SEKUEL SAGARA
Cowok berbadan atletis, berkulit putih dengan pandangan tajam. Kalau dahulu masih bisa tersentuh kini mustahil teraih. Sosok liar dan pemberontak. Tiada hari tanpa berkelahi, cara melampiaskan amarah yang sangat kejam. Siapa yang tidak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Diary Hitam.
Sampul buku kecil berwarna Hitam itu tersimpan rapi di dalam rak buku. Di atasnya terdapat sebuah foto polaroid dirinya dan Sagara waktu Study Banding antar Sekolah dulu. Anggi mengambil foto itu lalu menatapnya lekat.
"Apa lo masih ingat ini Ga?" Ujar Anggi pada Foto itu. Senyum merkah Anggi saat Sagara merangkul pingangganya, menampilkan sederet gigi putih baik Anggi maupun Sagara.
"Maaf, gue nggak bisa kayak dulu lagi" Ujar Anggi setelah lama menatapnya.
Tok... Tok... Tok...
Pintu kamar Anggi di ketuk, membuat Anggi dengan cepat memasukan foto itu dengan terbalik. Lalu bangkit dari tempat duduknya dan membuka pintu.
Anggun berdiri di depan pintu sambil membawakan segelas coklat panas. Anggi mempersilahkannya masuk.
"Lo lagi ngapain?" Tanya Anggun, "Doyan banget lama lama di kamar"
Anggi terkekeh, lalu berjalan menuju sofa kecil di kamarnya begitu pula Anggun.
"Nggak ngapa-ngapain." ujar Anggi.
"Gimana hubungan lo sama Saga, Gi?" Tanya Anggun.
Seharusnya Anggi tau saat Anggun mengantarkannya coklat panas tadi, pasti topik pembicaraan mereka adalah Cowok itu.
"Nggak gimana gimana, gue udah putus sama dia, jadi nggak terlalu gue pikirin" Ujar Anggi santai.
"Alasan lo putus sama dia dulu, karena lo liat Sagara sama cewek lain di club kan?" Tanya Anggun.
"Kenapa sih lo nanya dua tiga kali, kan lo tau jawabannya." Anggi malas berdebat.
Anggun menatap Anggi, "Gue curiga lo sembunyiin sesuatu, Gi. Gue bisa rasain itu"
Anggi mengibaskan tangannya, "Mulai deh, Gun. Nggak ada beneran. Lagian lo kenapa sih?" Anggi balik bertanya.
"Gue nggak terima aja lo putus sama Sagara." Ujar Anggun jujur.
"Dia berhak dapat yang lebih baik, Gun" Anggi bangkit berdiri dan memilik untuk berbaring di ranjangnya. Melihat itu Anggun pun mengikutinya.
"Omong kosong" Ujar Anggun, "Yang terbaik buat Sagara itu elo bukan orang lain apalagi Eva. Duh nggak banget" Cewek itu jadi heboh sendiri.
"Lo ada masalah sama Eva?" Tanya Anggi mengingat cewek itu.
"Nggak ada, cuma gue nggak suka aja sama tu cewek. Ganjeng banget sumpah pengen gue cekik apalagi liat dia sama Sagara tempo lalu. Pengen gue ihhhh!!" Ujar Anggun hiperbola.
"Yaudahlah, biarin aja" Ujar Anggi "Mungkin Sagara juga suka sama dia"
"Mulai ngaco nih, ya nggak mungkin lah. Semua tau lagi kalau Eva itu piala bergilir. Walau dia nggak se-terkenal gue, tapi dia terkenal di kalangan cowok cowok nakal"
