Haloo Gemoy!!! Mau kasi pengumuman penting nih. Kalian setuju nggak kalau wp arvi punya grup whatsapp?? Komen ya!!!
Tandai Typo!
Jangan lupa Vote ya ❤Gantungan Kunci.
Anggi baru saja tiba di parkiran sekolah bersama dengan Anggun. Motor Matic itu sudah terparkir dengan rapi. Kemana perginya motor hitam KLX Anggi? Ada, tersimpan rapi di bagasi. Kebetulan hari ini Anggun ingin membawa motor jadinya mereka menggunakan motor matic Anggun yang baru.
Anggi merapikan rambutnya yang kusut di depan spion motor, Bando berwarna pinknya ia kenakan kembali.
"nanti Jam istirahat kedua gue ke kelas lo" Ujar Anggun, "Soalnya istirahat pertama gue ada rapat Cheers"
Anggi mengangguk, "Yaudah nggak pa-pa, makan bekalnya istirahat kedua aja berarti ya"
Anggun mengangguk.
"Eh, Gantungan kunci lo nyangkut" Ujar Anggun saat melihat Gantungan Kunci berbentuk Gajah kecil yang lucu menyangkut di jok belakang motor.
"Masih aja lo simpen tu gantungan, Gi" Ujar Anggun setelah membenarkan gantungan itu.
Anggi tersenyum kecil, "Gue suka gantungannya lucu."
"Suka gantungannya apa suka orangnya?" Ledek Anggun.
"Jangan mulai deh, udah sana ke kelas." Ujar Anggi mengusir.
"Lo nggak ke kelas juga?" Tanya Anggun, tapi sedetik kemudian langsung paham ketika Anggi menaikan kedua alisnya.
"Oh iya, gue lupa" Ujar Anggun. "Yaudah gue duluan."
Anggi masih berdiri di parkiran, duduk di atas salah satu motor. Semenjak putus ia memang menghindar untuk cepat cepat sampai di kelas. Tatapan mata Sagara itu yang tidak ia tahan, biasanya menusuk sampai ke tulang, bohong kalau Anggi bilang ia tidak suka. Ia memang suka. Tapi nyatanya roda telah berputar.
Anggi mengernyit ketika ingatan samar itu menghampirinya, Sebuah Club, party sekolah, Video, Sagara, Eva. Entahlah semuanya sangat membingungkan. Perasaannya langsung hilang begitu melihat kejadian di matanya.
'Ini yang terbaik. Nggak perlu di sesali' batin Anggi.
Tidak membiarkan Sagara tau apa yang ia rasakan, tidak memberi kesempatan Sagara untuk menjelaskan kejadian malam itu.
Anggi egois? Bisa di bilang begitu."Pagi pagi ngelamun" Sentak seseorang, "Di ganggu setan entar"
Anggi menoleh, melihat Kevin yang baru saja datang menggunakan mobilnya. Cowok itu menatap Anggi sejenak sebelum akhirnya berucap.
"Lo nggak mau masuk di kelas, Gi?" Tanya Kevin. "Kayaknya ada yang nungguin lo di lorong atas"
Anggi langsung mengangkat kepalanya, dan benar saja Sagara menatapnya tajam. Anggi paham sekali, Sagara sangat tidak suka bila ia berbicara dengan Kevin yang dulu menyebabkan ia koma.
"Biarin aja, orang nggak ada hubungan apa apa lagi." Ucap Anggi.
"Yakin nggak ada?" Tanya Kevin. "Berarti gue boleh dong dekat sama lo"
Anggi langsung menatap Kevin, "Nggak usah aneh aneh, Vin"
"kenapa memangnya? Salah?"
Anggi terdiam, semenjak putus banyak sekali yang mendekatinya, bahkan hampir tiap malam handphonenya terus berdatangan nomor baru. Tetapi tidak pernah di tanggapi Anggi.
"Banyak kan yang deketin lo, tapi nggak lo ladeni?" Itu pernyataan bukan pertanyaan. "Move on sama orang baru, Gi rasanya lebih indah."
"Ih, Najong" Ujar Anggi mulai Risih. Ia berlalu meninggalkan Kevin yang masih di parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA 2 ✓
Novela JuvenilSEKUEL SAGARA Cowok berbadan atletis, berkulit putih dengan pandangan tajam. Kalau dahulu masih bisa tersentuh kini mustahil teraih. Sosok liar dan pemberontak. Tiada hari tanpa berkelahi, cara melampiaskan amarah yang sangat kejam. Siapa yang tidak...