Kalian pasti pernahkan melakukan sesuatu dengan terpaksa? Gimana rasanya? Udah pasti ga enak. Nah itu yang sekarang gue alamin.
⭐⭐⭐⭐
Semua murid SMA GALAXI berkumpul di aula sekolah. Karena ada beberapa hal penting yang akan disampaikan oleh kepala sekolah. Diantaranya; Ujian kelaikan kelas, pembayaran spp, dan pembagian kartu.
“Assalamualaikum, selamat pagi,” ucap Pa Danu.
“Waalaikumsalam, pagi, Pa.” Mereka menjawab dengan kompak dan semangat.
“Seperti yang kalian tau, beberapa hari lagi kita akan mengadakan ujian kenaikan kelas. Siapa disini yang mau naik kelas?” tanya Pa Danu.
“SAYA,” teriak mereka bersamaan.
“Siapa yang mau jadi orang sukses?” tanya Pa Danu lagi.
“SAYA.” Kali ini mereka mengeluarkan semua suaranya.
“Siapa yang mau jadi istri saya?” tanya Pa Danu.
“SAY- yah si Bapa malah bucin,” ucap salah satu siswa.
“Loh saya hanya menawarkan. Lagian ini untuk yang perempuan,” balas Pa Danu.
“Yhaaa sa ae si Bapa,” ucap Awan.
“Kita lanjut ya. Ada beberapa hal yang harus saya sampaikan. Pertama pembayaran spp, ntuk yang belum bayar bulan April-Juni dimohon untuk segera melunaskannya, agar mendapatkan kartu ujian dan bisa mengikuti ujian kenaikan kelas. Yang kedua, sistem ujian kenaikan kelas tahun sekarang sedikit berbeda. Jadi anak kelas sepuluh akan duduk dengan anak kelas sebelas. Paham?” tanya Pa Danu.
“Paham, Pa,” jawab mereka.
“Ada yang ingin bertanya?” tanyanya.
“Sekarang, kembali ke kelas masing-masing. Karena pelajaran segera di mulai.”
“Yah Pa, freeclass kek gitu,” ucap Langit.
“Freeclass aja sendiri,” balas Pa Danu.
“Ga asik Bapa mah.” Langit membuang muka dan melipat tangannya didada.
“Sekian dari saya, wassalamualaiku.” Pa Danu mengakhiri pembicaraannya.
“Waalaikumsalam.”
Mereka semua berhamburan keluar aula dan segera memasuki kelas masing-masing. Saat akan memasuki kelas, Angel dengan sengaja menyelengkat Carin. Alhasil Carin refleks mendorong Aurora hingga membentur ujung meja.
Darah segar mengalir dari kening Aurora. Angel yang melihat itu tersenyum puas. Dan tak lupa memberikan kedipan pada Glo. Karena sangat kesal dengan tingkah Angel, akhirnya Glo menarik ujung rambut Angel dengan kencang.
“Ko kamu kasar?” tanya Angel.
Glo tidak menjawa, ia sibuk membersihkan darah dikening Aurora. Terlihat wajah tidak bersahabat dari mereka semua. Karena kesabarannya sudah habis, mereka segera menyerang Angel dengan kata-katanya.
“Segitu terobsesinya sama Glo?” tanya Rain.
“Ngincer Glo atau hartanya?” tanya Pelangi.
“Bukannya lo punya pacar ya, Ngel?” tanya Bella.
“Teteh jangan jahatin Angel, atau mau rahasia Teteh aku bongkar?” tanya Refa.
“Jangan panggil gue Teteh! Gue ga sudi punya sepupu kaya lo!” bentak Angel.
“Eh santai dong lo!” balas Matahari.
“Ga ada salahnya jadi orang baik, ga cape apa jadi jahat terus?” tanya Cano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aerglo Auberon
Teen Fiction(Tahap revisi!) "Kamu jangan kaya senja ya, Ra," ucap Glo. "Kenapa?" "Datang membawa kebahagiaan, lalu tiba tiba pergi membawa kesedihan," ujar Glo. "Tapikan senja balik lagi," ucap Aurora. "Yang namanya perpisahan itu gak ada yang indah, Ra," ucap...