Entah kenapa aku mikirnya part ini nyesek, aku nggak tau dan aku langsung terpikir lagu ini, nggak tau ya. Kayak nyambung tapi maknanya beda :')
•
•
•Diam Menakutkan
Bergerak Mematikan!
— Sagara Bagaskara Putra —Matanya terus mengawasi dalam diam, di sudut Kantin. Ia duduk bersama teman temannya, Tidak ada satu katapun yang keluar dari bibirnya.
Begitu Eva datang menghampirinya, ia tetap diam. Cewek itu masih belum mengerti bahwa dunia tidak lagi berpihak kepadanya. Rangga merasa dirinya tengah di tepi api, begitu melihat tatapan Sagara. Begitu juga yang lainnya.
"Saga, lo sakit?" Tanya Eva dengan khawatir, cowok itu tidak menoleh kepadanya sama sekali.
"Sagara jawab..." Eva Memaksa. Sagara dengan cepat menatap kearahnya dalam satu detik, Matanya sangat tajam sambil mengeluarkan selembar Foto yang memperlihatkan Eva sedang memberikan uang kepada cowok cowok yang waktu itu mengejar Anggi.
Eva mematung di tempatnya. Tubuhnya tiba tiba mengigil. "Saga?"
"Hebat." hanya itu yang Sagara ucapkan tapi mampu membuat aliran darah Eva berhenti.
"Lo kenapa Va?" Tanya Lucas yang tidak mengerti kasus yang satu ini. "Pucat amat, biasa juga bibir lo merah merona."
"Lipstik lo abis ya?" Tanya Lemos ikut-ikutan.
"Nggak natural ni cantik lo, hokai karena lipstik doang." Ledek Rangga.
Eva masih terdiam sambil meremas foto-foto itu. "Ini..."
"Ngomong tuh yang benar, gagap lo?" Tanya Akbar, hatinya sangat ingin membuat cewek ini malu. Tetapi Sagara terus diam.
Eva benar benar pucat di tempatnya, sampai nafasnya juga tercekat.
Sagara menatapnya, "Balik sekolah, sama gue." ujar Sagara membuat teman temannya terkejut.
Tapi menurut Eva, itu adalah panggilan maut. "Nggak, gue balik sendiri aja." kilah Eva.
Akbar mengangkat alisnya, "Di ajakin balik bareng biasanya lo kesenangan setengah mati."
Eva menggeleng, "Hm, gue balik sendiri aja."
"Gue tunggu di parkiran." Ujar Sagara, cowok itu lalu, berlalu begitu saja. Membuat Eva gemetaran di tempat duduknya.
"Mati gue" Desisnya pelan.
"Mati aja, gue seneng." Ceplos Lemos.
Membuat Rangga tertawa, "Doa lo keren, gue suka."
"Amin-in kalau lo suka." Ujar Lemos, lalu bergaya seolah sedang berdoa. "Ya Tuhan. Semoga nenek sihir di depan saja ini cepat kena karma, ya Tuhan."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA 2 ✓
Teen FictionSEKUEL SAGARA Cowok berbadan atletis, berkulit putih dengan pandangan tajam. Kalau dahulu masih bisa tersentuh kini mustahil teraih. Sosok liar dan pemberontak. Tiada hari tanpa berkelahi, cara melampiaskan amarah yang sangat kejam. Siapa yang tidak...