Jam dinding menunjukkan pukul delapan malam. Bara,Seno,dan Adit sekarang sedang berkumpul di basecamp, rumah pohon milik Adit yang tentu saja berada di area rumah Adit.
Malam ini terasa sangat panas, meskipun seperti biasa, Jakarta di guyur hujan tidak membuat mereka bertiga merasa kedinginan sama sekali.
"Yang bener dong mainnya bar! Lo kenapa si?"
"Iya sante aja kali baru ke bobolan sekali kan? Tenang aja ntar gue menang."
"Apaan si kalian main PS aja ribut kaya bocah SD!"
Kali ini Seno menimpali."Udah ah males, Adit ganteng aus mau ambil minum dulu."
"Idih jijik gue sama lo dit! Temen lo tuh sen!"
"Temen lo juga kali bar!"
"Bentar bentar om gue telpon nih"
"Om lo yang tajir melintir tiada akhir itu?"
Bara mengangguk sebagai tanda untuk jawabannya.
"Halo om? Gimana?"
"Mobil om mogok nih di jalan Kenanga. Bisa jemput ngga?"
"Jalan kenanga nomer 11?"
"Nomer 12, Deket jalan gede"
"Ooh Deket om, ini bara lagi di nomer 11. Ntar bara kesitu."
Bara segera berpamitan pada teman temannya, ia berniat untuk mengajak om nya itu nongkrong bareng dulu disini sambil menunggu mobilnya itu diperbaiki montir yang sudah ia pesan tadi.
"Om! Ayo om dari pada nungguin disini mending ikut aku nongkrong sama temenku."
"Temenmu dua bocah itu?"
Bara mengangguk.
"okay, dari pada om sendiri disini."
****
"Adit, lo punya makanan enak kan? Jangan sampe malu maluin ada om Farez."
"Sialan lo sen."
Adit dan Seno membalikan badan, disana sudah ada Bara dan Farez berdiri di depan pintu.
"Hai om."
"Hai om."
"Hai om hai om ,emangnya dia om lo."
"Iya Hay semua ya, gapapa kan om disini sebentar? Mobil om lagi diperbaiki,kebetulan deket jalan sini."
"Iya om gapapa, mau minum apa om?"
"Gausah."
"Gausah kalo cuma aer putih doang. Gitu kan ya om?"
Seno menaik turunkan alisnya, menampilkan senyuman paling manis pada pemilik rumah, Adit."Om udah punya pacar belum om?"
"Kalo belum emang mau pada nyariin?"
"Hehe Minta ke bara tuh om, dia kan punya WPB"
"Wpb?"
"Wanita pengagum Bara"
"Hahahaha" Seno dan Adit tertawa puas,berbeda dengan Farez yang hanya tersenyum dan bara yang menampilkan wajah tak sukanya pada dua sahabat gilanya itu.
"Sialan lo dit, awas ya lo!"
"Aww abang Adit takuttt, Abang Adit aduin ke Clara aja biar bara ga berani"
"Adit ko lo pinter bangett, gue Afseyno Rahardjo Darmawan bangga punya temen kaya lo."
"Iyadongg"
"Tapi buat sekarang ya, belum tentu nanti atau besok."
Lagi lagi mereka berdua tertawa puas diatas penderitaan Bara.
"Eh om pamit ya, ini mobil om udah jadi."
"Perlu dianter ga om?"
"Gausah bar, bisa sendiri."
"Oke om,hati hati"
"Iya om hati hati ya"
"Hati hati dijalan,banyak hati jalan jalan."
"Idih apaan lo Adit anjir puitis banget."
"Hahaha iya, terimakasih ya semuanya, om pergi dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lecturer Love : LILAC
Romance- COMPLETED - Kisah ini akan terlalu rumit jika dibaca dengan buru buru, Seperti perasaan yang ditafsirkan terlalu cepat maka hasilnya adalah kesakitan yang kuat "Akan ku berikan segenggam bunga Lilac ini padamu. Kelak kau akan bertemu siapa pemili...