Delapan belas

97 10 0
                                    

Clara POV

Kepalaku tiba tiba pusing, semua yang aku lihat terasa bergerak gerak,penglihatan ku buyar dan saat aku terbangun sudah berada dikamar bersama Farez.

"Kau sudah sadar ?"

"Memangnya aku kenapa?"

"Kau tiba tiba pingsan clara"

Aku menatap sekelilingku,ruangan dengan warna dasar abu abu dengan ornamen hitam yang membuat kesan maskulin. Dari aroma kamar ini aku seketika tersadar, ya! Ini kamar Farez! Aromanya sungguh khas sama seperti aroma tubuhnya!

"Tenang saja, aku tidak macam macam."

Mendengar pernyataan itu aku jadi tak enak hati ,sungguh aku tak ada niat sedikitpun menuduhnya melakukan itu.  Tapi ya mau bagaimana lagi, aku ini perempuan  dan dia laki laki. Hum tau kan maksudku?

"Kepalaku sakit sekali"

"Aku kira kau hanya kelelahan saja."

"Ya mungkin saja, aku sebentar lagi ujian akhir dan aku terlalu lama untuk belajar"

"Cih,manusia ambisius."

Aku menatapnya tajam, rasanya tidak adil sekali menyebutku dengan manusia ambisius sedangkan dia sendiri seorang workaholic,manusia gila kerja!

"Apa bedanya dengan kau workaholic?"

"Tau dari mana?"

"Dari meja kerjamu yang banyak berserakan dokumen sampai sampai seperti sampah!"

Kurasakan farez mulai mendekatiku, tangannya membelai ujung rambutku.

"Katakan itu sekali lagi sayang."

Aku bergidik ngeri saat jarak kami berdua hanya 5 senti, tapi aku memberanikan diri untuk berbicara lagi.

"Meja kerjamu seperti sampah, dokumenmu juga berserakan seperti sam-

Cup! Sialan dia mengecupku!

Mataku membulat sempurna, first kissku!

"Kya! Kau mencuri ciuman pertamaku!"

"Itu kecupan sayang, bukan ciuman."

Sialan memang, dengan santainya laki laki ini mengatakan bahwa itu sekedar kecupan? Gila sekali!

TING TONG..

Suara bell itu menyelamatkanku, siapapun yang memencetnya akan ku doakan semoga diberkahi Tuhan sepanjang hidupnya. Bukan apa apa, pasalnya pipiku sekarang pasti sudah merah gara gara insiden tadi. Sungguh sialan dia huh!

Farez kembali dihadapanku, membawa beebrapa paper bag yang kutebak isinya adalah makanan yang dia pesan secara online.

"Makanlah, sekarang pukul tiga dini hari dan semalam kau hanya meminum macha latte"

"Tidak mau"

Farez mengernyitkan dahi.

"Kenapa?" Aku membuang muka, rasanya aku geram sekali padanya. Akan ku laporkan dia pada daddyku! Ah iya aku jadi ingat daddy dan mengecek ponselku.

Berulang kali aku refresh roomchat dan ya daddy tak mengirim satu pesanpun padaku! Pasti dia mengira aku tidur dirumah teman sekolahku huh!

"Aku ingin mandi"

"Kenapa bilang? Kau mau aku memandikanmu?"

Sialan.

"Pinjami aku handuk dan bajumu"

"Gadis pemberani"

Aku melenggang pergi ke kamar mandi, kuperhatikan ruangan ini, satu set perlengkapan kamar mandi yang mewah, lilin lilin aromatherapy yang menenangkan dan hah? Aku kaget sudah ada perlengkapan mandi wanita disana!

Bodoamat ya, aku cuma ingin mandi disini. Setelah berendam dan membersihkan badan aku keluar dan tak menemukan seorangpun disana. Mataku tertuju pada kemeja putih kebesaran digantungan baju, tidak apa apa kan ya aku pakai ini saja?

Kuhirup sebentar aroma parfum milik farez, rasanya sangat memabukkan. Aku berani jamin harga parfumnya pasti sangat mahal, puluhan juta mungkin? Atau bisa lebih!

Kupandangi tubuhku didepan cermin besar yang digantung disebelah meja kerjanya, kemeja putih kebesaran dengan hot pants yang sama seperti semalam dan ya rambutku yang berantakan tak buruk juga. Aku sekarang terlihat seperti gadis gadis yang ada di dalam serial drama drama negeri gingseng.

Ahhh...

Aku melengguh ketika aku merenggangkan tubuhku.
Mataku membulat saat kulihat pantulan farez yang sedang menatapku tanpa ekspresi dari cermin didepanku.

Ah shit! Mana aku hanya mengaitkan tiga dari enam kancing saja dan itu artinya sebagian badanku terekspos!

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Yey!!  500 kata dongggg
Jangan lupa vote komen yaa biar aku semangat lagiiii

Kalian kepo ga si endingnya Clara sama siapa?

Kalian tim mana?
Clara dan farez
Clara dan bara

Komen yaaa.

Love you!

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Lecturer Love : LILAC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang