Perhatian!!!
Mengingat besok udah mulai Ujian Akhir Semester, Aku post part ini yaa. Dan akan di post lagi hari jumat 💕 jangan kecewa yaa, mohon mengerti, lovyu✨Selama menunggu update aku tanya dong, di cerita Sagara / Randa / April / Kenan. Tokoh siapa lagi yang mau di ceritain?
Tolong yaaa di jawab, terimakasih. Dan selamat membaca 😘😘😘😘😘
***
Pukul tujuh malam Sagara tiba di depan rumah Anggi. Entah angin apa yang membawanya bisa sampai di sini. Di lihatnya ruang keluarga, lampunya masih menyala. Di ketuknya pintu rumah itu pelan.
Pintu itu terbuka, dan tempat sekali yang membuka pintu adalah Anggi. Cewek itu terkejut bukan main. Penampilannya sekarang sedang mengunakan baju tidur berwarna kuning cerah bergambar minion, tanpa lengan dan celana pendek sepaha.
"Hai." Sapa Sagara pelan. "Sibuk nggak?"
"Hah?" Tanya Anggi, lebih ke terkejutannya.
"Gue mau ngajakin lo jalan, mau?" tanya Sagara, ia bingung harus berkata apa. Dan malah itu yang keluar dari mulutnya.
"Kemana?" Tanya Anggi.
"Kemana aja." jawabnya.
Anggi menatapnya, mencari cari jawaban yang tempat untuk menolak. Tapi saat di lihatnya mata lembut Sagara ia tidak bisa menolak.
"Gue ganti baju dulu," Ujar Anggi. "Mau masuk?"
Sagara menggeleng, "Nggak usah, gue tunggi di sini aja." Ujarnya. "Jangan pakai pakaian terbuka." Pesannya.
***
Motor hitam besar Sagara membelah langit jakarta, menelusuri jejak-jejak malam yang bertabur bintang.
Keduanya masih terdiam di sepanjang perjalanan. Tangan kiri Sagara menjentuh lutut Anggi, membuat cewek itu terkaget.
"Dingin?" Tanya Sagara sambil mengelus lutut Anggi.
"Nggak kok." ujar Anggi.
Andai Sagara dapat melihat wajah merah Anggi sekarang, mungkin ia tidak akan lagi menerka-nerka tentang rasa.
Motor Sagara berhenti di tepi pantai, di bantunya Anggi untuk turun. Agar cewek itu tidak terjatuh. Di bukanya pelan helm yang terpasang di kepala Anggi.
"Yuk." Ujarnya sambil meraih tangan Anggi, menuntunnya untuk mengikuti langkahnya.
Sagara dan Anggi berjalan menyusuri pantai dengan kaki telanjang, menikmati angin malam yang menerpa mereka. Bintang bertabur di langit Angkasa.
Sagara menghentikan langkahnya, dan memilih duduk di atas pasir, di susul Anggi di sampingnya.
"Bokap Nyokap sehat, Gi?" tanya Sagara lembut.
Anggi tersenyum mendengar itu, setidaknya untuk malam ini aja mereka baik baik saja dan tidak meledak ledak.
"Mereka baik." Jawab Anggi. "Om Tante sehat?"
"Ya begitulah." Jawab Sagara. "Kayak biasa."
"Oh gitu..." Anggi tidak tau harus memulai kata dari mana. "Hm, lo sendiri gimana. Baik baik aja kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA 2 ✓
Teen FictionSEKUEL SAGARA Cowok berbadan atletis, berkulit putih dengan pandangan tajam. Kalau dahulu masih bisa tersentuh kini mustahil teraih. Sosok liar dan pemberontak. Tiada hari tanpa berkelahi, cara melampiaskan amarah yang sangat kejam. Siapa yang tidak...