Shiroichi membiarkan Takeuchi melucuti totebag hitamnya. Ia perhatikan bagaimana pemuda dengan poni yang menjuntai di sisi kanan-kiri pelipis itu, membuka satu per satu surat dari para gadis. Sungguh perbuatan yang bagi Shiroichi betul-betul tidak berguna.
Takeuchi begitu serius membaca ungkapan yang tertulis pada setiap surat. Terkadang takjub, terkadang tersenyum malu-malu seolah pernyataan yang dituliskan itu diperuntukkan padanya.
"Kau memang tidak mengenalku. Atau bahkan tidak pernah melirikku. Tapi aku ingin kau tahu satu hal. Keberadaanmu, adalah hal terbaik yang pernah Tuhan lakukan. Jadi, dapat berbagi kebahagiaan denganmu sudah merupakan pencapaian terbesar bagiku. Berbuat seperti itu saja turut membuatku teramat senang."
Takeuchi terkekeh geli kala membacakan satu surat yang menurutnya memiliki tingkat rayuan level tinggi. Ia lirik Shiroichi yang juga meliriknya tak senang, dengan kedua lengan yang masih terlipat di depan dada.
"Aku tidak menyangka, mereka ini orang-orang yang sangat kreatif, lho. Pandai merangkai kata-kata manis begitu. Eh, apa mereka belajar darimu, ya? Ah ... rupanya kau dapat mewariskan sisi positif dari segala rayuanmu terhadap mereka."
"Semua kata-kata yang menurutmu manis itu terdengar sangat menggelikan."
Takeuchi terkikik lagi atas respons kawannya. Berkata seperti itu, padahal rayuan dari Shiroichi juga tidak kalah menggelikan.
"Kalau kau suka dan merasa kasihan pada mahakarya mereka jika dibuang, silakan kau ambil saja semuanya."
Kedua tangan Takeuchi terangkat di depan dada. "Tidak, aku tidak bisa berbuat begitu. Tidak lucu kalau aku simpan surat-surat ini, sementara jelas-jelas ditujukan untukmu." Ia kemas kembali surat yang berserakan di meja, memasukkan dengan rapi ke dalam totebag. "Tapi ... Shiroichi, apa kau tidak merasa bersalah bersikap tak acuh begini, pada orang-orang yang sudah memedulikanmu?"
"Untuk apa peduli pada orang yang dengan sengaja menyusahkan diri sendiri? Lagipula, mereka bukan temanku." Teramat enteng Shiroichi menjawab, dan itu membuat Takeuchi mendesah pelan.
"Padahal, awal mula sebagian besar orang-orang menyukaimu, karena kau tidak bersikap begitu."
Senyum miris tanpa sadar terpatri di wajah Takeuchi. Kalau mengenang lagi ke masa lalu, sosok Shiroichi betul-betul didambakan semua orang. Sekarang pun sebenarnya masih sama. Hanya saja, Takeuchi baru menyadari bahwa ada beberapa hal yang disimpan secara pribadi oleh Shiroichi, yang membuat pemuda itu seringkali tampak sombong dan apatis.
Jemari Takeuchi yang tengah membereskan surat-surat, tanpa sengaja menyentuh suatu benda dengan permukaan kasar di dalam totebag. Ia pun menarik benda itu. Sebuah gantungan kunci berbentuk tongkat bisbol.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are My Dogwood [Extended Ver.]
DragosteTakasugi Shiroichi sudah tidak mau lagi menaruh harapan pada cinta. Ia menjadi seorang Casanova demi mempermainkan hal itu, mempermainkan kaum wanita yang telah menghancurkan kehidupannya. Hanya satu yang saat ini mampu menyelamatkan Shiroichi dari...