Pagi ini, Glo berniat mengajak Aurora untuk berziarah ke makam Rafa. Glo juga mengajak Arzellia, Lilis? Wanita itu tidak bisa ikut karena sedang tidak enak badan. Di sepanjang perjalanan, Glo hanya diam. Tidak ada sedikitpun suara yang keluar dari mulut laki-laki itu.
Aurora sedikit memakluminya. Mungkin Glo mengingat kembali kenangan yang mereka alami sebelun Rafa meninggal. Tidak membutuhkan waktu lama, mereka telah sampai di pemakaman. Glo membeli satu plastik bunga dan beberapa tangkai bunga mawar.
Mereka mencari gundukan tanah milik Rafa. Setelah berhasil menemukannya, Glo segera berjongkok dan mencabuti rumput liar yang tumbuh di tempat peristirahatan Rafa. Glo mengangkat tangannya dan berdoa, Aurora dan Arzellia pun mengikuti Glo.
Glo dan Arzellia mulai menaburkan bunga lalu menaruh bunga mawar di depan batu nisan Rafa. Hening, baik Glo maupun Arzellia belum ada yang membuka suara. Sampai akhirnya suara isakan Arzellia terdengar.
“Pah, Lia kangen banget sama papah. Mamah lagi sakit pah, papah gak mau jagain mamah?” tanya Arzellia walaupun gadis itu tahu, mustahil untuk mendapatkan jawaban dari Rafa.
“Bang Glo juga sering ngelamun pah. Lia coba ngehidupin suasana, tapi gak bisa. Kenapa sih papah harus ninggalin Lia?” Arzellia menangis semakin kencang. Orang-orang yang sedang mengunjungi pemakaman itu menoleh ke arah Arzellia.
“Lia, sebelum berangkat kita udah sepakat kan supaya gak ada air mata?” tanya Glo.
“Lia gak kuat nahan air matanya, Bang,” jawab Arzellia.
“Nanti papah sedih, hapus air mata kamu,” ujar Glo.
Arzellia menurut, ia mengapus air matanya dengan tisue yang diberikan oleh Aurora.
“Pah, terimakasih udah jadi pahlawan yang sangat hebat di dalam hidup Glo. Terimakasih udah bekerja keras demi Glo, Lia, sama mamah. Glo janji bakal kejar cita-cita Glo,” ucap Glo.
Glo memalingkan wajahnya, bersamaan dengan itu, air matanya lolos tanpa ia duga. Glo menghapusnya kasar lalu kembali menatap makan Rafa.
“Gak usah ditahan, Glo. Nangis aja, gapapa ko,” ucap Aurora.
Glo menggelang. “Aku udah janji supaya gak nangisin papah,” kata Glo.
“Glo pulang ya, Pah. Assalamualaikum,” ucap Glo.
Mereka meninggalkan pemakaman dan kembali ke rumah. Sebelum Glo mengantarkan Aurora, Glo mengantarkan Arzellia terlebih dahulu. Karena sebelum berangkat ke makam tadi, Gaza berpesan agar mampir sebentar ke rumahnya. Ada hal penting yang ingin di sampaikan.
⭐⭐⭐⭐
Setibanya di rumah Aurora, Glo segera memasuki rumah itu. Gaza menyambutnya dengan hangat. Glo duduk disofa bersampingan dengan Aurora. Sedangkan Gaza dan Dania duduk di depannya.
“Jadi sekarang Ayah mau ngasih tau, kalau satu minggu lagi ….” Gaza menggantungkan ucapannya.
“Satu minggu lagi kenapa, Yah?” tanya Glo,
“Rara akan ke luar negeri,” ucap Gaza.“Loh, Rara? Rara ngapain Yah di sana?” tanya Aurora.
“Karena kamu akan melakukan operasi ginjal,” sahut Dania.
“YANG BENER YAH?” tanya Aurora tidak percaya.
“Iya dong, masa Papah bohong,” ujar Gaza.
“AAAA SENENG BANGET.” Aurora memeluk Glo.
“Ekhem.” Gaza dan Dania berdehem memperingati.
“Maaf Yah, Bun kelepasan hehe,” ujar Aurora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aerglo Auberon
Teen Fiction(Tahap revisi!) "Kamu jangan kaya senja ya, Ra," ucap Glo. "Kenapa?" "Datang membawa kebahagiaan, lalu tiba tiba pergi membawa kesedihan," ujar Glo. "Tapikan senja balik lagi," ucap Aurora. "Yang namanya perpisahan itu gak ada yang indah, Ra," ucap...