Dua puluh empat

103 12 0
                                    

Mau bagaimanapun, apapun, dan kapanpun tetap saja yang dicari cari adalah kamu. Sudah dengarkan aku ini menyayangimu?

----------------------------------------------------------

Semenjak daddy masuk rumah sakit clara jadi malas pergi kesekolah, ia hanya ingin selalu dekat dengan daddy, ingin nanti saat daddy sadar dari komanya dan membuka matanya dialah orang pertama yang dilihatnya. Clara, anak kesayangannya.

10.00 am

"Clara tuh kenapa si dua hari ga masuk? Mana chat gue ga dibales telfon juga ga diangkat. Rumahnya mana gue tau."

"Iya stev gue juga rada ngerasa ada yang ga beres. Setauku dia gasuka bolos"

"Iya rein, dia rajin kok biasanya. Ini kenapa coba?"

Bara yang mendengar percakapan itu langsung terduduk, bangun dari tidurnya. Ia sebenarnya sangat khawatir pada clara, bagaimanapun juga jika membahas tentang rasa, hatinya akan terus menyebutkan clara bukan reina.

Sepulang sekolah bara memutuskan untuk oergi ke rumah clara, ia enggan untuk masuk, jadi disinilah keberadaan bara, seberang jalan dengan memandang kamar wanita itu.

Dari jendela yang bara tatap ia tau bahwa wanita itu sedang melamun, menatap apa apa yang didepannya dengan nanar dan sesekali menyeka air mata yang membasahi pipinya.

Apa yang sudah terjadi? Kenapa dia? Sungguh,bara khawatir sekali dengan wanita itu.

Bara bergegas menyalakan mesin mobilnya saat tau clara keluar rumah. Dibuntutinya clara dari belakang karena ia sungguh, sekali lagi,sungguh khawatir melihat clara dengan muka yang ia tebak habis menangis itu dan rambut berantakannya. Walau begitu kenapa dia masih saja mempesona? Shit, rambut berantakannya malah menambah kesan seksi padanya!

ALLIAN HOSPITAL

Tulisan itu terpampang besar didepan mata bara. Kini ada banyak hal yang membuat bara mengernyitkan dahi. Ada banyak pertanyaan yang harus ia dapatkan jawabannya, dan satu satunya jalan adalah mengikuti wanita itu.

Kali ini clara berjalan pelan, dia sungguh merasa lelah, tugas sekolah yang entah ada atau tidak, stev dan reina yang menspam chat padanya dan ya daddynya.

Meskipun lo liat gue ga peduli sama lo, jauh dilubuk hati sana gue orang yang paling peduli sama lo. Bara yang melihat clara masuk ke salah satu ruang rawat inap menghentikan langkahnya, ia perhatikan clara dari jendela kecil kamar itu,untungnya korden sedikit terbuka.

Om rama? Kenapa bisa? Baru saja bara ingin mengetuk pintu itu namun karena melihat seorang pria yang datang mengurungkan niatnya.

Baru saja bara terkejut dengan rama yang tiba tiba sakit itu, dan sekarang ia terkejut lagi dengan kedatangan omnya, farez yang masuk kedalam ruang rawat om rama. Apa yang terjadi disini?

Tak hanya bara yang terkejut, clara yang didalam pun sama terkejutnya dengan kedatangan farez.

"Om farez?"

"Iya"

Masih dengan tatapan menyelidiknya, clara duduk kembali disofa.

"Saya tau kamu terkejut clara, saya juga terkejut saat tau kamu anak dari Rama Mahatma teman saya."

Mendengar perkataan itu clara langsung teringat perkataan ayahnya bahwa om farez temannya itu adalah om dari bara, anak dari Thania sahabat ayahnya semasa kuliah dulu.

"Bara"

"Iya benar, pasti rama sudah memberitahumu sedikit mengenai itu."

Bara yang mengintip dari jendela tersentak, matanya membulat sempurna mendengar percakapan itu. Bagaimana bisa dia tidak mengetahui ini semua? Bagaimana bisa dia tidak mengetahui kalau kalau selama ini omnya itu ternyata dekat dengan clara, nona bulannya itu? Apa om farez tau hubunganku dengan clara selama ini? Atau ,Ah sial kepalaku pusing! Wanita yang aku perjuangkan ternyata diperjuangkan juga oleh omku sendiri.

***********
Hayoo kaget ga?
Kasian ga sama bara?

Gimana?

Ayo voteee komennnn biar afdol.
Dukung juga ya biar aku semangat hehe

Luv u!

💛

***********

Lecturer Love : LILAC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang