"Shiroichi-senpai, tolong berhenti!" Mizuki tanpa sadar memekik.
Namun setelah melakukan itu, kejutan pada saraf motorik membuat otot kakinya menegang kembali. Sementara Shiroichi sudah berjalan jauh, semakin jauh ditelan jarak pandang yang menggelap.
Ia menggigit bibir. Menahan seluruh emosi dalam satu tarikan napas, lalu membuangnya perlahan. Hampir saja serangan kata menyerah menguasai pikirannya jika tidak segera menggeleng kuat-kuat.
Apa ucapan yang sering nenek bilang padanya? Mizuki bukan orang yang lemah. Ia bukan orang yang patut dikasihani. Meski punya kekurangan terbesar—adanya penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan—ia harus tetap memiliki semangat hidup, bahkan kalau bisa melebihi orang yang kelihatannya sehat secara fisik.
"Itu kelebihanmu yang paling utama selain pandai berkebun. Kau harus menjaganya."
"Di dunia ini tidak hanya orang yang sakit secara fisik yang perlu disembuhkan, tapi yang psikisnya terganggu juga. Sebetulnya penyakitmu ini menyentuhi keduanya. Tapi kau harus tahu, kalau kau bisa menjaga mentalmu tetap sehat dengan selalu menerapkan afirmasi positif, itu sangat luar biasa, lho. Itu suatu mukjizat yang tidak semua orang punya. Dan tentunya akan menjadi inspirasi setidaknya untuk teman-temanmu tanpa disadari."
"Jangan mentang-mentang merasa punya penyakit terparah, lantas kau abai dengan kondisi mereka."
Semua pengutaraan nenek diberikan agar Mizuki tidak menjadi sosok yang lemah secara mental dan meratapi nasibnya. Semua itu yang selama ini memberikan keoptimisan dalam diri Mizuki, meski sempat terlupakan sehingga ia jatuh terpuruk.
Tapi sekarang ... sekarang ia tidak mau mengulangi kesalahan lagi. Sekarang ini bukan mentalnya yang perlu diselamatkan. Juga ada milik orang lain, yang jauh lebih membutuhkannya.
Mizuki melakukan peregangan otot kaki beberapa detik. Setelah berbunyi 'krak' dan cukup merasa baik, ia mulai berjalan sambil berpegangan. Kemudian melangkah cepat sambil pelan-pelan melepaskan pegangan. Lalu ia berlari. Hingga keluar jauh dari penginapan, hingga sosok Shiroichi berada dalam jangkauan pandangnya kembali. Kini mereka sudah mendekati perlintasan kereta.
Langkah Shiroichi terlalu besar dan lebar. Bahkan jika mengikutinya dalam keadaan normal sekalipun. Mizuki sudah tidak peduli lagi dengan rasa sakit yang meradangi otot kakinya. Sekarang ini, ada yang lebih membutuhkan pertolongan daripada dirinya sendiri.
Ia sedikit berlari. Sedikit terseok, sambil meneriakkan ucapan dengan harapan agar Shiroichi mau mengubah pikirannya, "Senpai, dengarkan aku. Jika kau menyerah, maka kau akan mengecewakan orang yang sudah peduli padamu. Orang yang sudah mati-matian berjuang untuk bertahan agar bisa membawa kehidupan padamu. Jangan pikirkan dirimu sendiri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
You are My Dogwood [Extended Ver.]
RomanceTakasugi Shiroichi sudah tidak mau lagi menaruh harapan pada cinta. Ia menjadi seorang Casanova demi mempermainkan hal itu, mempermainkan kaum wanita yang telah menghancurkan kehidupannya. Hanya satu yang saat ini mampu menyelamatkan Shiroichi dari...