Plis banget dengerin lagunya!!!
- Say Something -Move on itu bukan tentang siapa yang melupakan, tapi tentang siapa yang mengikhlaskan. Kita tidak akan pernah lupa sama orangnya, tapi kita bisa lupa dengan rasanya
•
•- S A G A R A -
***
Sagara kembali di panggil ke ruang kepala sekolah bersama dengan Kevin, wajah keduanya penuh dengan luka. Orang tua mereka di panggil.
"Kenapa kalian berkelahi?" Tanya Pak Anton, kepala sekolah.
Tidak ada yang bersuara baik Sagara juga Kevin. Membuat Pak Anton menghela napas berat.
"Anak bapak dan ibu ini sering sekali berkelahi Pak, dan hari ini yang paling terparah. Saya tidak tau apa yang terjadi kepada mereka" ujar Pak Anton.
Tommy melirik Sagara dengan tajam, merasa malu karena Sagara mencoreng nama baik keluarga. Sementara Papa Kevin, tidak lagi mampu berkata.
"Saya hanya ingin memberitahukan, jika ketahuan sekali lagi mereka berkelahi seperti ini, Pihak sekolah tidak akan memberikan toleransi."
"Jangan DO kami pak" Ujar Kevin, dirinya masih merasa geram. "Kami tidak akan berkelahi lagi di sekolah"
"Baik Kevin, kamu dan Ayah kamu boleh keluar dulu. Saya perlu bicara dengan Sagara dan Ayahnya." ujar Anton.
Begitu Kevin keluar, Tommy berdiri dan langsung menampar Sagara. "Memalukan! apa begini kelakuan kamu di sekolah?!"
"Tom, Udah," Ujar Anton, yang masih saudara sepupu Tommy. "Mereka masih anak anak"
"Memalukan!" Desis Tommy tajam. "Mau jadi apa kamu kalau berkelahi terus Sagara!"
"Jadi tukang selingkuh kayak Papa, Puas!" Ujar Sagara, "Sekarang baru peduli? Kemarin kemarin kemana aja? Saat nggak ada lagi yang mau terusin perusahaan Papa!"
Anton berdiri di belakang Sagara, sadar bila keponakannya itu sedang emosi dan tak bisa di lawan.
"Papa hanya mentingin diri sendiri! Nggak mikirin hidup orang lain, beraninya ngancem, beraninya main jabatan!" Ujar Sagara tanpa jeda.
"SAGARA!" Bentak Tommy, sebagian guru ada yang mendengar perdebatan Ayah dan anak itu.
"Apa!? Bener kan? Siapa lagi yang mau Papa Ancem? Anggi lagi?! Kalau dia nggak jauhin Aku, Aku nggak akan jadi penerus perusahan Papa, gitu kan?!" Lempar Sagara, Tommy membatu.
"Sejak kapan Papa jadi monster? Yang hanya peduli sama Uang, Anak Istri nggak di perhatikan. Cuma bisanya nyakitin orang lain!"
"Sagara, Udah. Kamu Mau kembali ke kelas atau mau pulang?" Tanya Anton, ia kasian melihat keponakannya itu, ia sangat tau kondisi seperti apa yang di hadapi oleh Sagara.
Sagara menyentak tangan Tommy dengan kasar saat pria itu ingin menahannya. Tommy menahan geram hingga tangannya memutih. Lagi lagi karena Anggi!
Sagara memasuki kelasnya dengan cepat, mengambil tasnya, dan berjalan ke meja Anggi. Mengemaskan buku cewek itu dan memasukannya ke dalam tas. Menarik tangan Anggi agar mengikutinya.
Yang melihat itu hanya bisa melongo tak percaya, bahkan guru yang baru saja masuk kelas pun tertegun. Tapi membiarkan saja karena ia pasti tau, Anak muridnya itu perlu waktu untuk menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA 2 ✓
Teen FictionSEKUEL SAGARA Cowok berbadan atletis, berkulit putih dengan pandangan tajam. Kalau dahulu masih bisa tersentuh kini mustahil teraih. Sosok liar dan pemberontak. Tiada hari tanpa berkelahi, cara melampiaskan amarah yang sangat kejam. Siapa yang tidak...