Ch.36 | Bitter Truth

72 20 6
                                    

"Apa kabar?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kabar?"

          Setelah lama saling berdiam dan membiarkan suara angin mengisi keheningan, wanita cantik berambut sebahu ini memulai konversasi meski getaran canggung terdengar jelas.

          Shiroichi membuang napasnya yang semula tertahan. Ia, bersama wanita itu, saat ini berada di pekarangan rumah duka. Halamannya sangat luas dengan rerumputan yang hijau terhampar di sana.

          "Maaf, tapi waktuku sangat berharga jika hanya untuk meladeni orang asing yang tiba-tiba datang dan menanyakan kabar. Sangat tidak penting," jawabnya ketus.

          "Kasar sekali." Senyum pahit diberikan wanita itu di sela tundukan wajahnya. "Seorang ibu yang sudah lama berpisah dengan anaknya ... salah, ya, jika menanyakan kabar saat mereka bertemu kembali? Padahal ibu itu sangat merindukan anak ini. Anak yang sudah susah payah dikandungnya kemudian dilahirkan dalam tangis haru."

          Shiroichi mendecih. Membuang muka ke arah lain dengan jengkel. Dilipatnya lengan di depan dada demi menahan emosi yang terkumpul di sana.

          "Lalu menurutmu, seorang ibu yang meninggalkan keluarganya, membiarkan rumah tangganya hancur berantakan, dan baru menampakkan wajahnya kembali tiga belas tahun kemudian itu wajar, ya?" Ia berkata sambil mengeraskan rahang serta berusaha menahan giginya yang bergemeretakan.

          Buliran bening meluruh dari pelupuk mata wanita itu. Lantas diusapnya satu tetes yang tak sempat terbendung. "Maaf ... aku hanya bisa meminta maaf karena tak bisa mengembalikan semuanya seperti semula. Maaf untuk semua kekacauan yang sudah kulakukan. Aku tahu kau tidak akan mungkin memaafkanku semudah itu. Karena aku memang tidak bisa dimaafkan, 'kan, Shiro-kun? Meskipun hatiku sangat sakit, tapi aku tahu, aku pantas dibenci olehmu."

          Ia menarik napas panjang dan membuangnya sesegera mungkin. Untaian kata yang dikeluarkannya ini terasa sangat berat.

          "Tapi, aku mohon ... jangan membenci ayahmu."

          Kalimat itu sontak membuat kelopak mata Shiroichi melebar. Kedua alisnya menukik tajam.

          "Apa hakmu bicara seperti itu? Memangnya kau siapa? Kau saja meninggalkan ayah."

          Akan tetapi, wanita di hadapannya tidak memedulikan gertakan itu. Wanita ini tetap meneguhkan diri untuk melanjutkan ucapannya, "Ayahmu adalah orang yang sangat hebat. Sangat sabar. Sangat baik pada keluarganya. Juga sangat bertanggungjawab pada apa pun yang ia kerjakan. Aku saja yang bodoh karena meninggalkan lelaki sesempurna itu."

          Ia menggigit bibir, menahan sakit dan perih yang menggerogoti batin.

          Kemudian wanita ini bercerita tentang bagaimana dulu ia sangat tertekan karena pernikahan atas dasar perjodohan, padahal ia sudah memiliki kekasih saat itu. Meski ia tahu Takasugi Jinjo juga tidak menyukai pernikahan ini, lelaki itu selalu memanjakan dan memperlakukannya dengan sangat baik. Tidak pernah marah meskipun lelah menyerang tiap ia pulang bekerja. Namun, justru karena kesibukan lelaki itu, membuat wanita ini tidak bisa melihat ketulusan hatinya dan bebas bermain api dengan sang kekasih.

You are My Dogwood [Extended Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang