Kamu jangan seperti senja yang datang membawa kebahagiaan, lalu tiba tiba pergi membawa kesedihan
⭐⭐⭐
Pukul tiga dini hari. Mereka sudah terbangun dan mengantri untuk mandi. Mengapa harus sepagi ini? Karena mereka ingin mengunjungi Punthuk Setumbu untuk melihat sunrise. Mereka sudah siap dan langsung menuju tempat itu. Sebelumnya mereka harus mendaki setinggi 400 meter dibawah permukaan laut, agar sampai keatas sana.
Mereka sangat bersemangat untuk sampai keatas sana. Diatas sana tidak hanya terlihat sunrise tetapi ada juga pemandangan Candi Borobudur, Gunung merapi dan Merbabu. Sesampainya diatas, mereka sangat takjub melihat pemandangan itu. Matahari yang masih malu malu menampakan dirinya, dan langit yang berwarna jingga.
“Wah bagus bangat.” ucap Matahari.
“Iya, ga sia sia gue bangun jam dua.” ucap Pelangi.
“Sumpah gabisa berkata kata.” ucap Bella.
“Lebay.” balas Rain.
“Eh ujan, sirik aja lo.” ucap Bella.
“Berantem teros.” ucap Aurora.
“Jam delapan kita turun ya, langsung ke Candi Prambanan.” ucap Glo dan diangguki oleh semuanya.
Mereka turun dan langsung menuju Candi Prambanan. Menaiki tangga, namun lebih curam dari tangga Borobudur. Karena terlalu banyak yang ingin naik keatas Candi, Carin bertanya pada Pelangi.
“Ngi.” ucap Carin.
“Hmm.”
“Lo tau sejarah Candi Prambanan?” tanya Carin.
“Sedikit.” ucap Pelangi.
“Cerita dong biar ga gabut.” ucap Carin
“Kata orang orang tua, ada seorang putri yang dikutuk jadi babu Candi Prambanan.” ucap Pelangi.
Merasa tertarik, mereka semua mendengarkan perkataan Pelangi.
“Jadi, dulu ada seorang putri yang cantik namanya Roro Jonggrang. Kecantikan itu memikat seorang pangeran untuk meminangnya. Roro Jonggrang mengajukan syarat untuk membangun seribu candi dalam semalam sebagai penolakan halus atas pinangan tersebut. Tapi, Bandung Bondowoso tetap sanggup.”
“Terus Bandung Bondowoso minta bantuan makhluk halus buat mgebangun seribu candi dalam semalam. Pas 999 candi udah berdiri, Roro Jonggrang nyuruh penduduk desa buat nyalain api unggun dan menumbuk padi dengan lesung. Para jin mengira fajar telah tiba lalu lari tunggang langgang. Bandung Bondowoso yang murka atas tipu muslihat Roro Jonggrang mengutuknya menjadi patung batu untuk melengkapi candi ke-1000.”
"Sampai sekarang patung itu masih ada, nanti kita bisa lihat sendiri," lanjut Pelangi.
“Otak lo encer bangat Ngi.” ucap Aurora
“Lo juga Ra.” ucap Pelangi.
“Apalah daya ku yang malas belajar.” ucap Cano.
“Bodoh udah sampe DNA lo mah No.” ucap Lintar.
“Gada orang bodoh. Adanya yang males sama rajin.” ucap Pelangi.
Tak terasa mereka sudah sampai diatas. Sangat indah pemandangan dari atas ini. Aurora mengambil ponselnya dan mengabadikan momen itu.
Rain yang tadinya sedang foto foto bersama Lintar, mengalihkan pandangannya pada Aurora yang duduk sendirian “Kenaa Ra?” tanya Rain.
“Gapapa, gue cuma cape aja.” ucap Aurora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aerglo Auberon
Teen Fiction(Tahap revisi!) "Kamu jangan kaya senja ya, Ra," ucap Glo. "Kenapa?" "Datang membawa kebahagiaan, lalu tiba tiba pergi membawa kesedihan," ujar Glo. "Tapikan senja balik lagi," ucap Aurora. "Yang namanya perpisahan itu gak ada yang indah, Ra," ucap...