7 | Sagara 2 • Lorong belakang

6K 401 38
                                    

"Gue bahkan lupa kalau ternyata jatuh cinta itu sahabatan sama patah hati"
                                  — Sagara Bagaskara Putra

Lorong Belakang.

"Serang Mos!" Seru Rangga nyaring. "Itu di belakang lo ada musuh."

Kelima cowok penguasa itu sedang duduk di lorong belakang, dekat area gudang dan tangga rooftop sedari tadi Rangga dan Lemos sibuk bermain game online di hpnya, sementara Sagara, Akbar dan Lucas asik merokok.

Asap Rokok Sagara berhembus tebal, membuat gumpalan putih itu menyelimuti wajahnya. Area lorong belakang selalu menjadi sasaran mereka untuk merokok. Mengingat para guru tidak akan berjalan di lorong itu karena sangat sudut dan belakang.

"Yah, kalah!" Bentak Rangga keras. "Lo sih Mos, ah gue nggak dapet bintang kan jadinya."

"Ye lo juga, bukannya bantuin gue malah nerobos sendirian." Kesal Lemos.

"Memang nggak hoki gue mabar sama lo" Ujar Rangga.

"Gue mendadak haus lagi nih." Lemos mengosok gosok permukaan lehernya.

"Beli air, Mos. Gue nitip" Lucas merogoh uang di saku seragamnya.

"Kebiasaan lo, bisanya nitip. Ayo bareng gue, Cas" Ujar Lemos sambil bangkit berdiri.

"Gue mager, lantainya nggak mau gue tinggal" Ujar Lucas sok lemah. "Lo aja makanya, gue takut lantainya sedih"

"Najis banget lo." Ujar Lemos, "Ayolah, Cas aus nih"

"Udah temenin perawakan loh ni" Ujar Akbar pada Lucas. "Lo kan kemana mana emang sama Lemos. Malam minggu berdua lagi di alun alun."

"Sembarangan lo, kagak" Tepis Lucas. "Mana pernah gue ke alun alun. Lemos doang kali"

"Sori sori aja, mainan gue kafe mahal." Ujar Lemos sombong.

"Shombong amattt luuu, Tong." Ujar Rangga memperagakan khas kang Mamat.

"Anjir, mirip banget lu sama kang mamat." Kekeh Lucas, "jangan jangan lu anaknya, Rang?"

"Lu baru tau, Cas?" Tanya Sagara. "Rangga kan di kandung Oleh kang mamat selama 5 bulan. Abis itu di transfer ke ibunya 4 bulan."

"Sialan, lo Ga" Tawa Lucas. "Gue udah serius dengarnya."

"Tau nih, lo pikir mesin atm pake transfer" Ujar Rangga. "Kalau uangnya banyak sih nggak pa-pa, Alhamdulillah malah"

"Otak duit aja lu" Omel Lucas. "Utang dulu bayar sama Bu Gendut, Bakso dua mangkok lu"

"Ntar aja bayarnya" Jawab Rangga santai. "Pas mau lulus" ucapnya sambil tertawa.

"Apaan dah lu pada." Ucap Lemos. "Gue aus nih aus!!"

Sagara, Akbar, Rangga dan Lucas tertawa ke arah Lemos yang kesal dari tadi. Lucas bangkit berdiri merangkul pundak Lemos.

"Iye iye, nih gue temenin." Ujar Lucas. "Muka lu pengen gue jadiin Martabak. Lecet amat" Godanya.

"Tai lo." kesal Lemos.

Lucas tertawa lagi, lalu menarik Lemos agar mengikuti langkahnya ke arah kantin.

                                           ***

Sagara menyusuri area lorong itu sendirian di jam pelajaran keempat, ia sengaja bolos karena ia tidak menyukai pelajaran Pak Titek. Matanya menyipit ketika melihat perawakan Anggi yang memucat di lorong belakang dekat Wc Cewek.

Di perlambatnya langkah kakinya, dan berhenti di arah tiang menutupi tubuhnya.
Dipertajamnya pendengarannya.

"Aduh gimana nih." Anggi panik sambil melihat rok belakangnya yang berdecak darah. "Mana nggak bawa pembalut lagi"

SAGARA 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang