"Kapan lo sadar kalau gue maunya cuma elo?" — Rangga
•
•
"Awalnya gue suka sama lo, tapi lama lama gue jadi ragu. Apa lo serius sama gue? Gue udah kasi kode buat lo nembak tapi lo nya main main, saat gue menjauh lo kejar lagi?" — Shasa•
•"Gue suka Rangga dari kelas sepuluh, tapi gue nggak bermaksud ganggu hubungan lo berdua, walau kadang suka cemburu. Gue masih bisa tahan" — Andin
- S A G A R A -
Terhitung sudah dua bulan, Shasa selalu menghindar bila di tanya perasaannya terhadap Rangga. Apalagi ketika ia sedang berkumpul bersama Andin. Walau di bilang baru berteman waktu kelas dua belas ini. Ia sangat menjaga agar temannya itu tidak marah.
"Sebentar lagi puncaknya Sang Brawijaya, gue nggak sabar" Ujar Ghea dengan semangat saat mereka berada di kantin.
"Dan lo pasti bakalan ikut Modern Dance kan?" Tebak Anggun dengan benar, sudah sangat hafal.
"Lo juga pasti ikutnya itu!" Cetus Ghea, apalagi Anggun ketua cheers, sudah makanannya mengatur koreografi yang bagus.
Sang Brawijaya (Pentas Seni SMA Brawijaya) dimana seluruh murid bersaing untuk mendapatkan gelar Sang Brawijaya, baik gelar kelas atau gelar atas perlombaan itu sendiri. Bukan hanya dari kalangan murid SMA Brawijaya, tapi dari SMA lain juga ada sebagai bintang tamu, juga lomba lomba yang di adakan dengan total hadiah jutaan rupiah. Bukan acara kecil jika sudah menyangkut Kata SANG!
"Lo mau ikut apa, Gi?" Tanya Shasa pada Anggi, saat cewek itu asik mendengarkan perdebatan Ghea dan Anggun.
"Gue?" Tanya Anggi pada Shasa. "Belum tau, nanti aja diskusi sama teman sekelas. Kalau lo sendiri?"
"Gue tiap tahun selalu-" Shasa mengantungkan kalimatnya, seakan tersadar dengan apa yang ingin di ucapkannya.
"Selalu apa?" Kejar Anggi penasaran.
"Oh, Shasa mah tiap tahun selalu Bujang Dara sama Rangga, Gi. Atau kalau lo nggak paham sama Bujang Dara, itu loh tarian berpasangan, tapi nggak nari banyak sisanya nanti di kasi pertanyaan tentang sejarah." jelas Ghea.
Anggi ber-oh ria sambil mengangguk angguk tanda mengerti. Shasa dari tadi melirik ke arah Andin dengan perasaan tidak enak, tapi cewek itu terlihat biasa saja.
"Dan..." Ujar Anggun melanjutkan penjelasan Ghea tadi, "Kali ini Bujang Dara nya di nilai dengan ke romantisan tarian mereka. Itu juga nilai point sama baju Daerah yang akan di pakai"
"Hah? Rangga nanti Joget?" Tanya Anggi dengan keras, membuat orang memperhatikannya, Anggun langsung memukul tangan Anggi.
"Jangan teriak, bisa nggak?!"
Anggi jadi terkekeh geli melihat Anggun melototinya.
"Nggak gitu konsepnya Gi!" Ujar Anggun mulai emosi, "Rangganya nggak nari, tapi Shasanya yang nari seolah olah untuk membuat Rangga terkesima gitu, Rangga cuma ikuti gerakannya Shasa tapi dia nggak nari! Paham nggak sih?"
Melihat Anggi mengangkat alisnya, tanda dia benar benar tidak ngerti, baik Anggun dan Ghea sama sama menghela napas berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA 2 ✓
Teen FictionSEKUEL SAGARA Cowok berbadan atletis, berkulit putih dengan pandangan tajam. Kalau dahulu masih bisa tersentuh kini mustahil teraih. Sosok liar dan pemberontak. Tiada hari tanpa berkelahi, cara melampiaskan amarah yang sangat kejam. Siapa yang tidak...