun jam lima lebih sembilan puluh menit loh bu, saya sampai dimarahin bunda saya karena pagi pagi minta dipasangin dasi ini." Bara menampilkan wajah memelas nya seolah olah dialah murid paling menderita di dunia ini.

"Memangnya kamu tidak bisa pasang sendiri? Sudah kelas dua belas juga, lebih baik kamu cari istri buat masangin dasimu."

"Iya Bu, ibu bener banget. Apa saya nikah aja ya Bu? Tapi masalahnya-"

"Masalahnya nona bulan ga mau sama dia Bu." Adit memotong ucapan bara yang di sambut tatapan tajam dari bara.

"Iya Bu bener, nona bulannya belum mau sama matahari hahaha" kini Seno ikut berbicara.

Clara yang tau dirinya sedang dibicarakan itu kini menunduk malu. Bukan apa apa, kalian tau bukan bara sering memanggilnya seperti itu di area sekolah ini? Itu artinya sebagian besar murid disini tau bahwa nona bulan itu adalah dirinya.

"Sudah diam. Mau kamu sama nona bulan nona bintang atau nona yang lain saya tidak peduli. Yang saya pedulikan itu ketelatan kamu bara! Meskipun kamu tampil rapi dan tampan seperti ini tetap saja kamu telat dan harus dihukum!"

"Tapi bu, saya kan tampan."

" Ngga ada urusannya." Inneke yang notabennya guru bahasa Inggris di kelas dua belas itu menatap bara dengan geram, ia ingin sekali menelan bulat bulat anak muridnya itu. Sekali lagi, menalan bulat bulat!

"Jangan ngeliatin kaya gitu Bu, saya tampan nanti suka. Tapi meskipun ibu suka saya , saya tetep setia sama nona bulan." Dengan watadosnya bara tersenyum dan mengerlingkan sebelah matanya pada clara. Sungguh kurang ajar!

Sebenarnya sedari tadi, teman temannya ingin sekali menertawainya. Tapi bukannya ngetawain guru pas temen bikin ulah itu kurang ajar banget ya?






🌙🌙🌙🌙🌙🌙

Ada tokoh baru namanya Reina!
Kira kira siapa ya Reina ini? Apa ada hubungannya dengan masalalu Clara? Atau Bara?

Jangan lupa vote komen yaa terimakasiiiiiiiiiiii 😘

🌙🌙🌙🌙🌙🌙

Lecturer Love : LILAC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang