Ch.45 | Friendships Destruction

70 19 10
                                    

Shiroichi tidak pernah menyangka bahwa hantaman tinju Takeuchi bisa sekeras ini padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shiroichi tidak pernah menyangka bahwa hantaman tinju Takeuchi bisa sekeras ini padanya. Terasa cukup sakit pada tulang pipi meski baru satu kali hantaman pada bagian wajah yang tak terlindungi topeng, dan berhasil membuatnya oleng.

          Dengan posisi yang berada di atas undakan tangga, Shiroichi tak bisa mengatur keseimbangan. Ia terjatuh, berguling, lantas membenturi paving block setelah melewati dasar undakan. Topi fedora pun terlepas dari kepala. Ia yang merasa sesak kemudian membuka topengnya dengan kasar.

          Kini Takeuchi yang berada di atas sana. Masih memunggungi Shiroichi, ia tampak setengah menunduk, dengan bahu yang naik-turun dan kedua tangan terkepal kuat di samping tubuh. Pemuda ini baru membalikkan tubuh setelah mendengar lepehan Shiroichi, yang lebih terdengar sebagai hinaan teruntuk dirinya ketimbang membuang gumpalan darah semata dari mulut.

          Untuk pertama kali, ia menatap Shiroichi dengan begitu nanar, dengan perasaan kecewa sekaligus kasihan yang berbaur.

          "Katakan padaku ... apa yang membuatmu berpikir seperti itu?" ujar Takeuchi dengan mengeraskan suara, setengah berteriak. "Aku, Jirou-sensei, teman-teman di tim bisbol ... semuanya tidak pernah berpikiran seperti apa yang kau sebutkan tadi, Shiro. Semuanya hanya persangkaanmu." 

          Ia turun perlahan. Agak tertekan kala menelan saliva di kerongkongan akibat menahan emosi yang hendak meluap.

          "Aku mengerti jika kau mendapatkan banyak tekanan, dan emosimu masih belum stabil. Semoga pukulanku tadi dapat membantu menyadarkanmu."

          Lagi-lagi Shiroichi mendecih. Menyeringai dan memanifestasikan kepedihan dengan kekehan yang terpatah-patah, sementara tubuhnya masih belum bangkit di bawah sana. Satu tangannya menopang demi memosisikan tubuh setengah berbaring ke arah samping.

          "Bukan aku yang seharusnya disadarkan, tetapi kalian! Sudahlah, mengaku saja. Niat busuk kalian sudah kuketahui semua, wahai para ular berkepala dua. Kalian memang benar-benar pengkhianat!"

          Pupil mata Takeuchi mengecil. Benar-benar terkejut dengan apa yang ia lihat dari sosok Shiroichi sekarang. Ia yakin sekali, saat mereka berdekatan tadi, tidak tercium bau alkohol dari pemuda itu. Tidak juga bertampang teler seperti orang mabuk. Lagipula mana ada yang memperbolehkan alkohol masuk ke dalam ranah sekolah.

          Tapi kenapa ... kenapa orang yang sangat ia kagumi ... yang mana telah susah payah ia peroleh status sahabat darinya ... malah berlaku seperti ini?

          "Ular berkepala dua, ya? Pengkhianat, huh?" Takeuchi mengulangi tuduhan yang diberikan padanya dengan kemurkaan yang terpancar jelas. Ia cengkeram kerah baju Shiroichi, membuat tubuh pemuda itu berdiri. "Bersihkan dulu isi kepalamu yang hina itu, sialan!" Lalu melayangkan tinjunya kembali, membuat sahabatnya mundur beberapa langkah.

          Tungkai Takeuchi bergerak mengikuti. Amarah bercampur seluruh rasa kecewa menyertai tiap langkah juga berkumpul dalam kepalan tangannya.

          "Kau menyedihkan! Pecundang! Tidak punya harga diri!" Tiga buah tinju melayang tanpa henti di tiap kata yang terlontar. Hingga akhirnya Shiroichi tersungkur, jatuh tepat mengenai akar napas sebuah pohon.

You are My Dogwood [Extended Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang