Siapa yang baca jam segini?
23:48Absen di sini wkwk
Jangan lupa vote dan komen ya.Happy Reading ✨
Barisan panjang milik Sagara itu kembali bergema di penjuru lorong, cowok itu kembali dengan tongkat besi di pundak juga bandana hitam melingkar di kepalanya.
Melihat gema di lorong membuat banyak mata terpengarah, kali pertama lagi melihat itu setelah berminggu minggu tidak ada.
Perang akan terjadi, entah firasat buruk atau tidak, Sagara memimpin di depan, Gerombolannya sangat banyak. Siapapun yang melihat wajah Sagara sekarang pasti setuju. Cowok itu sedang kalap.
Sagara tiba di kelas yang di tujunya, di terjangnya pintu kelas itu dengan kuat hingga mengejutkan seisi kelas.
"Woi! Bangsat! Sini lo!" Ujar Sagara dengan emosi meluap luap. Yang di panggil langsung terkejut melihat Sagara menatapnya garang.
"Ke-kenapa, Bang?" Tanya cowok kelas sebelas itu.
Sagara menghampirinya dengan, lalu menarik kerah baju cowok bernama Anton itu. "Lo kan yang sebarin foto temen temen gue di grup whatsapl? Jawab!"
Foto yang tersebar semalam adalah foto tempat basecame Sagara dan teman temannya. Di mana terlihat salah satu temannya tengah memegang miras dengan menggunakan seragam sekolah.
"Nggak bang, nggak..." Ujar Anton mengigil.
"Gue tanya sekali lagi! Lo yang sebarin?!" Sagara menekan cengkramannya hingga suara cowok itu tercekat.
"Maaf bang, gue nggak tau kalau dia temen lo..."
"Mau dia temen gue mau dia bukan! Itu bukan hak lo." Ujar Sagara tajam, "Sekarang dia di panggil ke ruang kepala sekolah. Lo mau apa untuk bantuin dia!?"
Anton tertegun, Sagara terlihat ingin sekali membunuhnya. Pantas Saja cowok itu kalap.
"Maaf bang maaf..." Anton sampai bersujud di kaki Sagara. Sagara menahan gretakan giginya. Ingin sekali menghajar cowok ini.
"Makanya punya otak itu di pake! Jangan di simpen di lubang pantat!" ujar Akbar dari belakang.
"Maaf bang." ujar Anton lirih.
"Maaf lo nggak bisa ngembaliin keadaan!" Seru Rangga keras.
"Kalau sampai Temen gue di keluarin dari sekolah gara gara elo. Abis lo!" ujar Sagara menekan, di sentaknya Anton yang sujud di kakinya.
"Dan buat lo semua yang ada di sini, tolong banget. Kalau bukan urusan kalian jangan pernah ikut campur." Tekan Sagara, "Kalau lo semua mau hidup lebih lama, jangan senggol temen temen gue. Paham!"
Semua yang mendengar titah penuh kuasa itu langsung menunduk takut. Tidak ada yang bersuara atau menyahuti.
Gerombolan itu lalu bubar saat Sagara memukulkan tongkat besinya ke arah pintu dengan kuat, tersentak kaget juga merinding.
"Anjing!" Umpat Sagara keras yang masih di dengar mereka semua.
***
Tak ada yang bisa di lakukan saat Sang Penguasa itu duduk di Bangku koridor utama, tempat yang biasa di pakai untuk bermain gitar demi menikmati pemandangan segala lapangan. Baik Basket, Voli, Futsal, badminton, semua terlihat.
Baru Saja Sagara dan teman temannya duduk, matanya menyipit melihat Anggi dan Eva berlari ke arah lapangan dengan teriakan Anggi yang melengking.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA 2 ✓
Teen FictionSEKUEL SAGARA Cowok berbadan atletis, berkulit putih dengan pandangan tajam. Kalau dahulu masih bisa tersentuh kini mustahil teraih. Sosok liar dan pemberontak. Tiada hari tanpa berkelahi, cara melampiaskan amarah yang sangat kejam. Siapa yang tidak...